Mohon tunggu...
guntara hari
guntara hari Mohon Tunggu... -

psikiater,hipnoterapis,sedang mendalami seksologi.sedang belajar menulis. sering menjadi nara sumber di radio swasta di jakarta dan tangerang, berbicara di seminar di sekolah,kantor,tempat kumpul komunitas.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pasangan Ideal???

15 Januari 2011   04:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:34 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali kita mendengar keinginan banyak orang untuk mendapatkan pasangan idaman, terbaik, ideal, atau cinta sejati atau apakah namanya; seringkali pula kita mendengar cerita suami pukul istri,istri pukul suami (ada lho, meskipun jarang-kemarin, ada pasien yg datang ke UGD dgn keluhan kepalanya luka robek setelah dipukul dgn alu oleh istrinya!),selingkuh, cerai, dan sejenisnya. Malangnya di masyarakat kita ini peristiwa di atas mulai dianggap 'biasa' sementara dilain pihak pasangan ideal tadi masih diidamkan.

Menilik kenyataan diatas, terus apa yang salah? Apa yang terjadi? Apa memang sudah seperti ini? saya pikir tidak juga.

Jadiiiiiii.....apa ya kriteria pasangan idaman? Ter..cantik,ganteng,kaya raya, memiliki kepribadian.....mobil pribadi, rumah pribadi, atau kriteria yang lebih 'dewasa': sopan,ramah,baik hati,bertanggungjawab,mengayomi,soleh,rajin ibadah, dll, dll, dll??? Pengalaman saya selama ini kriteria tadi bisa sangat bervariasi dan jarang yang lalu yakin kriterianya yang paling lengkap dan baik.

Saya jadi berpikir, mungkin cara yang lebih mudah adalah dengan mencari kriterianya di dalam diri kita sendiri. Saya mengusulkan beberapa pertanyaan sebagai kriteria:


  • Apa yg saya inginkan dari pasangan?
  • Siapa yg saya (lebih) pilih jadi pasangan?
  • Mengapa saya pilih dia?
  • Bagaimana saya akan memperlakukan dia?
  • Sampai kapan saya akan menunggu pasangan yg tepat datang / sampai kapan saya masih bisa pilah – pilih?

Kemudian.....setelah menjawab semua pertanyaan sulit tadi, kita mestinya sudah punya konsep yang jelas tentang pasangan yg akan kita pilih. Nah kalau jawabannya 'jujur pada diri sendiri' kemungkinan besar semua jawaban itu bisa dirangkum menjadi satu frase:

'pasangan ideal saya = pasangan yang cocok dengan saya', karena jawaban untuk apa, siapa, mengapa, bagaimana, dan kapan akan merujuk pada: “pantesnya untuk saya – cocoknya untuk saya – menurut pendapat saya – dan sebagainya – dan sebagainya yang sejenis lah”.

Jadi ternyata semua yang ter....tadi betul, tapi lebih realistis: yang paling cocok utk kita.

Kalau kita memandang dari ke 2 sisi pasangan tentunya cocok itu harus dua arah, artinya pertanyaantentang kriteria tadi ditanyakan ke 2 belah pihak pada diri mereka masing – masing.

Hikayat mengatakan pasangan yang cocok itu akan makin serupa penampilannya, tingkah lakunya, bahkan sifatnya. Kalau memang kriteria yang digunakan adalah kecocokan tadi maka akan ‘klop’ antara hikayat dengan kriteria kita tadi.

Teman – teman pembaca / kompasianer, dalam kehidupan kita sehari – hari, termasuk kehidupan saya pribadi,setelah kita memilih dan mendapatkan pasangan yang cocok tadi, SERINGKALI kita lalu LUPA untuk tetap berusaha mencocokkan diri kita dengan pasangan kita. Waktu kita memilih, yang paling cocok itu adalah yang ideal – terbaik untuk kita, nah waktu menjalankan kehidupan sehari – hari, sebagai manusia kita kan juga berubah, orang bilang berevolusi; kita secara naluriah akan mencoba untuk menyesuaikan diri sehingga kita dapat hidup dengan cara dan hasil terbaik untuk kita sendiri; --demikian juga dengan pasangan kita—

Kalau kita tidak rajin mencocokkan satu dengan lain, maka dalam banyak kasus sering kita lihat hasil penyesuaian diri ini malah menjauhkan atau biar istilahnya nyambung ‘mentidak cocokan’ kita dengan pasangan kita. Nah, nah, nah, mungkin inilah sebabnya mengapa banyak orang pintar bilang: ‘cinta mesti dipupuk’ (berasa pohon cabe kale - dipupuk!!)…………………Salam. ghari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun