Sejak diumumkannya pandemi covid-19 di Indonesia sejak awal maret lalu, seluruh sektor mulai berubah termasuk pendidikan. Virus yang pertama kali muncul diwuhan china ini menyebar dengan begitu cepat dan memaksa masyarakat untuk menjaga jarak agar tak terjangkit virus ini.Â
Seluruh sektor tanpa terkecuali dunia pendidikan dipukul untuk physical distancing dan mengisolasi diri dengan belajar dari rumah. Hampir tiga bulan lalu setelah dikeluarkannya surat edaran tentang study from home oleh kemedikbud RI. Kegiatan belajar mengajar kian beralih dari tatap muka ke daring.Â
Baca juga: Disrupsi Digital, Generasi Z, dan Tren Belajar Online
Tidak sedikit instansi yang menggunakan pembelajaran berbasis teknologi informasi sebagai media penyambung antara guru/dosen ke anak didiknya. Namun, pembelajaran dari rumah secara online tidak semudah yang dibayangkan. Hal tersebut menuai pro dan kontra yang mesti dipertimbangkan demi tercapainya tujuan pembelajaran mulai dari strategi, model, metode, hingga ketersediaan fasilitas dalam belajar daring.
Ada banyak pro dan kontra yang terjadi, mulai dari koneksi intenet, efektivitas metode pembelajaran secara daring, gadget, serta kuota internet yang mahal. Para orang tua mahasiswa menengah kebawah juga dikeluhkan oleh biaya pendidikan yang tetap berjalan dan dihadapkan pada pilihan mencukupi kebutuhan makan dan membeli paket internet.
Baca juga: 3 Sisi Terang dari Belajar Online (Belajar dari Rumah)
Komisioner perlindungan anak (KPAI) Retno Listryarti mengatakan bahwa banyak orang tua siswa yang megadukan bahwa anak mereka stress akibat tugas yang berlebihan selama pembelajaran dari rumah. Pro kontra juga terjadi didunia maya yang datang dari para netizen.Â
Data di crawling dari twitter oleh Drone emprit pada periode 25 maret-25 mei 2020 dengan kata kunci kuliah, belajar dan hashtag #belajardirumah dan #belajardarirumah. Berdasarkan analisis sentiment positif dan negatif cenderung berimbang masing-masing 48% dan 4% menyatakan netral. Hal ini menyatakan pro kontra terhadap kuliah daring dimasa pandemi.
Namun demikian, ada juga beberapa hal positif yang bisa diambil dari jalannya pembelajaran secara daring. Mahasiswa tak perlu repot repot untuk tampil maksimal dari ujung rambut hingga kaki. Hanya perlu merapikan bagian yang terekspos kamera mahasiswa siap mengikuti jalannya pembelajaran.Â
Baca juga: Pro dan Kontra Belajar Online
Dari segi bahan ajar yang bisa diakses dengan waktu yang lama dan lengkap dari pada tatap muka. Konsep pembelajaran juga dikemas lebih menarik oleh para dosen. Dalam kondisi belajar daring mahasiswa juga lebih belajar dan memahami cara menggunakan teknologi terbaru. Dari sisi waktu, mahasiswa juga bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga dan berkumpul bersama.
Kita juga mesti kreatif dan produktif menggali hobi baru disela banyaknya waktu setelah kuliah daring. Bukan hanya belajar mengenai hal yang berkaitan dengan jurusan saja, tapi menggali potensi-potensi baru juga penting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H