Mohon tunggu...
ghazali
ghazali Mohon Tunggu... Jurnalis - Santri asal Situbondo. Admin web Sayasantri.com dan Redaksi annajahsidogiri.id

Santri asal Situbondo. Admin web Sayasantri.com dan Redaksi annajahsidogiri.id

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ini Alasan Wahabi Mengatakan Wayang Haram (Viral)

18 Februari 2022   10:03 Diperbarui: 18 Februari 2022   10:19 1508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salaf satu thubnil di website saya yang membahas Ustaz Yazid Jawaz

Beberapa waktu ini trending topik tentang wayang, yang kata seorang ustaz, hukumnya haram. Oke, sekarang kita akan membahas tentang topik ini. Nabum, saya bukan hendak membahas hukumnya, melainkan hendak membahas apa alasan dai konang itu mengatakan wayang hukumnya haram.

Jadi gini, ekhem... Jemaah kompasianer tentu pernah dong istilah Salafi-Wahabi? Yah komunitas yang baru-baru ini muncul ke permukaan bumi dengan menggaungkan kaliamt "Memurnikan Aqidah Salaf". Katanya sih memurnikan, taunya malah suka membidahkan, bahkan mensyirikkan amaliah NU (Aswaja). 

Kalian tau ga, asal-usul munculnya Wahabi? Berikut kami jelaskan sekilas agar pembahasan lebih mudah dipaham.

Serba-Serbi Wahabi

Nama Wahabi sebenarnya dinisbatkan pada Muhammad bin Abdul Wahhab, yang lahir pada abad ke-17 M di Najd. Dia banyak menyebarkan paham-paham baru, yang tentu, tidak sesuai dengan apa yang telah diterapkan ulama salaf. Mari kita ambil satu contoh perihal sifat Allah.

Tentu Anda tahu kan dengan sifat Allah yang berbunyi Mukhalafatun lil-Hawaditasi (berbeda dengan makhluknya). Bahkan pas ane masih cilik, udah sering nyenandungin nama-nama sifat Allah. "Wujud, Qidam, Baqa.... Mukhalafatuhu lil-hawaditsi... Qiyamuhu binafsihi. Wahdaniyah, Qudrah, Iradah...... DST" Bagi yang blom tau lagunya, bisa cek di sini: https://www.youtube.com/watch?v=JCr_GV5TGuA.

Nah, lanjut. Muhammad bin Abdul Wahhab beserta pengikutnya (yang berikut kita pakai nama Wahabi), ternyata tidak paham dengan sifat Allah yang satu ini. Bayangkan ni ya... Wahabi mengatakan bahwa Allah itu bertempat di arsy atau gampangnya langit. Ia berdalil pada surah Taha ayat 5.

Tentu hal ini ga masuk akal dong. Allah kan berbeda dengan makhluknya (Mukhalafatun lil Hawadits). Namun jika Allah singgah di langit, berarti Allah memiliki tempat. Jika Allah memiliki tempat, berarti Allah butuh pada sesuatu yang baru; tempat. Jika Allah butuh pada sesuatu yang baru berarti Allah makhluk. Kesimpulannya -jika mengikuti paham Wahabi- Allah adalah makhluk. Na'udzubillahi min Dzalika.

Tentu jika Anda mengikuti paham Wahabi, bisa berakibat menyerupakan Allah dengan makhluknya. Dan ini bisa berakibat kufur. Sebab ada nas dalam al-Quran: ( ).

Bahkan sejarahnya, Pendiri Wahabi ini, banyak mendapat kontra dari para ulama sezamannya. Tak perlu jauh-jauh, saudara sekandungnya pun, Syekh Sulaiman bin Abdul Wahhab, sangat kontra dengannya. Tak tanggung-tanggung, Syekh Sulaiman sampai membuat dua kitab khusus yang menolak pahamnya saudaranya sendiri, Muhammad bin Abdul Wahhab. Judul kitabnya adalah ash-Shawaiq al-Ilahiyah fi ar-Raddi 'ala Muhammad ibni Abdul Wahhab dan Fashlul al-Khitab  fi ar-Raddi 'ala Muhammad ibni Abdul Wahhab

Alasan Wahabi Mengharamkan Wayang

Entah, saya belum cek video aslinya. Sebab karena ada keterbatasan ......................... Yang Anda tahu sendirilah.. Tapi setidaknya, melihat perkembangan Wahabi dari tahun ke tahun yang sangat suka membidahkan amaliah NU bahkan mensyirikkan pelakunya, apa yang mereka lakukan itu sebab keyakinan Tauhid mereka; Uluhiyah, Rububiyah dan Asma' was-sifat. Bagi yang belum tahu apa ketiganya itu, bisa baca artikel kawan ane yang ini, ini dan ini.

Jadi Wahabi meyakini bahwa meminta bantuan pada selain Allah dalam keagamaan hukumnya syirik. Maka tawasul, tabarruk, tahlilan, maulid Nabi, Mitonan dll dari tradisi NU mereka anggap syirik. Karena memanfaatkan media yang berupa ulama, misalnya, ketika bertawasul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun