Mohon tunggu...
Ghesti Saraswati
Ghesti Saraswati Mohon Tunggu... Ilmuwan - Alumni Fisip UI

Belajar Bersuara Untuk Membangun Bangsa. Cheers

Selanjutnya

Tutup

Money

Tegas, Jokowi Ingin Harga Gas Industri Turun! Bandingkan dengan Negara Tetangga

6 Januari 2020   17:17 Diperbarui: 6 Januari 2020   17:26 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa harga gas industri seharusnya dapat diturunkan, karena sangat penting bagi kepastian industri di Indonesia. Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas perdana tahun 2020 di Istana Merdeka Jakarta dengan tema rapat Ketersediaan Gas untuk Industri, Senin (6/1/2020). Dalam rapat Presiden juga meminta jajarannya untuk segera menyelesaikan persoalan harga gas industri di Indonesia yang masih mahal dibanding negara lain. Sebuah ketegasan yang memang sangat perlu dilakukan agar produk Indonesia dapat bersaing! Mengapa?

1. Gas bukan saja komoditas, di Indonesia gas juga merupakan modal pembangunan. Banyak industri di Indonesia bertumpu pada ketersediaan gas, mulai dari industri pembangkit listrik, industri kimia, industri makanan, industri keramik, industri baja, industri pupuk, hingga industri gelas. Jadi, maju tidaknya produk dari industri tersebut, sangat bergantung terhadap harga gas, semakin murah, maka produk-produk dari industri di Indonesia bisa semakin murah harganya dan dapat bersaing di dunia internasional. Presiden Jokowi sempat membatalkan rencana Kementerian ESDM menaikan harga gas industri pada November 2019.

2. Harga Gas Indonesia Masih Lebih Mahal dibanding Negara Tetangga. Menurut Kementerian ESDM, harga gas industri di Indonesia saat ini, yaitu berkisar antara 8-10 US dollar per British Thermal Unit (MMBTU). Harga tersebut disampaikan tidak pernah naik sejak 2013. Namun, dibandingkan dengan negara tetangga, harga gas industri di Indonesia masih lebih mahal.

Menurut data Kementerian ESDM dan Setkab tahun 2016, harga gas industri di Malaysia hanya 4,47 US Dollar per MMBTU, di Singapura lebih murah lagi, yaitu 4 US Dollar per MMBTU. Sementara itu, harga di Filipina pun hanya 5,43 US dollar per MMBTU. Harga gas di Thailand dan Vietnam pun masih lebih murah, yaitu 7,5 US dollar per MMBTU.

3. Perbaiki Distribusi. Presiden Jokowi menegaskan agar instansi terkait dapat mengatasi persoalan yang membuat harga gas industri Indonesia mahal, padahal produksi gas industri di Indonesia lebih dari cukup. Jokowi meminta infrastruktur yang sifatnya terintegrasi segera dibangun dan diselesaikan agar dapat mengurangi biaya transportasi dan distribusi yang selama ini membuat harga gas industri Indonesia mahal.

Langkah Presiden Jokowi dengan tegas meminta harga gas industri diturunkan perlu diapresiasi, karena itu jelas kebutuhan rakyat! Semakin murah harga gas industri, harga produk Indonesia semakin murah dan dapat bersaing di dunia internasional. Keuntungan ekonomi bagi rakyat Indonesia pun bisa semakin banyak. Maju Terus Indonesiaku!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun