Mohon tunggu...
ghania danis ara
ghania danis ara Mohon Tunggu... Lainnya - kuliah s1

hobi saya bermain bola volly

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pentingnya work-life balance bagi kesehatan mental pekerja

19 Desember 2024   12:13 Diperbarui: 23 Desember 2024   07:54 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pendahuluan 

      Kesehatan mental mengandung peran yang sangat signifikan dalam kehidupan  individu.Kondisi mental yang sehat, bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan optimal. Menurut definisi dari WHO (2016), kesehatan mental adalah keadaan  individu mampu mengenali kemampuan pribadi, mengatasi tekanan hidup,  secara produktif, dan memberikan kontribusi positif pada lingkungan sekitarnya. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 Kesehatan Jiwa, kesehatan mental merujuk pada kondisi di mana seseorang dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial, sehingga mampu menghadapi tekanan, bekerja dengan baik, dan memberikan berkontribusi  komunitasnya. Kesehatan mental juga berdampak pada kondisi fisik seseorang dan berpengaruh terhadap produktivitas. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental menjadi kunci untuk mendukung produktivitas kerja dan kesehatan fisik secara keseluruhan.

      Dalam dunia kerja, kesehatan mental pekerja menjadi hal penting yang perlu diperhatikan menciptakan rasa aman dan nyaman di lingkungan kerja. WHO mendefinisikan kondisi kesejahteraan di mana individu mampu mengatasi tekanan hidup yang wajar, bekerja secara efektif, dan berkontribusi pada masyarakatnya. Perusahaan yang peduli terhadap kesehatan mental karyawan cenderung menciptakan suasana kerja yang lebih baik, di mana pekerja merasa lebih bebas mengemukakan pendapat, berpikir rasional, dan berani mengambil resiko (Min, Lee & Lee, 2014).

Metode

Kesehatan mental memainkan peran bagi pekerja dalam etos kerja, mengembangkan bakat, dan mendorong produktivitas perusahaan. Pentingnya kesehatan mental tidak kalah dibandingkan kesehatan tubuh, meskipun banyak masyarakat yang belum menyadari hal ini. Masalah gangguan kesehatan mental telah diakui sebagai isu global di banyak negara (Oliveira et al., 2023).

Secara umum,  masih menganggap bahwa kesehatan fisik lebih penting dibandingkan kesehatan mental dalam mendukung keberlamjutan  hidup (Weiten et al., 2015). Dalam  sepuluh tahun terakhir, kesehatan mental seringkali jadi salah satu bidang yang paling terabaikan dalam kesehatan masyarakat (WHO, 2022). Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental menyebabkan munculnya stigma terhadap individu dengan gangguan psikologis (Ikmar, 2022).

Menurut WHO (2014), kesehatan mental adalah kondisi individu mengakui kekuatan dalam diri,bisa menghadapi tekanan hidup yang wajar, dan memberikan kontribusi kepada komunitas. Kesehatan mental berkaitan erat dengan bakat seseorang dalam menjaga keseimbangan emosional dan berdampak pada kesehatan fisik secara keseluruhan. Sejalan dengan penelitian Hayati (2019), kesehatan mental membentuk berbagai peningkatan diri, baik secara fisik maupun psikologis. Hal ini mencakup kemampuan seseorang untuk menghadapi stres, menyesuaikan diri, menjalin hubungan interpersonal, dan membuat keputusan (Fakhriyani, 2017).

Masalah kesehatan mental sering muncul di dunia kerja, termasuk diskriminasi, penurunan produktivitas, hingga tekanan akibat beban kerja yang tinggi (LaMontagne et al., 2014). Baik gangguan mental yang bersifat klinis, seperti depresi berat dan gangguan kecemasan, maupun sub-klinis, seperti stres psikologis, merupakan masalah yang umum ditemui di kalangan pekerja (Ilpaj & Nurwati, 2020).

Menghabiskan sepertiga waktu sehari di tempat kerja membuat karyawan rentan terhadap dampak kondisi kerja terhadap kehidupan pribadi .Karena itu, perusahaan memiliki tanggung jawab memastikan keselamatan dan kesehatan mental karyawannya. Hal ini ada dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan Kerja,mencakup aspek kesehatan mental pekerja.

 

Hasil

Kesehatan mental dapat dikatakan baik apabila individu tersebut mampu mengembangkan potensi maksimalnya,  tekanan kehidupan, bekerja dengan efisien, dan memberikan kontribusi positif pada komunitasnya (WHO, 2014). Kesehatan mental juga mencakup kemampuan seseorang untuk berkembang secara optimal dalam berbagai aspek, seperti fisik, intelektual, dan emosional, yang selaras dengan interaksi sosial dan hubungan dengan orang lain.

Perusahaan perlu memberikan perhatian terhadap kesejahteraan jiwa karyawannya, terutama dari perspektif psikologi positif, mencakup upaya untuk menciptakan kondisi dan proses yang mendukung perkembangan optimal individu, kelompok, maupun institusi. Contohnya adalah menciptakan lingkungan kerja yang mendukung keterlibatan karyawan, kepemimpinan yang autentik, dan kekuatan sosial yang kuat di tempat kerja.

Kesejahteraan di tempat kerja sering dikaitkan dengan kepuasan hidup, perasaan positif, dan kebahagiaan yang dialami individu dalam menjalani rutinitas kerja. Lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental dapat membantu pekerja untuk bekerja secara maksimal sekaligus kualitas hidup mereka, cara untuk mencapai tujuan ini adalah dengan memberikan edukasi yang relevan kepada para karyawan.

Perusahaan yang bergerak di distribusi berbahan dasar besi dan baja menghadapi tantangan dalam hal komunikasi tim pemasaran dengan klien serta fluktuasi harga bahan baku yang sering menjadi pemicu stres bagi karyawan. Selain itu, jumlah karyawan yang terbatas meningkatkan risiko tekanan psikologis akibat interaksi intensif antarpekerja maupun dengan atasan. Penelitian menunjukkan bahwa stres kerja, baik pada tingkat individu maupun kelompok, berdampak signifikan terhadap kinerja karyawan (Takahindangen, 2020)

Pembahasan

       Dalam kehidupan modern yang semakin maju, meningkatnya tuntutan pekerjaan mengubah cara pandang dalam dunia kerja (Solikatun, 2021). Persaingan ketat dan intensitas pekerjaan yang tinggi menimbulkan tantangan baru bagi individu untuk menjaga keseimbangan antara tanggung jawab pekerjaan dan kehidupan pribadi. Istilah keseimbangan kehidupan kerja semakin relevan dan menjadi perhatian di dunia kerja saat ini (Widya, 2022).

       Kementerian Perhubungan, isu ini juga menjadi fokus perhatian. Secara umum,  pada kemampuan seseorang untuk menyeimbangkan kebutuhan antara tempat kerja dan kehidupan pribadi (Pebiyanti & Winarno, 2021). Hubungan yang seimbang ini memberikan dampak positif, baik untuk individu maupun organisasi.Orang yang berhasil menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi cenderung lebih optimis, memiliki kesehatan fisik dan mental yang lebih baik, serta menunjukkan produktivitas yang lebih tinggi di tempat kerja (Muliawati, 2020). Work-life balance tidak hanya mendukung kesejahteraan individu, tetapi juga berkontribusi pada keberhasilan organisasi secara keseluruhan.

Sejauh mana individu terlibat dan  merasa puas dalam mengelola waktu serta keterlibatan psikologis mereka dalam kehidupan kerja dan kehidupan pribadi (seperti dalam hubungan dengan pasangan, orang tua, keluarga, teman dan anggota masyarakat) serta minimnya konflik kedua peran tersebut (Wijaya Y, 2020).

Keseimbangan hidup merupakan faktor penting, untuk menjaga kualitas hidup yang seimbang berhubungan dengan keluarganya dan seimbang dalam pekerjaan. Menurut Hill et.all (2014) secara umum dikaitkan dengan titik keseimbangan atau usaha untuk  menjaga berbagai peran yang dijalani agar tetap selaras, serta memberikan kepuasan individu dalam mencapai keseimbangan dalam pekerjaannya. Tasnim, Hoss ain, dan Enam menyebutkan bahwa kondisi di mana seseorang dapat membagi  peran serta kepuasan dalam menjalani yang terlihat dari rendahnya tingkat konflik pekerjaan-keluarga ketika tuntutan kerja menimbulkan masalah dalam memenuhi tuntutan kehidupan keluarga (Pratiwi 2021)

Keseimbangan kerja adalah kondisi di mana seseorang dapat membagi waktu dan perhatiannya secara seimbang antara pekerjaan dan kehidupan pribadi atau keluarga. Keseimbangan kerja sangat penting karena tuntutan untuk sukses dalam karier serta pemenuhan kewajiban keluarga dan kehidupan sosial dapat saling bertentangan (Irawanto, dkk, 2021).

       Kurangnya keseimbangan  pekerjaan dan kehidupan pribadi dapat menyebabkan stres, kelelahan, konflik peran, dan dampak negatif lainnya terhadap kesejahteraan individu (Dennira & Ekowati, 2020). Kekurangan keseimbangan ini dapat berdampak negatif pada produktivitas, motivasi, retensi, dan pengembangan bakat karyawan (Hardy et al., 2020). Oleh karena itu, penting bagi lembaga seperti API Banyuwangi untuk menyadari pentingnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi serta mendukung keseimbangan tersebut. Dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan dan pengelolaan bakat. (Cahyani, & Emilisa)..

Fokus dalam kerja adalah kemampuan perhatian dan energi pekerjaan yang  dilakukan dengan tujuan mencapai hasil yang baik. Laverock (2024) menemukan bahwa pekerja yang memiliki lingkungan kerja yang sehat dan merasa didukung oleh perusahaan mereka lebih produktif dan punya kesehatan mental yang lebih baik. Membuktikan bahwa fokus yang baik juga membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas serta mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi karena distraksi atau gangguan.

Bakat karyawan untuk mengelola suatu pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka. Karyawan memiliki keseimbangan keduannya cenderung lebih bahagia.Ergonomi merupakan ilmu tentang desain tempat kerja dan peralatan untuk mengurangi risiko cedera dan kelelahan. Ergonomi yang baik dapat meningkatkan kenyamanan dan produktivitas karyawan, serta mengurangi risiko kecelakaan kerja,ini dapat meningkatkan produktivitas.

Beberapa studi menunjukkan bahwa integrasi ini dapat meningkatkan produktivitas karyawan hingga 20%. Penelitian juga menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja di lingkungan  yang sehat dan ergonomis cenderung lebih jarang absen dan lebih setia kepada perusahaan. Membangun budaya kerja sehat dan berkinerja tinggi merupakan investasi penting bagi perusahaan.

     Pegawai mampu menjaga keseimbangan  pekerjaan serta adanya kondisi kesehatan mental yang baik dan lebih puas dengan pekerjaan mereka. Keseimbangan antara kehidupan kerja dan kesehatan mental karyawan memberikan dampak baik pada produktivitas dan kepuasan kerja mereka. Studi ini mengungkapkan ketika pegawai merasakan seimbang dalam menjalankan peran pekerjaan dan kehidupan keluarga, serta memiliki mental yang sehat, mereka cenderung bekerja lebih efektif dan merasa lebih bahagia dengan pekerjaannya.

Kesimpulan

        Penelitian menunjukkan bahwa pegawai yang berhasil menjaga keseimbangan antara pekerja serta  kesehatan mental yang baik akan merasa lebih nyaman di tempat kerja, jarang absen, dan memiliki kinerja yang  baik (Hidayah, 2021). Meski demikian, beberapa studi mengungkapkan bahwa kesehatan mental lebih kompleks daripada yang terlihat. Jadi perlu memberikan perhatian khusus pada keseimbangan pekerjaan dan kehidupan pribadi, karena  ini berpengaruh besar terhadap produktivitas dan kebahagiaan mereka.

Perusahaan dapat mendukung keseimbangan ini dengan menerapkan kebijakan yang memastikan waktu kerja, serta menyediakan sumber daya dan dukungan untuk meningkatkan kesehatan mental karyawan. Menciptakan budaya kerja yang menghargai keseimbangan kehidupan pribadi dan pekerjaan, memberikan peluang pengembangan karier yang tidak mengganggu kehidupan keluarga, juga menjadi langkah penting. Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sangat memengaruhi kinerja dan kepuasan kerja karyawan. Ketidakseimbangan antara kedua aspek ini sering menyebabkan stres, penurunan produktivitas, dan ketidakpuasan kerja, seperti yang ditemukan dalam penelitian Lingga (2020). Karena itu, menjaga keseimbangan kehidupan kerja yang baik sangat penting untuk mendukung kesejahteraan karyawan, meningkatkan produktivitas, dan memastikan kepuasan kerja mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun