Proses menuju pendewasaan yang digali lewat Lady Bird dan penempatan diri dalam kehidupan yang digali oleh Little Women, semua tema itu ditutup dengan film ketiga Greta Gerwig yang juga menceritakan mengenai perjalanan kehidupan seorang wanita, yaitu Barbie (2023). Jangan salah mengira bahwa film ini hanyalah mengenai mainan atau dunia fantasi belaka, Barbie menceritakan mengenai patriarki sosial, toxic masculinity, mental health hingga existential crisis.Â
Â
Existential crisis adalah kondisi saat seseorang bertanya-tanya terkait keberadaan mereka dalam hidup, mereka bertanya-tanya apakah penting bagi diri mereka untuk berada dalam kehidupan ini, mereka tidak ingin bunuh diri namun mereka tidak ingin ada di dunia ini. Existential crisis juga merupakan konflik batin yang ditandai dengan kesan bahwa hidup kurang bermakna atau kebingungan mengenai identitas pribadi. Existential crisis bisa dialami oleh siapapun, namun paling umum dialami oleh usia dewasa.
Existential crisis biasanya dibarengi dengan perasaan cemas dan stress, bahkan hingga ke depresi. Berbagai aspek yang terkait dengan existential crisis terkadang dibagi menjadi komponen emosional, kognitif, dan perilaku. Komponen emosional berkaitan dengan perasaan, seperti rasa sakit emosional, keputusasaan, ketidakberdayaan, rasa bersalah, kecemasan, dan kesepian. Komponen kognitif meliputi ketidakbermaknaan dan hilangnya nilai-nilai pribadi. Secara perilaku, existential crisis sering kali terwujud dalam bentuk kecanduan, perilaku anti-sosial, dan kompulsif.
Kecemasan Barbie akan dirinya dan lingkungan di sekitarnya yang tiba-tiba berubah serta segala tekanan yang diberikan oleh publik kepada wanita menyebabkan dirinya mulai mempertanyakan, siapakah dirinya sebetulnya? Apakah fungsi dari adanya kehidupan? Dan mengapa dirinya masih ada hingga kini. Seperti kata-kata yang dilontarkan oleh karakter Gloria.
"It is literally impossible to be a woman. You are so beautiful, and so smart, and it kills me that you don't think you're good enough. Like, we have to always be extraordinary, but somehow we're always doing it wrong."
"You have to be thin, but not too thin. And you can never say you want to be thin. You have to say you want to be healthy, but also you have to be thin. You have to have money, but you can't ask for money because that's crass. You have to be a boss, but you can't be mean. You have to lead, but you can't squash other people's ideas. You're supposed to love being a mother, but don't talk about your kids all the damn time. You have to be a career woman, but also always be looking out for other people. You have to answer for men's bad behavior, which is insane, but if you point that out, you're accused of complaining."
"You're supposed to stay pretty for men, but not so pretty that you tempt them too much or that you threaten other women because you're supposed to be a part of the sisterhood. But always stand out and always be grateful. But never forget that the system is rigged. So find a way to acknowledge that but also always be grateful. You have to never get old, never be rude, never show off, never be selfish, never fall down, never fail, never show fear, never get out of line. It's too hard! It's too contradictory and nobody gives you a medal or says thank you! And it turns out in fact that not only are you doing everything wrong, but also everything is your fault."
"I'm just so tired of watching myself and every single other woman tie herself into knots so that people will like us. And if all of that is also true for a doll just representing women, then I don't even know."
Sebagai wanita kita dituntut untuk menjadi sosok yang sempurna. Sosok yang harus lembut, namun juga harus kuat pada saat yang bersamaan. Sosok yang pintar, namun juga harus tahu bagaimana cara menempatkan diri di saat yang bersamaan. Sosok yang cantik, namun juga tidak boleh membuat perempuan lain menjadi rendah diri terhadap kita. Namun pada akhirnya Barbie pun menyadari bahwa manusia tidak harus menjadi sempurna untuk ada di dunia ini. Semua orang setara. Dan kita sebagai wanita pun tidak harus menjadi sosok yang sempurna untuk dapat menginspirasi orang lain. Semua orang, termasuk wanita didalamnya, memiliki perannya masing-masing dalam hidup.