Two boys, one can't remember, one can't forget.
Begitulah tagline dari film Mysterious Skin (2004) arahan Gregg Araki yang didasarkan dari novel tahun 1995 karya Scott Heim dengan judul sama. Neil McCormick dan Brian Lackey merupakan dua remaja laki-laki yang memiliki sifat dan kehidupan yang amat sangat berbeda.Â
Neil adalah seorang gay pekerja seks dengan gaya hidup yang bebas, sementara Brian adalah remaja rumahan yang terobsesi oleh UFO dan penculikan alien.Â
Keduanya pernah berada dalam tim baseball anak yang sama dan tanpa diduga ternyata gaya hidup dan sifat mereka kini didasarkan akan trauma yang sama. Yaitu, pelecehan dari sang pelatih sekitar 10 tahun yang lalu.
Menurut RAACE, sebagai organisasi anti kekerasan pada anak, terdapat 1 dari 3 anak perempuan dan 1 dari 7 anak laki-laki dibawah usia 18 tahun yang mengalami pelecehan seksual di seluruh dunia.Â
Serta hanya terdapat 1 dari 10 anak-anak yang melaporkan tindak pelecehan seksual yang mereka alami. Tercatat 80-90% dari pelaku pelecehan seksual adalah laki-laki dan 10-20% adalah perempuan.Â
Di Amerika sendiri, menurut NCMEC, tercatat terdapat 859.500 pelaku kejahatan seksual dengan total sebesar 16% dari total populasi anak pernah mengalami pelecehan seksual sebelumnya.Â
Benua Afrika dilaporkan memiliki kasus pelecehan seksual pada anak tertinggi dari seluruh benua yang ada. Dengan porsi sebesar 20,2% korban anak perempuan dan 19,3% korban anak laki-laki di seluruh dunia. Indonesia pun tidaklah bebas dari tindak pelecehan seksual, dikatakan ada sekitar 4.116 kasus kekerasan pada anak di Indonesia pada tahun 2020, dengan porsi terbanyak pada kasus kekerasan seksual.
Kontras dengan kepercayaan beberapa orang, pelaku pelecehan seksual pada anak tidak tampak berbeda dengan orang-orang lainnya. Mereka tidak berpenampilan mengerikan ataupun aneh, bahkan 90% dari pelaku pelecehan seksual pada anak-anak adalah seseorang terdekat sang korban dan seseorang yang dapat dipercaya oleh sang korban.Â
Pelaku dapat berupa guru, pengasuh, sanak keluarga sendiri atau pelatih olahraga seperti yang ditunjukkan di dalam Mysterious Skin. Sekitar 30% dari pelaku dilaporkan adalah sanak keluarga sendiri, yaitu saudara kandung, ayah, paman atau sepupu sang korban.Â
Sementara 60% merupakan kenalan korban, seperti teman orang tua, pengasuh atau tetangga. Tingginya tingkat kepercayaan sang korban terhadap pelaku menyebabkan sang pelaku dapat dengan mudah membuat suatu situasi dimana dirinya hanya berdua dengan sang korban.Â
Biasanya seorang pelaku pelecehan seksual tidak hanya memiliki 1 korban saja. 70% dari pelaku pelecehan seksual memiliki 1 - 9 korban, dan 20% lainnya mengaku memiliki 10 - 40 korban.
Pelecehan seksual pada anak ini tidak hanya mengganggu fisik sang anak, namun juga dari segi psikis. Menurut America Counseling Association, ada banyak hal yang dapat disebabkan oleh pelecehan seksual yang nantinya dapat berpengaruh pada anak ketika tumbuh menjadi remaja dan dewasa.Â
Peningkatan risiko depresi, rasa bersalah, rasa malu, menyalahkan diri sendiri, eating disorders, gangguan seksual dan bahkan masalah dalam membina hubungan di masa depan adalah beberapa efek dari pelecehan seksual.Â
Seperti quotes dari ending film ini, "I wish with all my heart that we could just leave this world behind, rise like two angels in the night and magically disappear", depresi dan keinginan untuk melupakan apa yang telah terjadi sendiri merupakan efek yang paling sering ditemukan pada korban pelecehan seksual.Â
Setelah bertahun-tahun memiliki pikiran negatif, merasa diri tidak berharga dan menghindari orang lain karena mereka merasa diri mereka kotor, hal ini dapat menyebabkan timbulnya gejala-gejala depresi seperi rasa murung, gangguan pola tidur, gangguan pola makan hingga memiliki pikiran bunuh diri.
Sifat anak-anak yang polos, tidak tahu apa-apa dan dapat dengan mudah dimanipulasi dimanfaatkan dengan sempurna oleh sang pelaku pelecehan seksual untuk melecehkan sang anak.Â
Tak menutup kemungkinan pula, sama dengan karakter Neil, sang anak tidak sadar bahwa dirinya dimanfaatkan oleh sang pelaku dan justru menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh sang pelaku adalah suatu bentuk rasa cinta.Â
Pelecehan seksual jelas merupakan pengalaman traumatis yang memiliki banyak pengaruh pada para penyintasnya. Tak hanya berpengaruh pada saat masa kanak-kanak, namun banyak efek yang dapat bertahan hingga mereka tumbuh menjadi remaja dan dewasa.
Ironisnya, hingga kini hukuman bagi para pelaku pelecehan seksual tidak setimpal dengan apa yang mereka lakukan dengan para korbannya. Sama seperti halnya sang pelaku pelecehan seksual, Coach, dalam Mysterious Skin, banyak para pelaku pelecehan seksual di kehidupan nyata yang tidak mendapatkan konsekuensi dari perilakunya.Â
Banyak dari mereka yang dibiarkan berkeliaran mencari mangsa selanjutnya di jalanan. Banyak dari mereka yang justru dibela oleh orang lain dikarenakan 'tidak tampak seperti pelaku pelecehan seksual'.Â
Bahkan banyak dari mereka yang tetap bekerja dan hidup disekitar anak-anak yang dapat saja menjadi korban mereka selanjutnya. Konseling dan psikoterapi dapat digunakan sebagai tatalaksana efek dari pelecehan seksual, namun sesungguhnya tidak ada satupun anak yang pantas mengalami trauma besar di masa kanak-kanak seperti Neil dan Brian. Apapun alasannya, apabila kalian membutuhkan pertolongan atau memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain, maka dapat segera menghubungi 119 ekstensi 8, layanan Sejiwa. Ingat bahwa diri kalian sangatlah berharga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H