Mohon tunggu...
M. Ghaniey Al Rasyid
M. Ghaniey Al Rasyid Mohon Tunggu... Freelancer - Pemuda yang mencoba untuk menggiati kepenulisan

Orang yang hebat yaitu orang yang mampu untuk mempertahankan prinsip mereka dari beberapa kontradiktif

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Balik Heroisme Runtuhnya ISIS dan Harus Pulangnya WNI Eks ISIS

10 Februari 2020   14:56 Diperbarui: 10 Februari 2020   15:15 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Pemulangan eks -anggota ISIS menjadi topik hangat untuk diperbincangkan. Pasalnya banyak beredar celoteh yang tidak pro atas kebijakan pemerintah penolakan anggota eks ISIS yang masih dikatakan sebagai Rakyat Indonesia yang mengalami -penyimpangan, walaupun untuk keputusan dari pemerintah di sampaikan pada bulan Juni mendatang. Melemahnya kekuatan Islamic State Of Iran and Syria menjadi tonggak utama pemulangan para tahanan. Hal ini dikarenakan membludaknya basecamp para korban yang telah disediakan.

ISIS menjadi organisasi radikal yang menjembatani para bagundal yang membawa agama dari negara Syria dan Iran. Secara substansi mereka jauh dari yang namanya Agama, karena agama sendiri diambil dari bahasa sansekerta "A" yang berarti tidak dan "Gama" yang berarti kerusakan atau bisa diartikan sebagai anti kerusakan.

Namun Organisasi tersebut malah berbanding terbalik dari substansi yang semestinya ada. Kekerasan, Pemerkosaan adalah pakaian mereka yang telah membodohi para korban hingga ingin tobat dan kembali ke negara mereka masing-masing. Rasa tidak percaya dan gemas pastinya mulai muncul untuk menolak eks- Anggota ISIS yang mungkin akan tobat dan tidak mengulangi lagi -blunder mereka.

Vis a Vis Pamor Peradaban

Banyak celoteh yang mengatakan bahwa ISIS merupakan salah satu alat oleh negara adidaya untuk menghancurkan citra salah satu agama yang mengalami kenaikan pamor pada abad ke 21 ini melalui faktor kebudayaan. 

Hal ini dibuktikan dengan gamblang dalam buku karangan Samuel Huntingtonn yang berjudul The Clash Of Civilization bahwa diabad ke 21 ini benturan yang terjadi tidak bersifat kepemilikan kenegaraan atau ideologi, akan tetapi melalui peradaban yang telah tertanam lama dan mengalami naik daun di abad ini oleh faktor ekonomi, politik, sosial Dsb.

Rasa gairah untuk menonjolkan peradaban merupakan bentuk sebagai pemaparan jati diri di mata global. tentunya hal ini membawa sejenis pemantik persaingan antar peradaban di seluruh dunia. Asia tengah, Asia Timur, Amerika dan Eropa merupakan salah satu lokasi spasial yang mempunyai peradaban dominan yang mempunyai nilai tersendiri dalam citra global.

Ketika Negara yang berada di lokasi berbeda dengan negara Adidaya mempunyai kemampuan yang lebih radikal dalam ilmu pengetahuan dan implementasinya, hal ini akan membawa salah satu pemantik baru lewat regulasi global yang secara tidak langsung memojokan pihak yang diakatakn negara ketiga yang sedang berkembang. Otomatis negara ini akan berjuang dan bergerak untuk bisa bersaing dengan negara barat dan bahkan melampauinya. 

Banyak beberapa alat yang digunakan oleh barat untuk mengembargo negara-negara yang didoktrin berkembang agar tidak bisa melampaui keagungan dari peradaban barat yang lebih sering dikatakan superior. Hal ini tidak lain sebagai bentuka kepentingan yang lebih pada aspek hegemoni yang seluruh wilayah yang ada di dunia.

Iran dan china sebagai sebuah contoh, ketika mereka mampu membangun suatu militer yang kuat dan bahkan anggaran yang lebih besar dalam bidang militer yang digelontarkan China menyebabkan Negara barat khususnya Amerika iri dan memaparkan global -bahwa dunia sedang dalam keadaan genting. Secara tidak langsung negara berkembang harus menjadi kucing selamanya untuk selalu tunduk dan lembut terhadap barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun