Mohon tunggu...
Ghanis Falifa
Ghanis Falifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi mendengar musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Rangkuman Tugas Penginderaan Jauh

16 Mei 2024   13:23 Diperbarui: 16 Mei 2024   13:35 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

BAB III :

Identifikasi objek dilakukan dengan interpretasi citra secara visual dapat didefiniskan sebagai aktivitas visual untuk mengkaji citra yang menunjukkan gambaran muka bumi yang tergambar di dalam citra tersebut untuk tujuan identifikasi obyek dan menilai maknanya ( howard, 1991 ). Klasifikasi citra merupakan kegiatan yang didasarkan pada deteksi dan identifikasi obyek dipermukaan bumi pada citra satelit. Dengan mengenali obyek-obyek tersebut melalui unsure unsur utama spektral dan spasial serta kondisi temporalnya. Pengenalan terhadap objek merupakan bagian penting dalam interpretasi citra. Oleh karena itu, tanpa mengenal identitas dan jenis objek yang tergambar pada citra tidak mungkin dapat melakukan analisis terhadap citra guna pemecahan suatu masalah. Prinsip pengenalan objek pada citra didasarkan atas penyelidikan karakteristik objek tersebut yang ada pada citra. Berbagai karakteristik untuk mengenali objek pada citra disebut unsure interpretasi citra meliputi rona dan warna, bentuk, ukuran, tektur, pola, bayangan, serta asosiasi 

BAB IV : 

Berdasarkan hasil analisis terhadap objek pada lahan tambang timah di Kabupaten Bangka barat dengan menggunakan data Landsat 5 tahun 1989 dan 1994, Landsat 7 tahun 2001, Landsat 8 tahun 2013 dan 2014, diketahui bahwa identifikasi objek lahan tambang timah dipengaruhi oleh adanya kolong dan pola aliran sungai. Kolong merupakan badan air berupa danau-danau kecil yang terbentuk akibat galian dari aktifitas penambangan timah. Keberadaan kolong di Kabupaten Bangka barat secara fisik tidak mempunyai aliran air masuk (inlet) dan aliran air keluar (outlet), sehingga perubahan musim hujan dan kemarau yang panjang akan sangat mempengaruhi debit air dan kualitas air kolong yang mempunyai kedalaman mencapai 50 -- 100 meter. Tidak adanya inlet dan outlet pada kolong bekas tambang menyebabkan fluktuasi debit air yang tinggi akibat pengaruh musim hujan/kemarau. Pada musim kemarau air kolong yang dimanfaatkan berkurang sehingga menyebabkan kualitas air Uect menurun. Keberadaan kolong di Kabupaten Bangka Barat terdiri dari 2 bagian yaitu kolong yang berumur <10 tahun (kolong muda) dengan lahan disekeliling kolong belum di reklamasi (Heri&Sulistiono, 1998), yang umumnya memiliki air jernih berwarna biru dan coklat kehitaman seperti besi karat bergantung pada tipe mineral dominan pembentuk kolong. Sedangkan kolong yang berumur >10 tahun (kolong tua) banyak di tumbuhi tanaman semak/pohon dan jenis lainnya, warna air terlihat kehijauan dan keruh yang mengidentifikasikan sudah ada pertumbuhan plankton. Sebagian besar penambangan di Kabupaten Bangka Barat dilakukan dengan cara terbuka dan ketika beroperasi perusahaan-perusahaan meninggalkan lubang-lubang (kolong) yang besar di bekas areal penambangannya. Lubang-lubang tersebut berpotensi menimbulkan dampak lingkungan jangka panjang, terutama berkaitan dengan kualitas dan kuantitas air. Air lubang tambang mengandung berbagai logam berat yang dapat merembes ke lapisan air tanah,dan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan sekitar. Potensi bahaya tersebut seringkali tidak terpantau akibat lemahnya sistem pengawasan. 

Kesimpulan yang didapat dari rangkuman buku ini adalah:

 a. Lokasi tambang identik dengan keberadaan kolong, dimensi kolong menentukan skala usaha pertambangan Timah

b. Lokasi penambangan mengikuti alur sungai dan unsur tanahnya banyak menandung mineral kuarsa, hail dari pelapukan granit. Pada penampakan di citra satelit cenderung terang karena nilai reflektansi yang tinggi.

c. Tambang rakyat berada di lokasi bekas penambangan timah terdahulu (spot -- spot, tidak terpola).

d. Timah terbentuk karena intrusi granit, kemudian tererosi sehinnga endapan timah sekunder banyak terdapat di jalur sungai. Sehingga lokasi tambang timah membentuk pola mengikuti pola perairan.

e. Pola aliran di Pulau Bangka secara dominan adalah pola aliran dendritik

f. Pola kelurusan berdasarkan data penginderaan jauh (DEM SRTM 30m) mempunyai tegasan utama Barat Utara -- Selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun