Saat di sekolah dulu kita diajarkan bahwasanya Thailand merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah di jajah. Alasan yang biasa dikatakan oleh guru adalah thailand adalah negara yang miskin sumber daya alam
 Namun sekarang thailand sudah berubah. Ia menjelma menjadi salah satu eksportir beras terbesar di Dunia lantas bagaimana cara memajukan pertaniannya tersebut? Bahkan sampai beberapa ahli mengatakan bahwasanya Thailand ada lumbung padi Asia Tenggara
 Ada beberapa faktor yang menyebabkan thailand mendapatkan julukan tersebut beberapa diantaranya adalah:Â
Penerapan pertanian 4.0
 Menurut statista produksi beras di thailand pada tahun 2023 mencapai 21,8 juta ton beras. Produksi beras ini berpuluh-puluh kali lipat lebih banyak dibandingkan Indonesia. Hal ini bisa terjadi dikarenakan thailand menerapkan pertanian 4.0. Dimana pertanian 4.0 lebih berfokus pada penerapan teknologi tinggi dalam komoditas utama dan komoditas lainnya
 Menurut frogs. Id beberapa teknologi pertanian 4.0 seperti Speyer drone, Surveillance drone, mesin penan dan mesin panen. Banyak dari teknologi tersebut berhasil dikembangkan oleh thailand
Regenerasi petani
 Menurut tapnapunnitkka dan prasunpangasi (2014) rata-rata usia petani di thailand sekitar 51 tahun. Angka tersebut menunjukkan bahwasanya para anak muda masih cenderung enggan untuk menjadi petani. Namun sekarang telah berubah dimana sekarang banyak lembaga pertanian yang menyediakan program kursus dan magang sehingga banyak anak muda yang tertarik menjadi petani.Â
Dukungan pemerintah
 Ini merupakan faktor utama dari kemajuan thailand. Dimana pemerintah punya andil besar. Beberapa hala yang dilakukan oleh pemerintah Thailand:
Memberikan subsidi pupuk bagi para petani
Meringankan pajak pada mobil berjenis pick up
Memberikan kemudahan kredit modal bagi para petaniÂ
Menjamin harga pasar
Itulah beberapa  hal yang menyebabkan mengapa thailand memiliki pertanian yang lebih maju jika dibandingkan Indonesia
Jika ada kesalahan silakan komen saja dibawah kita diskusikan bersama dan salam kedamaian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H