Mohon tunggu...
ghea adasta
ghea adasta Mohon Tunggu... -

andaikan otak saya seperti spons yang menyerap segala ilmu yang kadang datang tanpa permisi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

65 Tahun Indonesia Merdeka

17 Agustus 2010   14:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:57 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

tepat hari ini 65 tahun yang lalu, jika saya memposisikan diri saya sebagai insan yang berdiri tegak, mendongakan kepala ke arah tiang bambu yang dipancangkan di tanah dengan kibaran kain merah putih, mata yang nanar merasakan terik matahari yang memproduksi panas yang juga dirasakan hati para bangsa indonesia yang sedang dihangatkan hatinya oleh perjuangan bangsa atas merdekanya negara yang baru lahir. sontak semua orang bersorak sorai gembira dengan kelegaaan yang bercampur haru biru mengajak alam semesta untuk berkonspirasi dalam gegap gempita ini.

sayangnya saya bukang yang ada di barisan depan dalam upacara pengibaran bendera dalam rangka kemerdekaan Indonesia 65 tahun lalu. sayapun tidak merasakan gegap gempita yang sama dengan apa yang dirasakan apabila saya ada disana 65 tahun lalu. tidak apalah. toh saya dan generasi pemuda sekarang masih bisa memerdekakan kembali Indonesia dalam kemerdekaan-kemerdekaan Indonesia selanjutnya.

dibilang Indonesia merdeka dari penjajahan belanda, jepang,dan negara kolonialisme lainnya, saya yakin memang kita merdeka, tapi dari penjajahan akan rendahnya etos kerja, kurangnya kemandirian, dan berpalingnya tujuan pancasila, saya kira belum. mengapa? mungkin mental terjajah masih melekat kuat. bangsa yang pemalas, tidak mau bekerja keras dan mau enaknya saja. ah tapi tidak semua orang begitu kan? bukalah mata kita lebar lebar, masih ada yang bisa dibanggakan dari Indonesia.

merdeka berarti mandiri. tidak bergantung pada pihak apapun.

kenyataan mungkin berkata lain, bangsa ini sudah menjadi budak kapitalisme pihak pihak yang dengan mudahnya melihat peluang dalam rakyat Indonesia yang konsumeris. dari lahirnya seorang anak, iapun sudah jadi budak kapitalis. bukan hanya itu, penjajah juga datang dari bangsa kita sendiri, lihat budaya korupsi, kolusi, nepotisme. tumbuh menggurita di berbagai aspek. (mungkin saya juga pernah korupsi dengan menyontek jawaban teman saya ujian, korupsi artinya mengambil hak yang bukan milik kita bukan?). sikap yang tak mau bekerja keras tetapi mendapatkan lebih, yang menimbulkan budaya kkn. saya tak tahu mengapa namun seringkali budaya inilah yang menjerumuskan kita pada perang-perang antarmasyarakat Indonesia.  kemudian kurangnya media literacy masyarakat akan informasi yang diserap, sehingga masyarakat tidak mencek dan ricek apa yang diterimanya. pasrah mungkin kata yang tepat untuk melambangkan masyarakat yang dominan di Indonesia. pasrah jika ia miskin, pasrah jika ia gagal, pasrah jika ia tertindas, pasrah dan tidak melawan. agama memang menyuruh kita untuk pasrah apabila kita sudah berusaha sekeras mungkin mengerahkan seluruh kapasitas yang kita miliki untuk mencapai sesuatu barulah menyerahkan hasilnya pada Tuhan. belum berusaha tapi sudah pasrah duluan kan aneh.

bukannya pesimis, saya hanya melihat keadaan sekitar. memang bukan hal yang baik, tapi alangkah baik kalau kita mulai dari sekarang merubah pola pikir kita akan memerdekakan kembali bangsa indonesia menjadi bangsa yang benar benar mandiri. kita masih mampu dan pasti mampu mengubah bangsa ke arah yang lebih baik, para pejuang saja bisa. mengapa kami tidak? toh apa bedanya kan sama sama berjuang mengusir penjajah, bedanya sekarang tidak lagi menghunuskan bambu runcing, tapi dengan prestasi, kerja keras untuk mengabdi pada bangsa.

saya ingin menjadi orang Indonesia betulan. bangsa yang selalu semangat melawan apabila tanah airnya dijajah, yang selalu rela berkorban apabila haknya diinjak-injak. yang selalu bertakwa pada Tuhan dalam keadaan apapun. bangsa yang selalu memiliki pikiran jernih dan semangat membara dalam mengerjakan sesuatu.

tidakkah pantas apabila bangsa tersebut dibilang merdeka?

tulisan ini hanya perwujudan dari pemikiran saya yang peduli akan kemerdekaan bangsa Indonesia. kita sudah merdeka, tetapi pintu kemerdekaan ada banyak, mengapa kita tidak bergerak dan membuka pintu-pintu tersebut sekarang dan alhasil bangsa Indonesia merdeka seutuhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun