Mohon tunggu...
Ghian SeptaArdianti
Ghian SeptaArdianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak Muda Berkreasi

Universitas Andalas Anak Muda Berkreasi Sastra Bahasa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan Pemeluk Rindu

6 Maret 2021   19:40 Diperbarui: 6 Maret 2021   19:45 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

By: Ghian Septa Ardianti

Di tengah kesunyian malam

Rintikan hujan deras melanda permukaan

atap istana kecil ku

Angin berhembus menerobos liang liang

kecil dinding istana itu

Hujan turun seperti bak air yang terus mengalir

Menyusuri kepiluan hati yang teriris rindu

Suara dentuman tangis berteriak di malam itu

Tak ku sangka hujan deras itu

memeluk erat kerinduan ku

Dingin malam bercampur pilu 

Tak kuasa aku menahan kesendirian ku

Rintikan hujan yang jatuh

Membasahi permukaan bumi

Menyirami tanaman mati bak hidup

terasa di ulang untuk kedua kali

Teriakan hujan yang semakin deras

hingga ku tak kuasa mendengar kepiluan nya

dari tangisan nya

Baik lah hujan

Ku mohon dengar lah tangisan hati ku

Peluk lah rasa rindu ku

Ucapkan sampai bertemu di lain waktu

                                              Mungka, 05 Maret 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun