Mohon tunggu...
Ghassani Zatil Iman
Ghassani Zatil Iman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Just a girl who loves to write about everything

Selanjutnya

Tutup

Games Pilihan

Omori dan Perjalanan Mengembara Fugue Disosiatif

23 Oktober 2023   12:38 Diperbarui: 23 Oktober 2023   13:27 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Omori (catharsisofsoul.medium.com)

Pengalaman traumatis yang dialami oleh seseorang dapat menimbulkan efek yang berbeda-beda. Mulai dari PTSD, depresi, gangguan cemas hingga fugue disosiatif. Gangguan disosiatif sendiri adalah kondisi yang melibatkan gangguan memori, kesadaran, identitas, ataupun persepsi. Orang dengan gangguan disosiatif menggunakan disosiasi sebagai mekanisme pertahanan, secara patologis dan tanpa sengaja.

Menurut DSM-V dari American Psychiatric Association, terdapat beberapa jenis gangguan disosiatif. Yang pertama adalah gangguan identitas disosiatif, yaitu pergantian dua atau lebih keadaan kepribadian yang berbeda. Dalam kasus ekstrim, kepribadian asli sang pribadi tidak menyadari adanya kepribadian lainnya. Kemudian ada amnesia disosiatif, yaitu hilangnya ingatan, khususnya ingatan episodik, yang biasanya sebagai reaksi terhadap peristiwa traumatis atau stres.

Selanjutnya gangguan depersonalisasi-derealisasi, yaitu periode pelepasan dari diri sendiri atau lingkungan sekitar. Dimana seseorang dapat merasa bahwa dirinya tidaklah nyata atau lingkungan sekitarnya tidaklah nyata. Adapun kategori gangguan disosiatif yang tidak ditentukan. Yang kemudian dibagi menjadi dua diagnosis: gangguan disosiatif spesifik lainnya dan gangguan disosiatif tidak spesifik. Kategori ini digunakan untuk bentuk disosiasi patologis yang tidak sepenuhnya memenuhi kriteria gangguan disosiatif lain yang ditentukan; atau jika kategori yang benar belum ditentukan; atau kelainan ini bersifat sementara.

Fugue disosiatif sendiri tadinya merupakan kategori gangguan disosiatif tersendiri, yang kemudian sekarang masuk kedalam kategori amnesia disosiatif. Istilah fugue sendiri berasal dari kata Latin yang berarti melarikan diri. Gangguan ini merupakan fenomena kejiwaan yang ditandai dengan amnesia reversibel terhadap identitas seseorang, termasuk ingatan, kepribadian, maupun karakteristik pengidentifikasi individualitas lainnya.

Sementara itu, menurut DSM-IV, fugue disosiatif ditandai dengan perjalanan tiba-tiba dan tak terduga jauh dari rumah atau tempat kerja biasa, disertai dengan ketidakmampuan mengingat masa lalu, kebingungan tentang identitas pribadi, atau asumsi bahwa dirinya merupakan identitas baru. Keadaan ini dapat berlangsung selama berhari-hari, berbulan-bulan, atau lebih lama. Fugue disosiatif biasanya juga melibatkan perjalanan ke suatu tempat yang bahkan tidak diketahui oleh sang penderita atau pengembaraan yang tidak direncanakan.

Omori merupakan sebuah game yang dirilis pada tahun 2020 dan dikembangkan oleh studio game indie Omocat. Bercerita mengenai Sunny, seorang remaja hikikomori yang hidup di dunia yang diciptakan oleh dirinya sendiri yaitu 'Headspace' dan 'Faraway Town' dimana dirinya berperan sebagai sebuah identitas baru, yaitu 'Omori'. 

Kejadian dimana Sunny melupakan dirinya sendiri dan membuat identitas baru ini tak lain dan tak bukan dikarenakan adanya trauma yang tidak bisa dilupakan oleh dirinya. Dengan visual yang penuh dengan warna-warni cerah serta penggambaran karakter yang imut, kita tidak pernah menyangka bahwa cerita yang dibawakan oleh game ini bisa menjadi begitu dalam, dan trauma yang dialami Sunny pun tidak kalah kelam dari monster-monster yang akan ditemui oleh kelompok persahabatannya ini selama perjalanan dalam game.

Ketidaksengajaan yang melibatnya meninggalnya sang kakak tercinta, membuat Sunny pun tanpa disadari melindungi dirinya sendiri dengan cara meninggalkan identitas lamanya dan bangkit lagi sebagai Omori dan membuat seolah olah dirinya tinggal di dunia yang berbeda dengan dunianya saat ini. Visualisasi Omori yang lebih kecil dibanding usia sebetulnya Sunny pun mengisyaratkan bahwasanya Sunny tidak pernah lepas dari trauma yang dialaminya saat itu.

Tidak hanya menggambarkan fugue disosiatif, namun kejadian karakter-karakter lain dalam game ini pun sesungguhnya merepresentasikan five stages of grief atau lima tahapan ketika seseorang berduka. Sunny ada pada tahapan denial, dimana ia memutuskan untuk menjadi seorang hikikomori dan mengidap fugue disosiatif. 

Aubrey ada pada tahapan anger, dimana setelah kematian Mari, ia kerap menjauhkan diri dari orang lain dan kerap menjadi seorang pembangkang. Basil ada dalam tahapan bargaining, ia sedih akan kehilangan Mari, namun dalam saat yang sama ia pun kerap meyakinkan dirinya sendiri bahwa segalanya akan baik-baik saja, ia pun kerap menyalahkan dirinya sendiri, karena selain Sunny, hanya ialah yang tau apa yang sebenarnya terjadi pada Mari.

Sementara itu, Hero ada pada tahap depresi, ia dan Mari adalah yang paling tertua dalam kelompok dan ia adalah orang yang paling dekat dengan Mari setelah Sunny, ia menyalahkan dirinya sendiri karena merasa tidak bisa mencegah kematian Mari yang ia kira adalah akibat bunuh diri. Bahkan hingga terakhir pun, ia adalah satu-satunya yang masih belum mampu untuk melihat makam Mari secara langsung. 

Terakhir, Kel mewakili tahapan acceptance. Ia adalah satu-satunya yang masih berpikiran positif setelah kematian Mari, ia juga merupakan satu-satunya yang tetap berusaha untuk menghibur teman-temannya yang lain. Tahapan-tahapan yang direpresentasikan oleh para karakter ini menjadi contoh bahwa setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk menerima sebuah kabar buruk ataupun kabar duka.

Fugue disosiatif yang diderita oleh Sunny dapat diobati dengan berbagai cara. Upaya pengobatan sering kali berkisar pada upaya untuk menemukan peristiwa traumatis apa yang menyebabkan terjadinya amnesia, saat zaman Perang Dunia II, barbiturate seringkali dijadikan sebagai obat, yang kini diganti dengan golongan benzodiazepine. Hipnosis juga populer sebagai sarana untuk memperoleh informasi dari orang-orang tentang pengalaman yang menjadi trauma dari sang pasien. Namun, dalam banyak kasus, pasien ditemukan pulih secara spontan dari amnesianya dengan sendirinya sehingga tidak diperlukan pengobatan.

Sama dengan akhir dari game Omori, kita sebagai seseorang yang pernah terkena trauma pastinya dihadapkan oleh dua pilihan. Yaitu terus berlarut-larut dalam kesedihan serta menyalahkan diri sendiri dan menerima apa yang terjadi serta terus melanjutkan kehidupan. Memang sulit untuk bangkit dari pengalaman traumatis dan setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk menghadapi kesedihan, namun tidak pernah ada kata terlambat untuk bangkit dan kembali menjalani hari seperti sedia kala. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Pusat Pelayanan Kesehatan Jiwa dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun