Mohon tunggu...
M. Ghaniey Al Rasyid
M. Ghaniey Al Rasyid Mohon Tunggu... Freelancer - Pemuda yang mencoba untuk menggiati kepenulisan

Orang yang hebat yaitu orang yang mampu untuk mempertahankan prinsip mereka dari beberapa kontradiktif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kecantikan yang Menindas

31 Januari 2020   23:34 Diperbarui: 31 Januari 2020   23:35 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Skincare, lipstick, bedak dan parfum merupakan beberapa contoh kit pack yang dimiliki perempuan untuk kepentingan bersolek. Tujuan dari penggunaan bahan tersebut mempunyai beberapa alasan, mulai dari hobi untuk merias diri dan  ada pula yang digunakan untuk mempercantik guna kepentingan empirisme.

Esensi dari kecantikan telah mengalami perubahan. Kecantikan pada zaman cleopatra sangat berbeda dengan zaman kontemporer kali ini. hal ini dikarenakan oleh perubahan zaman dan faktor objek yang memberikan kriteria tertentu untuk memberikan penilaian bagi sebuah kecantikan. 

Kriteria-kriteria ini didapatkan oleh faktor media yang membuat hegemoni pemikiran kepada masyarakat, sehingga akan timbul suatu prespektif tertentu tentang kecantikan yang sebenarnya. 

Foto model, dunia maya yang memaparkan objek wanita, akan menggambarkan secara simultan tentang prespektif kecantikan. faktor ini menciptakan beberapa sub bagian definisi baru tentang esensi sebuah kecantikan. Gambar model yang mempunyai objek fisik tertentu sering menjadi sebagai acuan kecantikan. Misal saja, rambut lurus hitam, hidung mancung, tubuh yang langsing dan alis yang lentik. 

Hal ini akan menimbulkan stigma baru yang memancing sebagian atau seluruh orang untuk berpenampilan seperti model tersebut. didukung dengan rasa kuat untuk mendapatkan pujian adalah sebagai motivasi untuk berjuang mendapatkan penampilan tersebut. 

Memang dari prespektifsetiap manusia dalam memandang kecantikan, kecantikan merupakan sesuatu yang subjektif setiap orang mempunyai takaran tersendiri dalam menilai kecantikan. Akan tetapi prespektif mayoritas lagi-lagi akan mengalihkan prespektif subjek dan membawanya kedalam prespektif mayoritas, walaupun kadang-kadang mereka menafikannya untuk sebuah penghargaan tertentu terhadap perempuan.

Rasa Minder dan Tertekan

Untuk menjadi cantik itu tidak harus menjadi orang lain. Benarkah demikian?. Sah-sah saja apabila pertanyaan ini bisa dilaksanakan sesuai dengan mental seseorang alias percaya diri yang tinggi. 

Di era kini, menjadi diri sendiri dalam lingkup kecantikan sangat susah untuk diterapkan. Ada beberapa komponen yang harus disesuaikan dengan style dan permintaan sekarang -agar tidak kelihatan jadul. 

Ketika anda bersih kukuh untuk mempertahankan prespektif kecantikan bergaya tahun 30-an, ataupun seperti permai suri kerajaan Majapahit , maka yang terjadi akan menciptakan kikuk bagi orang lain yang malah menciptakan penilaian buruk. Misal saja Anda adalah tipe orang yang sans, dan hal tersebut akan berbanding terbalik apabila Anda akan bertemu gebetan Anda, otomatis akan berdandan sewangi mungkin.

Idola dalam media masa sering menjadi kunci mutlak empiris dalam penilaian kecantikan. Tidak sedikit yang minder dan tertekan karena perbedaan dalam bentuk tubuh yang dimilikinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun