Mohon tunggu...
Ghani Mutaqin
Ghani Mutaqin Mohon Tunggu... Insinyur - Sherlock Holmes Enthusiast

Nyctophile

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kereta Kedewasaan

4 Desember 2023   14:27 Diperbarui: 4 Desember 2023   14:52 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di tengah hiruk pikuk stasiun yang ramai, ada seorang pemuda bernama Gaby. Dia datang terlambat di peron, hanya beberapa detik setelah kereta yang diharapkannya pergi. Hatinya terasa hancur melihat kereta yang membawa pergi seseorang yang sangat berarti baginya.

Gaby merasa kehilangan, tidak pernah menyangka bahwa segalanya akan berakhir begini. Perpisahan itu begitu tiba-tiba, tak memberikan kesempatan baginya untuk naik ke kereta kedewasaan yang membawa kehidupan baru.

Ketika kereta itu melaju menjauh, Gaby merasakan kepedihan yang dalam. Dia terluka karena terpisah dari seseorang yang berarti begitu banyak baginya. Dia berharap bisa belajar sesuatu tentang bagaimana menghadapi perpisahan dan kegelapan perasaan yang putus asa.

Gaby ingin menghapus semua rasa sedih yang ia rasakan, ingin menemukan kembali cahaya dalam hidupnya. Namun, walau bel telah berbunyi, seseorang yang sangat ia cintai telah pergi, menuju masa depan yang tak bisa dijangkau lagi.

Masa muda Gaby terasa begitu kaku setelah perpisahan itu. Dia merasa kesendirian yang menyiksa dan tak bisa melupakan kenangan tentang kereta yang membawa seseorang yang ia cintai pergi, meninggalkannya dalam kepedihan yang dalam.

Mimpi dan doa menjadi satu-satunya hal yang bisa dilakukan Gaby untuk orang yang telah pergi dengan kereta kedewasaan itu. Dia berharap suatu saat nanti, jika ia harus pergi dari tempatnya sendiri, tidak akan meninggalkan kesedihan yang begitu dalam seperti yang dia rasakan sekarang.

Kisah cinta Gaby selalu berakhir di tengah jalan, meninggalkan perasaan putus asa dan kesedihan yang mendalam. Dia ingin belajar cara menghadapi perpisahan dan kehilangan yang begitu tiba-tiba, dan berharap untuk menemukan kembali cahaya dalam gelapnya perasaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun