Mohon tunggu...
Ghassani Zatil Iman
Ghassani Zatil Iman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Just a girl who loves to write about everything

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

The Breakfast Club dan Efek Negatif School Stereotype

9 Mei 2021   21:00 Diperbarui: 9 Mei 2021   21:03 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stereotype adalah penilaian terhadap seseorang yang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan. 

Di sekolah sendiri ada banyak stereotype yang sering kita jumpai, school stereotype muncul berdasarkan dari anggapan bahwa setiap anggota kelompok atau clique tertentu pasti memiliki karakteristik yang sama. 

Contohnya, apabila kita melihat seorang queen bee, apa yang pertama ada di benak kita? Cantik, sombong, angkuh dan kaya. Padahal belum tentu apa yang kita pikirkan tentang mereka itu benar adanya.

The Breakfast Club sendiri berhasil untuk menunjukkan pada kita semua bahwa memberikan stereotype terhadap orang adalah salah adanya, dan setiap orang memiliki kisahnya masing-masing. 

Claire, seorang princess, yang sering dilabeli memiliki keluarga kaya, selalu memiliki nilai baik dan sempurna, ternyata memiliki orang tua yang tidak begitu memperhatikannya dan tidak se-sempurna yang terlihat. 

John, sang criminal, yang dianggap pembuat onar, selalu memiliki nilai jelek dan pembawa masalah ternyata memiliki background keluarga kriminal yang membuatnya harus hidup dengan dunia yang keras namun juga memiliki sisi lembut tersendiri yang justru membuatnya mendorong orang-orang yang penting baginya karena ia tidak ingin menyakitinya.

Allison, seorang basket case, yang dianggap aneh, pecundang dan menyeramkan ternyata juga memiliki latar belakang keluarga yang tidak sehat serta hanyalah membutuhkan perhatian. 

Andrew, sang athlete yang selama ini dianggap sempurna, bisa diandalkan dan populer ternyata selama ini ditekan oleh ayahnya sendiri agar selalu sempurna, Brian, sang brain, yang sering dilabeli pintar, socially awkward dan penyendiri ternyata memiliki depresi dan memiliki sisi ceria yang tidak pernah dilihat orang lain. 

Tak hanya stereotype yang ditunjukkan di dalam The Breakfast Club, namun semua school stereotype seperti band geek, class clown, theater nerd sampai gamer sendiri pastinya memiliki alasan dan sisi diri sendiri yang membuat mereka berbeda dari kelompok pertemanannya.

School Stereotype menyebabkan hilangnya aspek individu seseorang. Para murid mulai meilhat dirinya tak lagi sebagai individu yang unik satu sama lain, namun hanyalah sebagai bagian dari suatu kelompok. 

Efek yang paling merugikannya adalah apabila suatu kelompok di cap jelek, maka semua murid yang berada di kelompok tersebut juga di cap jelek. Seperti contohnya yaitu banyaknya anggapan bahwa kelompok nerd, prep, murid berdarah Asia dan jock adalah baik, namun kelompok class clown, goth kids dan rebel buruk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun