Mohon tunggu...
Ghanyfah Sukmarati
Ghanyfah Sukmarati Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Saya adalah Mahasiswa Farmasi sekolah Tinggi Ilmu Farmasi semarang. Hobi saya adalah menulis cerita, membaca dan mendengar musik

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Efek Komorbiditas pada perkembangan gagal ginjal kronis: longitudinal

20 Desember 2024   08:07 Diperbarui: 20 Desember 2024   08:07 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyakit ginjal kronis (CKD) adalah ancaman kesehatan global yang memengaruhi sekitar 10% populasi dewasa di dunia. Multimorbiditas sering terjadi pada penderita CKD, namun pengaruhnya terhadap hasil penyakit jarang diteliti, Sebagai bagian dari program perawatan CKD multidisiplin, penelitian ini berlangsung selama 10 tahun. Tujuan kami adalah untuk mengevaluasi pengaruh multimorbiditas terhadap hasil ginjal. Hasil: Sebanyak 1463 pasien dengan CKD stadium 3--5 terdaftar dan diklasifikasikan berdasarkan jumlah komorbiditas yang dimiliki Rata-rata masa tindak lanjut adalah 6,39 1,19 tahun. Kami mendapati bahwa pasien CKD stadium 3--5 yang memiliki tiga atau lebih komorbiditas saat pendaftaran memulai terapi dialisis lebih cepat (hazard ratio (HR): 2,971) dibandingkan dengan pasien tanpa komorbiditas.

World Health Organization (WHO) memperkirakan di Indonesia akan terjadi peningkatan pasien Chronic Kidney Disease (CKD) pada tahun 1995-2025 sebesar 41,4%. Secara global, lebih dari 500 juta orang mengalami gagal ginjal kronik, dan sekitar 1,5 juta di antaranya memerlukan terapi hemodialisis. 

Penyakit yang membebani ini memengaruhi berbagai sistem organ dalam tubuh manusia dan secara signifikan dikaitkan dengan peningkatan risiko morbiditas serta mortalitas kardiovaskular. Berdasarkan studi Global Burden of Disease tahun 2016, CKD yang sebelumnya menempati peringkat ke-30 sebagai penyebab kematian global pada tahun 1990, meningkat menjadi peringkat ke-22 pada tahun 2016.

Metode Kaplan--Meier 

diterapkan untuk menganalisis pengaruh jumlah komorbiditas terhadap kelangsungan hidup ginjal dan pasien. Titik akhir yang digunakan dalam analisis kelangsungan hidup ginjal adalah dimulainya terapi dialisis jangka panjang. Tingkat kelangsungan hidup pasien ginjal serta kelangsungan hidup semua penyebab selama 10 tahun dihitung. Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah komorbiditas tidak memengaruhi kelangsungan hidup semua penyebab pada periode 10 tahun.

Multimorbiditas, yang didefinisikan sebagai keberadaan dua atau lebih kondisi kesehatan kronis pada satu individu, menjadi tantangan yang semakin signifikan dalam perawatan pasien CKD. Beberapa komorbiditas individu telah diidentifikasi sebagai faktor risiko utama untuk progresi CKD. Selain itu, multimorbiditas dapat memperberat beban pengobatan pasien, memicu polifarmasi, dan memberikan dampak negatif terhadap kualitas hidup mereka. Namun, signifikansi prognostik dari jumlah komorbiditas terhadap hasil ginjal pada pasien CKD belum sepenuhnya dipahami. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh komorbiditas terhadap hasil ginjal pada pasien CKD stadium 3--5.

Faktor-Faktor yang Terkait dengan Multimorbiditas

Analisis regresi logistik multivariat menunjukkan bahwa usia, kebiasaan merokok, dan proteinuria berhubungan dengan peningkatan risiko multimorbiditas . Usia di atas 65 tahun meningkatkan risiko multimorbiditas hingga 1,759 kali lipat (interval kepercayaan 95% (CI): 1,34--2,30. Selain itu, merokok aktif juga dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi.

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis frekuensi dan distribusi jumlah serta jenis penyakit penyerta dalam kelompok studi. Berdasarkan jumlah penyakit penyerta, beban komorbiditas diklasifikasikan ke dalam empat kategori: Nol, satu, dua, dan tiga atau lebih penyakit penyerta. Analisis faktor risiko multimorbiditas dilakukan menggunakan model regresi logistik univariat dan multivariat. Kurva survival dihasilkan dengan metode Kaplan--Meier dan dianalisis menggunakan uji log-rank. Hubungan antara jumlah penyakit penyerta dengan hasil ginjal dan pasien dievaluasi melalui plot Kaplan--Meier serta model bahaya proporsional Cox multivariat.

Perawatan CKD multidisiplin yang berbasis pedoman telah terbukti berhasil dalam mencapai tujuan pengobatan, memelihara fungsi ginjal yang terganggu, serta mengurangi angka mortalitas pada pasien CKD. Mengingat semakin umum terjadinya multimorbiditas pada populasi CKD, pelajaran yang diambil dari pengelolaan multimorbiditas pada populasi umum sangat penting. Ini mencakup upaya untuk mengurangi beban pasien, meningkatkan kemampuan pasien dalam mengatasi beban tersebut, dan mengintegrasikan pedoman yang relevan dengan penyakit terkait.z

Kesimpulan

Penentuan jumlah penyakit penyerta pada pasien memberikan metode yang sederhana, mudah diterapkan, dan valid untuk mengklasifikasikan komorbiditas serta memprediksi hasil ginjal pada pasien dengan CKD stadium 3--5. Jumlah penyakit penyerta yang ada harus diperhitungkan saat merancang rencana perawatan yang disesuaikan untuk pasien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun