Mohon tunggu...
M. Ghaniey Al Rasyid
M. Ghaniey Al Rasyid Mohon Tunggu... Freelancer - Pemuda yang mencoba untuk menggiati kepenulisan

Orang yang hebat yaitu orang yang mampu untuk mempertahankan prinsip mereka dari beberapa kontradiktif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bijak Memahami Kapitalisme

14 Februari 2021   10:32 Diperbarui: 14 Februari 2021   12:55 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: medium.com. Gambar: sebuah gambaran kapitalisme eksploitasi buruh oleh pemodal

Dua sisi tentang industrialisasi menarik untuk kita pahami bersama. Masyarakat membutuhkan pekerja untuk kehidupan mereka, disamping itu juga harus ada kesadaran untuk mengelola kondisi ekologi agar terawat dan bisa dirasakan kelas anak cucu kita kedepan.

Bagaiamana seharusnya kita menyikapi kondisi tersebut? Ada beberapa aspek yang harus berkontribusi dan menyuarakan atas kondisi yang terjadi hari ini. Khususnya para akademisi dan intelektual agar diharapkan mampu memberikan kritik dan solusi atas sistem regulasi yang kadang memberikan penyimpangan karena hanya memfokuskan kepada satu titik misalnya --keuntungan.

Keuntungan dan kelestarian ekologi kadang memiliki sebuah kontradiksi. Apabila beberapa pemodal yang hanya memfokuskan diri kepada keuntungan dan menomorduakan aspek ekologi, rentan akan terjadi rasa acuh. Gambaran ini bisa kita amati ketika hutan dibabat untuk dijadikan tempat reproduksi modal akan tetapi minim untuk menanyakan dan berfikir terkait dengan efek negatif yang berpeluang mengakibatkan malapetaka.

Sebelum kita mengkritisi dan menganggap sinis atas industrialisasi, ada kalanya kita untuk memahami kembali apa itu industri dan bagaimana industri bisa berpengaruh pada umat manusia. 

J. Panglaykim dalam narasinya pada majalah Prisma Maret 1983, membagi sektor industri menjadi lima bagian; sektor industri tradisional, pertanian, pertambangan, berteknologi tinggi dan jasa.

Kelima sektor industry itu memiliki kompatibel dalam membangun perekonomian, salah satunya dengan mengindikasikan hasil dari produksi untuk meningkatkan tingkat penawaran pada sektor dalam maupun luar negeri. Peranan pemerintah juga berpengaruh untuk memberikan regulasi agar menciptakan sistem perdagangan dalam negeri bisa berjalan dengan baik.

Anti Kapitlalisme. Masih Relevankah?

Kapitalisme masih menjadi perbincangan menarik. Dimulai dari ditemukannya kapitalisme memberikan sisi baik dan buruk atas perekonomian. Antitesa dari kapitalisme, diadopsi dari sebuah penderitaan karena sistem produksi yang rakus dan menghantam sistem sosial hingga diklaim sebagai penghisapan.

"Hantam dan hancurkan kapitalisme" sering dijadikan jargon dengan mengkorelasikan dengan kondisi sosial yang berada disekitar mereka. Munculnya liberalisasi dan ditentang dengan pemikiran klasik Marxian membenturkan dua pola pemikiran tersebut, hingga sekarang masih sering didiskusikan dengan saling mengadu dan memperkuat argumen satu sama lain.

Dilema memang, bila kita kontemplasikan pada hari ini terkait dengan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang yang harus kita perhitungkan kembali. Mengapa bisa demikian? Konteks pertentangan kapitalisme tidak semudah seperti apa yang terjadi pada abad ke-18. Konteks hari ini lebih kompleks, sehingga sering menimbulkan perubahan luar biasa dari makna kapitalisme yang sering kita pahami hari ini.

Kebutuhan akan sumber modal yang akan memantik aktifitas perekonomian, tidak bisa kita anggap sebelah mata, dan bisa dikatakan penting. Perkembangan teknologi hingga berakibat pada peningkatan kualitas produksi pada pasar membawa banyak sekali perubahan khususunya beberapa terobosan baru dalam peningkatan aktifitas perkonomian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun