Mohon tunggu...
Ghassani Zatil Iman
Ghassani Zatil Iman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Just a girl who loves to write about everything

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Merchandise, Sumber Kesenangan Seorang Fans

22 Juni 2021   15:18 Diperbarui: 22 Juni 2021   15:28 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merchandise, Sumber Kesenangan Fans (https://www.koreaboo.com)

Pernahkah kalian bertanya kepada diri kalian sendiri mengapa diri kita bisa mengidolakan seseorang? Pernahkah kalian bertanya apa yang membuat diri kita dapat menyukai sesosok yang tidak kita kenal dalam kehidupan nyata? Selebriti sendiri dapat didefinisikan sebagai seseorang yang sering tampil di TV, surat kabar hingga sosial media. 

Selebriti adalah seseorang yang kehidupannya dapat dengan mudah kita liat melalui media. Selebriti tidak lahir sebagai selebriti, namun mereka memiliki sesuatu dari diri mereka yang membuat seseorang dapat menjadikan mereka sebagai seorang panutan.

Lantas siapa sajakah yang dapat dikategorikan sebagai selebriti? Penyanyi, aktor dan aktris, komedian, atlet, presenter TV hingga politisi pun dapat dikategorikan sebagai selebriti dan tidak luput dari perhatian para fans. 

Sementara itu, fans adalah seseorang yang memiliki ketertarikan secara dalam mengenai sesuatu. Baik itu kepada selebriti, film, buku, game atau bahkan suatu brand sekalipun. 

Sebagai seorang fans wajar rasanya untuk memiliki perasaan agar dapat memiliki seluruh merchandise yang dikeluarkan oleh sang idol.

Menurut Ruth Eggs, dari Indiana University, seseorang menyukai membeli barang karena hal itu dapat menyebabkan perilisan endorphine dan dopamine di otak, yang berfungsi untuk menciptakan rasa senang pada tubuh. 

Menurut sebuah topik studi dari The Recording Academy yang berjudul Direct-to-Fan (DTF) Commerce sendiri, disebutkan bahwa terdapat 4 kelompok fans yang biasanya membeli merchandise sang idola. 

Kelompok pertama adalah kelompok keluarga, teman dan orang terdekat. Kelompok ini adalah kelompok orang yang benar-benar mengenal sang artis atau sang idola, sehingga tujuan mereka membeli merchandise adalah untuk mendukung sang idola secara personal.

Kelompok kedua adalah local concert goers. Mereka adalah kelompok orang yang secara kebetulan berada dalam venue atau lokasi dimana sang idola melakukan pertunjukkan dan timbul ketertarikan untuk memberi merchandise. 

Kelompok ketiga adalah publik secara general. Mereka merupakan kelompok yang tertarik kepada sang idola, namun tidak menyebut diri mereka sebagai fans.

Sementara kelompok terakhir adalah fans sejati. Mereka membeli merchandise tidak hanya untuk menunjukkan dukungan kepada sang idola, namun juga untuk menunjukkan bukti bahwa mereka loyal dan merupakan fans sejati.

Seperti yang kita lihat baru-baru ini dalam BTS Meal. Mungkin orang lain berpikir "Apa yang istimewa dari chicken nugget, french fries dan coca cola?", namun yang tidak mereka ketahui adalah meskipun kertas makanan yang dapat dengan mudah kita dapatkan setiap hari saat membeli McDonald's, namun bagi fans dari BTS atau ARMY, memiliki konten eksklusif seperti itu adalah hal yang sangat istimewa. 

Mari kita lihat lagi dari fenomena photocard, yang saat ini banyak fans yang lebih memilih mengumpulkan photocard ketimbang album.

Apa istimewanya sebuah foto yang sebetulnya bisa kita print sendiri? Mengapa harga photocard yang  dulu hanya berkisar 50 ribu, kini bisa mencapai hingga 800 ribu bahkan hingga jutaan? 

Tentu alasannya hayalah satu, kembali lagi dengan alasan awal mengapa seorang fans membeli merchandise yaitu untuk mendapatkan perasaan senang dan puas akibat perilisan endorphine dan dopamine di otak. Tentu alasan lainnya untuk mendapatkan suatu bukti bahwa mereka adalah seorang fans.

Namun mengapa photocard sendiri dapat berharga mahal? Satu jawabannya, yaitu permintaan pasar. Photocard terutama konten eksklusif biasanya adalah random, dan kemungkinan untuk mendapatkannya adalah bagaikan mencari jarum di tumpukan jerami, sangat sulit. 

Hal inilah yang membuat sang penjual memutuskan untuk menjualnya lebih mahal, terlebih lagi ada beberapa member yang lebih banyak memiliki permintaan dibanding member lain sehingga harganya bisa jauh lebih mahal. 

Saya sendiri pernah membeli photocard Hangyul saat sedang berada di X1 dengan harga sebesar 600 ribu. Mahal memang, namun saya merasa sangat puas dan senang karena wishlist saya dapat terpenuhi.

Fenomena ini ini tidak hanya berlaku pada fans K-Pop, namun juga bagi fans anime yang kerap mengumpulkan merchandise dari anime kesukaannya, juga bagi fans harry potter yang kerap mengumpulkan merchandise dari film fantasy tersebut, serta juga bagi fans brand luar negri tertentu yang kerap membeli setiap kali brand tersebut mengeluarkan barang baru. Dan hal ini adalah hal yang sangat wajar dan lumrah asal tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

 Seorang fans harus memiliki batasan mengenai mana yang kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan. Seorang fans harus dapat mengukur kemampuan dirinya. 

Apabila kalian merasa uang kalian belum cukup, maka tidak perlu memaksakan. Karena menjadi seorang fans tidak diukur dari berapa banyak jumlah album yang kalian punya atau berapa merchandise yang kalian punya atau berapa kali kalian menonton konser, namun dari seberapa besar rasa suka kalian pada idola kalian tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun