Mohon tunggu...
Gharsina Imanina
Gharsina Imanina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Sebelas Maret

Kepribadian INFJ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aja Adigang, Adigung, Adiguna: Membangun Karakter Toleransi ala Kearifan Budaya Jawa

12 Oktober 2022   09:11 Diperbarui: 12 Oktober 2022   09:17 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Toleransi oleh klikwarta.com

Toleransi

Toleransi merupakan sebuah karakter yang harus dimiliki oleh seorang individu untuk menghargai orang lain. Dengan memiliki karakter yang bertoleransi, kita tidak akan memandang rendah orang lain.

Toleransi dalam bahasa Latin, yaitu "tolerantia", yang artinya kelonggaran, kelembutan hati, keringanan dan kesabaran. Toleransi merupakan suatu sikap atau perilaku manusia yang mengikuti aturan, di mana seseorang dapat menghargai, menghormati terhadap perilaku orang lain. Istilah toleransi dalam konteks sosial budaya dan agama berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu masyarakat (Bakar, 2016).

Karakter bertoleransi ini sangat penting mengingat negara Indonesia adalah negara yang masyarakatnya memiliki banyak perbedaan, baik itu suku, agama, ras, adat-istiadat, kebudayaan maupun golongan.

Dinamika sosial yang semakin berubah seiring dengan perkembangan zaman mengakibatkan melemahnya sikap toleransi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini bisa ditandai dengan maraknya persaingan antar kelompok masyarakat yang bukan hanya diakibatkan karena perbedaan kepercayaan atau perebutan wilayah saja, tapi juga bisa terjadi karena rasa toleransi yang mulai pudar dan tidak lagi tertanam dalam jiwa masyarakat. Apalagi sekarang ini, ideologi bermunculan yang membuat masyarakat Indonesia bersikap intoleran (Qodir, 2016).

 

Aja Adigang, Adigung, Adiguna

Ungkapan adigang, adigung, adiguna sering dipakai masyarakat Jawa. Ungkapan yang berisi nasihat agar seorang pemimpin tidak berwatak angkuh atau sombong seperti watak binatang yang tersirat dalam ungkapan ini. Ungkapan adigang, adigung, adiguna yang arif itu menjadi wejangan atau nasihat yang pas dan baik bagi pihak-pihak yang sedang memiliki kekuatan, kedudukan, dan kekuasaan, yang dengannya diharapkan ia dapat memegang kendali atas dirinya sehingga tidak terpeleset pada perilaku angkuh dan sombong (Jatirahayu, 2013).

Sri Mangkunegara IV dalam Serat Wulang Reh berpesan agar menjauhi sikap adigang-adigung-adiguna :

  • Adigang, digambarkan seperti kidang (rusa): yakni mengandalkan kebat lumpat (kelincahannya) yang identik dengan mengandalkan kedudukannya sebagai putra raja atau putra bangsawan, sehingga berbangga diri.
  • Adigung, digambarkan seperti liman (gajah): yakni mengandalkan tinggi-besarnya yang identik dengan mengandalkan kepandaiannya.
  • Adiguna, digambarkan seperti sawer (ular); yakni mengandalkan bisa-nya yang beracun dan mematikan yang identik dengan mengandalkan keberaniannya

Dalam pewayangan, tokoh yang identik dengan watak adigang-adigung-adiguna tersebut adalah Prabu Dasamuka (Rahwana Raja), raja di Ngalengkadiraja. Memang ia orang yang berkedudukan atau memiliki kedudukan tinggi yaitu sebagai raja di Ngalengkadiraja sekaligus pintar bersiasat atau sangat julig (sangat licik), dan terkenal sangat pemberani tapi tanpa perhitungan.

Tentu, Sri Mangkunegara IV berharap agar para anak-cucunya kelak tidak meniru tabiat atau sifat dan watak Prabu Dasamuka alias Rahwana Raja yang adigang-adigung-adiguna, meskipun ia terkenal sakti mandraguna (Susetya, 2019).

Masyarakat Jawa sangat mementingkan watak andhap asor atau lembah manah (rendah hati), oleh karena itu watak sombong dan angkuh adalah hal yang harus dijauhi. Sebagai manusia yang mengakui bahwa hidup memerlukan orang lain, maka seseorang harus menjauhi watak menyombongkan kekuatan, kebesaran tubuh, dan kewenangannya walaupun dia seorang pemimpin.

Adigang, adigung, adiguna merupakan peringatan kepada siapapun yang memiliki kelebihan (kekuatan, kedudukan, atau kekuasaan) agar tisak bersikap sewenang-wenang terhadap orang lain, terutama terhadap orang kecil. Sebagai orang yang memiliki kekuatan, kedudukan, dan kekuasaan, ia seharusnya memahami bahwa semua hal tersebut adalah amanat yang harus diperankan dengan baik dan dijalankan seadil-adilnya (Jatirahayu, 2013).

Membangun Karakter Toleransi dengan Aja Adigang, Adigung, Adiguna

Ungkapan Aja Adigang, Adigung, Adiguna mengingatkan kita untuk tidak berperilaku sombong atas apa yang kita miliki. Yang perlu diperhatikan dalam ungkapan tersebut yaitu untuk tidak membanggakan kekuatan, kedudukan, dan kekuasaan yang dimiliki. Dengan menerapkan ungkapan tersebut, kita bisa menghindarkan diri dari perilaku angkuh.

Terhindarnya perilaku angkuh atau sombong akan membantu kita untuk membangun karakter toleransi. Karena dengan begitu, kita tidak akan menganggap posisi orang lain berada di bawah. Tidak sombong akan apa yang dimiliki akan membuat kita lebih menghargai perbedaan terhadap suku, agama, ras, adat-istiadat, kebudayaan maupun golongan. Hal itu dikarenakan ungkapan Aja Adigang, Adigung, Adiguna mengingatkan untuk tidak bersikap sewenang-wenangnya kepada orang lain sehingga kita bisa bertoleransi terhadap perbedaan.

Kesimpulan

Dengan begitu, membangun karakter toleransi ala kearifan budaya Jawa yaitu melalui ungkapan Aja Adigang, Adigung, Adiguna dapat dilakukan agar terhindar dari sikap sombong yang bisa mengkibatkan kita memandang rendah orang lain. Dengan menerapkan Aja Adigang, Adigung, Adiguna, kita bisa menghargai perbedaan dan terhindar dari sikap intoleransi.

Referensi

Bakar, A. (2016). Konsep toleransi dan kebebasan beragama. Toleransi: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama, 7(2), 123-131.

Jatirahayu, W. (2013). Kearifan lokal Jawa sebagai basis karakter kepemimpinan. Diklus, 17(1).

Qodir, Z. (2016). Kaum muda, intoleransi, dan radikalisme agama. Jurnal Studi Pemuda, 5(1), 429-445.

Susetya, W. (2019). Dharmaning Satriya. Indonesia: Penerbit PT Elex Media Komputindo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun