Mohon tunggu...
Ghea Oryza
Ghea Oryza Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hai! aku ghea mahasiswa politeknik pariwisata medan prodi destinasi pariwisata

Selanjutnya

Tutup

Trip

Pura Ulun Danu Beratan sebagai Daya Tarik (DWT) Desa Candikuning Kabupaten Tabanan

5 Desember 2023   11:30 Diperbarui: 5 Desember 2023   11:39 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar pinterest

Mengapa pura ulun danu dijadikan sebagai daya tarik wisata ?

Pura Ulun Danu Beratan  memiliki keunikan karena salah satu bagian Pura berada di tengah danau Beratan memberi pesona daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Danau yang oleh orang Bali sesungguhnya sangat disakralkan sebab dianggap sebagai sumber pemberi kemakmuran dalam kehidupan. Pura Ulun Danu Beratan dan danau Beratan ternyata tidak luput dari kegiatan-kegiatan pariwisata bahkan pesona kedua tempat wisata ini rupanya cukup banyak menarik minat dan perhatian para wisatawan lokal, domestik dan mancanegara. Selain itu bedugul adalah kawasan dataran tinggi di sisi paling utara dari Kabupaten Tabanan yang menjadi pusat pariwisata Bali. Daerah ini dikenal memiliki udara yang sejuk, areal persawahan berundak, serta tiga danau besar; yaitu Beratan, Buyan, dan Tamblingan. Masing-masing danau ini berperan vital bagi kehidupan masyarakat sehingga memiliki posisi penting secara spiritual sesuai ajaran Hindu yang dianut masyarakat Bali. Karena itulah, di masing-masing danau ini, berdiri pura khusus yang disebut Pura Ulun Danu. Salah satu di antara tiga pura yang dianggap memiliki arti paling penting serta sejarah panjang adalah Pura Ulun Danu Beratan.

Secara harfiah, "pura ulun danu" berarti di pura di atas danau dan dapat dijabarkan sebagai pura yang didirikan sebagai tempat pemujaan terhadap Sang Hyang Widhi Wasa dan dewa-dewa pemelihara suatu danau. Beberapa lontar menyebutkan Pura Ulun Danu Beratan menjadi tempat pemujaan kepada Sang Hyang Widhi dalam prabawanya sebagai Dewa Kemakmuran. Pura ini juga berfungsi sebagai tempat pemujaan dewi yang bersemayam di Danau Beratan, yaitu Dewi Laksmi -- yang merupakan dewi kesuburan dan keindahan. Selain itu, keberadaan Danau Beratan sebagai sumber air bagi irigasi pertanian untuk areal sekitar membuatnya menyandang status Pura Kahyangan Jagat, yaitu pura umum tempat persembahyangan umat Hindu dari lintas daerah, golongan, dan profesi.

Daya tarik utama dari kompleks pura ini tak lain adalah Pelinggih Telengin Segara yang berwujud meru bertumpang 11 dan Pelinggih Lingga Ulun Danu yang berwujud meru bertumpang tiga. Posisi serta latar panorama alam yang mengelilingi kedua bangunan suci ini membuatnya memiliki nilai estetika tinggi untuk diabadikan. Hal inilah yang mendorong pemerintah setempat untuk mengabadikan daya tarik wisata Bedugul ini dalam uang pecahan lima puluh ribu rupiah. 

Selain berfungsi sebagai tempat pemujaan diwujudkan dengan keberadaan beberapa bangunan pemujaan/pelinggih. Di antara pelinggih tersebut, terdapat dua bangunan -- yaitu Palebahan Pura Tengahing Segara dan Palebahan Palinggih Lingga Petak/Ulun Danu yang posisinya menjorok ke tengah danau. Posisi yang unik dari kedua bangunan suci ini jarang ditemui di pura ulun danu yang didirikan di danau-danau lainnya di Bali. Hal ini membuat kedua bangunan suci di tengah Danau Beratan ini tidak saja memiliki nilai secara spiritual tetapi juga nilai keindahan yang tinggi. 

Perkembangan pariwisata di Bali yang begitu pesat diakibatkan Bali memiliki panorama keindahan alam yang luar biasa. Keindahan alam yang menyebabkan para wisatawan tidak bosan-bosannya berkunjung ke Desa Candikuning menawarkan keindahan alam danau dan perbukitan yaitu keindahan Danau Beratan. Danau Beratan memiliki keindahan ke khasan sendiri tidak ada duannya di Bali dan Indonesia pada umumnya. Keindahan Ulun Danu Beratan sebagai objek wisata di balut dengan udara yang dingin serta keindahan perbukitan yang ada disekelilingnya.

Sebagai daya tarik budaya peninggalan kerajaan mengwi I Gusti Agung Putu pada tahun Saka 1556 hingga sekarang pura ulundanu masih bisa dinikmati oleh masyarakat Desa Candikuning dalam bentuk komplek Pura Ulun danu Beratan. Pura Ulun Danu Beratan salah satu dari Sembilan Pura Kahyangan Jagad yang ada di Pulau Bali yang membuatnya Pura sangat penting di Pulau Bali. 

Pura Ulun Danu Beratan memiliki lima koplek Pura dan satu buah Stupa Buda. Keindahan Pura Ulun danu beratan merupakan bagian dari wujud kebudayaan sebagai bentuk warisan zaman dahulu dalam perkembangan kehidupan manusia, merupakan salah satu daya tarik wisata yang dicari oleh orang orang. 

Pemanfaatan Pura Ulun Danu Beratan dan danau Beratan sebagai objek wisata budaya jika dikaitkan dengan pemikiran di atas semestinya mendapat pertimbangan yang lebih mendalam mengenai untung ruginya bagi budaya Bali dan agama Hindu serta untuk desa adat/pakraman Candikuning. 

Pura dan danau oleh orang Bali selama ini dipandang sebagai tempat suci yang disakralkan yang pada mulanya hanya bisa dikunjungi oleh mereka yang melaksanakan pemujaan atau persembahyangan pada Ida Bhatara yang berstana di Pura tersebut untuk kepentingan memohon keselamatan atau yang lainnya. Namun setelah Pura Ulun Danu di buka untuk tujuan pariwisata, tentu mengubah pandangan umat yang dulu disakralkan kini sudah menjadi profan, walaupun beberapa aturan adat dan keagamaan dikenakan kepada wisatawan yang ingin masuk ke dalam Pura, tetap saja membawa pergeseran nilai hingga memberi manfaat bagi masyarakat setempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun