Sterilisasi adalah treatment pengangkatan organ reproduksi betina melalui ovarium, sedangkan kastrasi adalah treatment pengangkatan organ reproduksi jantan yaitu testis.Â
Keduanya dilakukan melalui prosedur operasi kecil. Sterilisasi dan kastrasi kini sudah dapat ditemui di klinik hewan terdekat, rumah sakit hewan hingga pusat kesehatan hewan (puskeswan). Biaya yang dikeluarkan mulai dari Rp. 150.000 - Rp. 300.000 untuk kucing.Â
Sedangkan pada anjing, biaya yang dikeluarkan sedikit lebih mahal dikarenakan anjing membutuhkan lebih banyak obat bius dan juga benang jahit yang lebih kuat, sekitar Rp. 500.000 -- Rp. 1.200.000. Tarif ini hanya menjadi kisaran dari rata-rata daerah, seperti Jakarta, Malang, Surabaya dan sekitarnya.
Organisasi pecinta kucing seperti street feeding yang mulai muncul dibeberapa kota tertentu sudah berupaya menyuarakan treatment sterilisasi dan kastrasi dalam bentuk banner ke masyarakat, namun hasilnya masih tidak sedikit pula yang menganggap sepele treatment ini.Â
Sebagai calon dokter hewan, tentunya turut berperan penting dalam upaya menanggulangi permasalahan over populasi yang berpengaruh terhadap penelantaran, pembuangan, hingga memicu penularan virus dari hewan ke manusia (zoonosis). Oleh karena itu, treatment sterilisasi dan kastrasi diharapakan mampu menjadi solusi dalam mengatasi isu dan kasus yang terjadi saat ini.
Kegiatan sterilisasi atau kastrasi adalah tindakan pembedahan kecil secara professional di ruang steril. Kegiatan ini dilakukan pada kucing sehat dan normal secara parameter fisiologis.Â
Tindakan diawali dengan pembiusan melalui obat anastetikum agar kucing dalam kondisi tenang ketika memasuki proses pembedahan. Dilakukan cara kastrasi atau kebiri pada kucing jantan untuk pengangkatan testis dan sterilisasi dengan cara pengangkatan ovarium (ovariectomy) tanpa atau dengan uterus (ovariohysterectomy) pada kucing betina.Â
Selain itu, perlu diperhatikan alat dan bahan yang harus disiapkan, seperti seperangkat alat bedah mayor, obat anastetikum, kasa steril, alas disposable, jarum suntik dan alkohol.
Tindakan ini menggunakan teknik kastrasi terbuka satu insisi dan autoligasi. Untuk membuka lapisan pembungkus testis dan epididymis ini perlu dilakukan sayatan sampai tunika vaginalis communis.Â
Metode ini dinilai baik karena mudah dan efisien terhadap waktu dan tanpa bahan benang, sehingga persembuhannya akan lebih cepat. Tahapan klinis teknik kastrasi terbuka diawali dengan peletakan posisi kucing secara dorsal recumbency.Â
Pada sisi caudal abdominal dan medial, ada beberapa faktor penyebab iritasi dibagian paha yang harus dihilangkan dan disterilkan seperti adanya bulu dan kotoran. Selanjutnya melalui tahap pembiusan, dapat diberikan anastesi lokal (infiltrasi) pada sisi tertentu.Â