Mohon tunggu...
M. Ghaniey Al Rasyid
M. Ghaniey Al Rasyid Mohon Tunggu... Freelancer - Pemuda yang mencoba untuk menggiati kepenulisan

Orang yang hebat yaitu orang yang mampu untuk mempertahankan prinsip mereka dari beberapa kontradiktif

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Senja Di Jakarta: Kota, Manusia dan Politik

1 Februari 2025   13:41 Diperbarui: 1 Februari 2025   13:49 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Gramedia.com/ Kaver Buku Senja di Jakarta

Buku anggitan Soerjono Soekanto Sosiologi Suatu Pengantar (Penerbit Rajawali, 1982), membeberkan cukup detil silang-sengkarut manusia-manusia kota kala bersinggah. Bagi Soerjono Soekanto, orang-orang kota memiliki pandangan yang cukup unik dibandingkan dengan  orang-orang di rural urban.

Soerjono Soekanto mencontohkan makanan dalam penjelasannya. Makanan jadi poin penilai terhadap status sosial. Dalam menghidangkan makanan misalnya, bahwa makanan yang dihidangkan tersebut memberikan kesan bahwa yang menghidangkannya mempunyai kedudukan sosial yang tinggi. Mafhum, jenis makanan yang dipilih Saimun dan Itam atau Husein Limbara berbeda cukup jelas. Senja di Jakarta rasa alur ceritanya seperti film Memento gubahan Christoper Nolan. Dimana setiap segmen yang dilalui oleh itam saimun memiliki alur ceritanya sendiri, begitu pun juga dengan Husein Limbara dan rekannya, namun mereka hidup dalam latar waktu yang sama ialah kota bernama Jakarta.

Refleksi tentang Bangsa

Suryono memiliki ayah yang cukup kaya dan melenting. Adalah Raden Kaslan. Seorang pebisnis N.V Bumi Ayu yang memiliki usaha yang menjamur di beberapa kota-kota besar. Kemampuan ayahnya itu membikin Husein Limbara sedikit tertarik untuk mengkawinikan politik praktis dan bisnis.

Mochtar Lubis mengajak pembaca untuk menilik tabir politik kita yang sudah tak lagi jadi rahasia umum. Untuk mengelola partai politik, seorang politikus ulung harus luwes bermanuver termasuk menyebar jala yang umapannya adalah uang. Sebentar kurang enak perasaan Raden Kaslan, akan teteapi perasaan ini ditekannya dan dia berpikir, "partai minta uang lagi'."Hlm. 80

"Jika anggota-anggota parta kita yang memegang kekuasaan memberikan bantuannya, maka soal ini tidak begitu susah." Hlm 81. Silang sengkarut politik dan kekuasaan merambah kepada segumpal uang. Mafhum, Mochtar mengajak kita untuk merefleksikan sebuah karya bikinan Jeffry N. Winters berjudul 'Oligarki'.

Silang-sengkarut antara pebisnis dan politisi itu membikin semuanya jadi mulus. Husein Limbara dan Raden Kaslan bekerjasama untuk bermutualisme. Husein Limbara yang ingin Partainya tetap hidup, sedangkan Husein Limbara ingin bisnisnya tetap mereka. Mereka saling membutuhkan dan mendulang laba dari kolaborasi yang mereka lakukan.

Kota berjalan dengan keindividualistiannya. Mereka yang berkelompok ataupun tidak, hidup bertaruh dengan ide dan pikirnya masing-masing. Husein Limbara dan Raden Kaslan memperjuangkan hidupnya sendiri. Ia tak memikirkan bagaimana Saimun dan Itam mencecap nestapa hari demi hari.

"Lantas gua lihat bangsa kita yang tinggi-tinggi yang senang terus. Lu pernah lihat mereka ikut antri-antri garam, minyak tanah atau beras kaya kita orang kampung? Ya, enggak pernah, paling banyak nontonin kita antri dari mobil." Gumam Itam kala berbincang dengan Saimun saat mereka berteduh sejenak meratapi nasibnya masing-masing.

Novel Senja di Jakarta sangat cocok bagi pembaca yang gemar mrefleksikan manusia dalam silang-sengkarut perpolitikan maupun menyigi makna hidup manusia di tengah pepat kota. Mochtar mampu membikin alur yang tak mudah ditebak namun menyuluh sebuah refleksi tak berujung menilik manusia, bangsa dan realitas. Sekian.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun