Nilai Tukar Petani Pun Terus Meningkat
Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin, (2/1/2020) baru saja merilis data terkait inflasi tahun 2019 dan juga Nilai Tuka Petani. Pada 2019, untuk pertama kalinya sejak tahun 1999 (tahun 1999 inflasi 2,13%), angka inflasi Indonesia menjadi yang terendah, dan pertama kali pula angka inflasi berada di bawah 3 persen. Inflasi pada 2019 tercatat 2,72%. Inflasi adalah indikator terjadinya kenaikan harga, semakin tinggi inflasi, semakin tinggi kenaikan harga yang terjadi.
Inflasi di Indonesia mengalami penurunan drastis dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2014, inflasi tercatat sebesar 8,36%, pada 2015 inflasi berhasil diturunkan hingga hanya 3,35%. Inflasi pun terus tercatat menurun pada 2018, yaitu 3,13 %, dan terakhir pada 2019 inflasi hanya tercatat sebesar 2,72%. Hal itu menunjukkan pemerintahan Jokowi berhasil dengan baik mengendalikan harga-harga kebutuhan masyarakat.
Kepala BPS Suhariyanto menyampaikan, keberhasilan pemerintah mengendalikan inflasi di tahun 2019 penyebab utamanya adalah keberhasilan mengendalikan harga beras. Ketersediaan beras yang cukup membuat harga beras tidak melambung, melambungnya harga beras adalah faktor terbesar yang mempengaruhi inflasi.
Selain inflasi yang terendah sejak tahun 1999, pada tahun 2019 pemerintah Indonesia juga berhasil meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP) menjadi 104,46. Angka tersebut lebih tinggi dibanding angka NTP dua tahun terakhir, yaitu 103,16 pada tahun 2018, dan 103,06 pada tahun 2017. NTP merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan petani. Semakin angka NTP tinggi, maka semakin sejahtera petani.
Melihat fakta inflasi yang terendah pada 2019 di mana dipahami harga-harga kebutuhan masyarakat dapat terkendali dan di saat yang bersamaan tingkat kesejahteraan petani pun meningkat, kita dapat melihat perekonomian Indonesia di bawah pemerintahan Jokowi baik-baik saja, tidak heran banyak negara di dunia yang optimis melihat perkembangan ekonomi di Indonesia. Maju Terus Indonesiaku!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H