Meski lama sekali perjalanan untuk sampai tapi pada akhirnya adalah mencapai tujuan. Tetapi jika tidak ada tujuan maka hilanglah arah jalan kita. Itulah kerja hati. Saat kita tahu tujuan hidup ini maka hati akan memberikan pengetahuannya jika tujuan itu benar dan baik, jika tidak maka akan diganti terus dicari.
Niatkan untuk membuat tujuan diri. Tidak apa sekarang masih mengikuti jalan orang karena tujuannya untuk mencari jalan sendiri. Kita bisa membuat jalan sendiri dengan banyak belajar, banyak mengenal diri, banyak mencari tahu kemana kita pulang nanti.
Ini lah satu perjalanan yang akan meluas dan sempitkan hati. Saat mencari tujuan hati akan selalu mempertimbangkan mana yang sesuai dengan diri kita. Saat menimang-nimang keputusan tentu banyak faktor yang mempengaruhinya, itu juga membuat hati bisa lebih besar dalam menghadapinya.
Hati yang besar akan membuat jiwa juga besar. Jiwa yang besar akan membuat semangat dalam menjalani hidup. Jika hidup sudah semangat maka apapun bisa dilewati, tidak aka nada masalah yang menjatuhkan. Itulah pangkalnya. Ujungnya adalah tenangnya kehidupan kita.
Apakah hati yang kecil bisa terasa besar? Apakah hati yang sempit bisa terasa luas? Semua tergantung pada pemiliknya. Belajarlah menyentuh hati. Belajar bagaimana Tuhan membimbing kita lewat hati yang dititipkan-Nya. Belajarlah bahwa ternyata kekayaan dunia itu ada dalam hati kita.
Meski belum seberapa besarya hati maka kuatkanlah hati itu. Jika memang tidak ada ruang untuk membersar maka buatlah ia nyaman. Meski kurang tapi nyaman sehingga apapun yang akan membuatnya berantakan tetap tidak berefek karena hati ruang yang kecil itu terasa luas dengan keikhlasan.Â
Sempurnakan fungsi hati untuk tetap hidup meski semakin hari tentu makhluk hidup akan mati. Tapi, percayalah bahwa hati yang hidup dalam kehidupan akan melekat pada manusia lain yang masih hidup meski kita sudah mati.
Tentang hati, tentang kehidupan, tentang besar dan kecilnya kita memandang diri, tentang mungkin dan tidaknya kita menghadapi masalah. Jika memang seperti itu maka semua benar-benar ada dalam kendali kita, bukan yang lain. Bahkan saat memutuskan hanya berserah kepada-Nya itu mutlak keputusan manusia sendiri.
Coba masuk lagi.
Siapakah kita?
Kenapa kita ada di sini?