Mohon tunggu...
M. Ghaniey Al Rasyid
M. Ghaniey Al Rasyid Mohon Tunggu... Freelancer - Pemuda yang mencoba untuk menggiati kepenulisan

Orang yang hebat yaitu orang yang mampu untuk mempertahankan prinsip mereka dari beberapa kontradiktif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Relevansi Gerakan Jalan

10 Maret 2020   13:31 Diperbarui: 10 Maret 2020   15:55 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gejayan sebagai pusat berkumpulnya mahasiswa di berbagai penjuru daerah di luar maupun dalam Yogyakarta, menjadi saksi bisu mahasiswa menyuarakan aspirasi terkait dengan isu Nasional sepert -RUU KPK dan Omnibuslaw. 

Gerakan jalan (Demonstrasi), tidak bisa dipandang sebelah mata, dikarenakan mempunyai impact yang terasa dan mampu membuat panas kuping para penguasa terkait kritikan pedas yang mereka lontarkan. Dan yang menarik mampu mengubur keinginan penguasa untuk menyetujui terkait dengan iuran BPJS yang dibebankan kepada masyarakat yang menyebabkan mereka malah tercekik. 

Pengadaan diskusi dan pengamatan secara taktis telah dilakukan untuk mengkaji segala bentuk regulasi yang nantinya akan diperuntukan kepada masyarakat. Tak pelak banyak peraturan yang kurang berpihak kepada masyarakat, toh malah berpihak kepada masyarakat yang bermodal alias para investor dan segala tetek bengeknya. 

 Gerakan Jalanan dan Reaksioner

Gerakan jalanan merupakan adanya bukti nalar kritis dan sense of belonging terhadap bangsa. Dengan adanya gerakan jalanan diartikan sebagai bentuk reaksisoner terhadap kecacatan dan tidak sehatnya kondisi sosial yang ada. Secara historis, gerakan jalanan sering terjadi di Indonesia -Peristiwa MALARI, TRITURA dan Demonstrasi menuju reformasi. Gerakan jalanan tersebut mempunyai dampak yang besar yang dapat merubah tatanan sosial. 

Reaksioner tidak jauh dengan nalar kritis seseorang dan kuatnya pengaruh intelktualisme. Peranan intelektual yang digunakan sebagai senjata dalam mengamati relitas sosial baru, dapat membawa perubahan yang gilang gemilang seperti yang pernah terjadi pada bulan Mei 1998, yang memaksa Orde Baru untuk gulung tikar.

Masyarakat yang berpihak kepada kenyamanan atau lebih kasarnya penjilat rezim, pasti akan ber-statement bahwa hal tersebut merupakan suatu tindakan kriminal dan mengganggu ketertiban umum. 

Jelas hal tersebut adalah bagian dari pasifisme, yang kurang begitu relevan untuk mengawal pemerintahan agar sesuai dan diperuntukan kepada rakyat. Orang-orang pasfisme akan lebih tertuju kepada nrimo ing pandum, walaupun kebijakan yang diberikan pemerintah mencekik mereka. Hal ini menjadi ladang subur bagi birokrat yang menciptakan perundang-undangan tertentu. 

Gerakan Rompi Kuning yang pernah terjadi di akhir November 2018 di daerah Paris yang mengkritik pemerintah Macron adalah salah satu bukti gerakan jalanan tidak memandang segmentasi dari kelas yang pernah dipaparkan wallerstein, akan tetapi dilihat dari kepentingan kolektif. Reaksioner sebagai bukti empiris yang sebelumnya dipantik dengan pengasahan rasionalis untuk memberikan cubitan untuk evaluasi bangsa.

Suatu langkah pasti

"berjuta kali turun aksi bagiku itu langkah pasti"

Begitulah nyanyian yang pekik disampaikan oleh kumpulan mahasiswa sebagai bahan bakar untuk menyuarakan hak mereka.  Gerakan jalanan adalah pondasi awal untuk membangun regulasi baru yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat dan diharapkan anti ketertindasan didalam cover kesejahteraan pancasila. 

Kondisi yang sangat bervariatif dan peredaran pemberitaan media yang silih berganti, menyebabkan ketidak fokusan masyarakat dalam mengawal isu nasional yang penting dan strategis. 

Aksi dengan mengumpulkan masa sebanyak mungkin merupakan bentuk solidaritas untuk mengguncang masyarakat sekitar agar bangun dari rasa tidak tahu menjadi asa baru bagi kesejahteraan mereka.

Dalam penelitian yang disampaikan oleh Richard wilson dan rekannya terkati dengan kritik sosial yang mengalami titik kronis. Langkah yang harus dilakukan yaitu dengan menjalankan revolusi untuk membabat habis segala bentuk penindasan. 

Nerimo ing pandum dalam kebijakan yang mengatasnamakan rakyat sama saja me-numbalkan diri kepada raksasa yang siap mengganyang apapun yang ada didepan mereka. 

Gerakan jalanan tetap relevan untuk mengawal bangsa ini menjadi lebih baik. Didunia yang serba terpaku kepada kepentingan materialistik lebih berefek apatisnya masyarakat terhadap isu strategis yang ada. Hal tersebut akan berbahaya apabila tidak diimbangi dengan pengawalan secara taktis dan strategis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun