Sementara itu, Hero ada pada tahap depresi, ia dan Mari adalah yang paling tertua dalam kelompok dan ia adalah orang yang paling dekat dengan Mari setelah Sunny, ia menyalahkan dirinya sendiri karena merasa tidak bisa mencegah kematian Mari yang ia kira adalah akibat bunuh diri. Bahkan hingga terakhir pun, ia adalah satu-satunya yang masih belum mampu untuk melihat makam Mari secara langsung.Â
Terakhir, Kel mewakili tahapan acceptance. Ia adalah satu-satunya yang masih berpikiran positif setelah kematian Mari, ia juga merupakan satu-satunya yang tetap berusaha untuk menghibur teman-temannya yang lain. Tahapan-tahapan yang direpresentasikan oleh para karakter ini menjadi contoh bahwa setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk menerima sebuah kabar buruk ataupun kabar duka.
Fugue disosiatif yang diderita oleh Sunny dapat diobati dengan berbagai cara. Upaya pengobatan sering kali berkisar pada upaya untuk menemukan peristiwa traumatis apa yang menyebabkan terjadinya amnesia, saat zaman Perang Dunia II, barbiturate seringkali dijadikan sebagai obat, yang kini diganti dengan golongan benzodiazepine. Hipnosis juga populer sebagai sarana untuk memperoleh informasi dari orang-orang tentang pengalaman yang menjadi trauma dari sang pasien. Namun, dalam banyak kasus, pasien ditemukan pulih secara spontan dari amnesianya dengan sendirinya sehingga tidak diperlukan pengobatan.
Sama dengan akhir dari game Omori, kita sebagai seseorang yang pernah terkena trauma pastinya dihadapkan oleh dua pilihan. Yaitu terus berlarut-larut dalam kesedihan serta menyalahkan diri sendiri dan menerima apa yang terjadi serta terus melanjutkan kehidupan. Memang sulit untuk bangkit dari pengalaman traumatis dan setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk menghadapi kesedihan, namun tidak pernah ada kata terlambat untuk bangkit dan kembali menjalani hari seperti sedia kala. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Pusat Pelayanan Kesehatan Jiwa dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H