Bayangkan suatu hari kalian terbangun dengan kondisi tidak dapat merasakan apa-apa. Tidak dapat merasakan perasaan senang, tidak dapat merasakan bahaya, tidak dapat merasakan perasaan sedih, bahkan tidak bisa merasakan rasa panas ataupun dingin. Tidak hanya suasana hati kalian, namun seluruh tubuh hingga organ kalian merasa mati rasa. Kalian merasa bahwa apa yang terjadi di sekitar kalian tidaklah nyata dan bahkan kalian juga dapat merasa bahwa diri kalian tidak nyata dan selama ini kalian hanyalah mengamati diri kalian sendiri dari luar.
Begitulah yang dirasakan oleh karakter utama Mae Borowski dalam game besutan Infinite Fall, Night In The Woods (2017). Menurut Mayoclinic, Gangguan depersonalisasi-derealisasi terjadi ketika kita secara terus-menerus atau berulang kali merasa bahwa sedang mengamati diri sendiri dari luar tubuh (depersonalisasi) atau kita merasa bahwa hal-hal di sekitar kita tidaklah nyata (derealisasi). Gangguan epersonalisasi maupun derealisasi dapat muncul salah satu ataupun keduanya.
Perasaan depersonalisasi dan derealisasi bisa sangat mengganggu dan mungkin terasa seperti hidup dalam mimpi ataupun dalam film seperti yang diutarakan dalam DSM IV.
Gangguan ini lebih sering terjadi pada orang yang pernah mengalami pengalaman traumatis. Gangguan depersonalisasi-derealisasi sendiri bisa parah dan dapat mengganggu hubungan, pekerjaan, dan aktivitas sehari-hari lainnya. Penyebab pasti dari gangguan ini belum diketahui, namun ada beberapa hal yang dapat menjadi faktor risikonya.
Antara lain adalah trauma berat baik yang dialami saat kecil hingga usia dewasa, stress berat, depresi dan ansietas, penggunaan obat-obatan terlarang, hingga ciri-ciri kepribadian tertentu yang membuat sulit beradaptasi dengan situasi sulit.
Menurut studi yang dilakukan oleh Yang dkk. prevalensi gangguan depersonalisasi-derealisasi diperkirakan berkisar antara 0% sampai 1,9% di antara populasi umum, 5-20% pada pasien rawat jalan di rumah sakit dan 17,5-41,9% pada pasien rawat inap rumah sakit. Dengan populasi terbanyak adalah pada kalangan remaja dan dewasa muda serta pada pasien dengan riwayat gangguan mental lainnya.
Gejala yang umum dialami pada gangguan depersonalisasi adalah perasaan bahwa kita adalah pengamat luar dari tubuh kita sendiri, seolah-olah kita sedang melayang di udara di atas diri sendiri, merasa seperti robot atau bahwa kita tidak dapat mengontrol ucapan atau gerakan kita sendiri, perasaan bahwa tubuh, kaki, atau lengan tampak terdistorsi, membesar atau mengecil, mati rasa secara emosional atau fisik dari indra atau respons terhadap dunia di sekitar dan perasaan bahwa ingatan kita mungkin bukan ingatan dari diri sendiri.
Sementara itu, gejala yang umum dialami pada gangguan derealisasi adalah perasaan asingkan pada lingkungan terdekat, merasa terputus secara emosional dari orang terdekat, lingkungan yang tampak terdistorsi, buram, tidak berwarna, dua dimensi atau artifisial, distorsi dalam persepsi waktu, serta distorsi jarak dan ukuran serta bentuk objek.
Episode gangguan depersonalisasi--derealisasi dapat berlangsung berjam-jam hingga bahkan berbulan-bulan. Meski kadang tampak telah sembuh, sering kali orang dengan gangguan depersonalisasi-derealisasi akan mengalami episode kambuhan.
Meski terlihat sebagai karakter yang cuek dan tidak peduli terhadap orang-orang disekitarnya, namun Mae sendiri sebagai karakter utama dalam Night In The Woods kerap kali menunjukkan gejala dari gangguan depersonalisasi-derealisasi. Mulai dari mimpi buruk yang kerap kali ia alami, seringnya ia mengatakan bahwa hanya melihat segala sesuatu sebagai sebuah 'bentuk' hingga perasaan paranoid bahwa adanya hal buruk yang terjadi di dalam kotanya.
Mae juga mengalami episode depersonalisasi-derealisasi berulang selama hidupnya. Dari kejadian pertama kali di masa ia SMA yang membuatnya dikenal sebagai 'Killer' dan dijauhi oleh sebagian besar warga kota. Hingga episode depersonalisasi-derealisasi yang kembali ia alami di bangku kuliah hingga membuatnya memutuskan untuk berhenti berkuliah adalah bukti bahwasanya gangguan depersonalisasi-derealisasi akan menyebabkan terganggunya aktivitas sehari hari apabila tidak ditangani dengan baik.
Tatalaksana dari gangguan depersonalisasi-derealisasi beraneka ragam. Terapi bisa dilakukan dengan psikoterapi maupun menggunakan obat-obatan. Jenis psikoterapi yang dapat dilakukan sendiri mencakup teknik kognitif, behavioural, grounding maupun teknik psikodinamik. Psikoterapi dapat membantu sang penderita untuk lebih memahami mengapa gangguan depersonalisasi dan derealisasi terjadi pada diri mereka, dapat mempelajari teknik yang mengalihkan perhatian dari gejala, dapat mempelajari strategi penanggulangan untuk menghadapi situasi stres serta untuk mengetahui bagaimana cara koping yang baik.
Night In The Woods tidak hanya menyuguhkan petualangan dan pencarian misteri seru yang menegangkan di kota Possum Springs, namun juga memberikan kita pendalaman karakter mengenai Mae dan teman-temannya, yaitu Gregg, Angus dan Bea. Serta mengedukasi para pemain bahwasanya gangguan depersonalisasi -- derealisasi itu nyata dan bisa jadi menimpa orang-orang terdekat ataupun diri kita sendiri tanpa disadari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H