Tempe adalah makanan tradisional khas Indonesia yang cukup dikenal di Dunia. Khususnya masyarakat Dlanggu dan sekitarnya, kami berpendapat bahwa sangat sedikit yang tidak tahu dan belum pernah mengkonsumsi makanan tersebut. Kami merasa rata-rata orang tahu dan pernah memakan tempe. Dibuktikan dengan data yang kami dapat ketika berkunjung ke pabrik tempe yang ada di desa Dlanggu. Produksi dalam sehari yang mencapai 4 kwintal kedelai dapat dihabiskan hanya pada beberapa pasar, yaitu pasar Dlanggu, Mlaten, Pandan. Ketiga pasar itu adalah kebanyakan penjualan. Besarnya permintaan terhadap tempe dipasaran dan adanya pabrik tempe di Dlanggu merupakan potensi yang baik bagi desa Dlanggu.
Pabrik tempe yang telah beroprasi selama 15 tahun tersebut memproduksi tempe dengan kualitas yang baik dan cita rasa nikmat berdasarkan pengakuan beberapa konsumennya. Tempe yang dipasarkan dalam keadaan selalu baru, menjadi factor utamanya. Bahan utama berupa kedelai yang baik dan diproses secara standar mampu dijaganya hingga sekarang. 6 karyawan yang bergerak dibagian produksi hingga pengiriman barang juga selalu dijaga produktivitasnya. Sumber daya manusia disana memiliki etos kerja yang baik. Mereka melakukan pekerjaan dengan teliti dan cekatan.
Limbah adalah ciri-ciri dari usaha pengolahan pertanian. Dalam hal ini, limbah dari pabrik tempe antara lain air cucian dan rebusan serta kulit ari kedelai. Limbah yang dihasilkan oleh perusahaan, selayaknya menjadi tanggung jawab perusahaan supaya tidak menimbulkan dampak negative bagi lingkungan. Pada kasus tersebut, kami menyoroti perilaku social yang baik. Perilaku tersebut bisa disebut symbiosis mutualisme atau hubungan saling menguntungkan. Tanggung jawab terhadap limbah pabrik tempe tersebut secara otomatis dapat dikurangi dengan adanya kebutuhan pakan ternak yaitu sapi. Pemelihara sapi seringkali berkunjung ke pabrik tempe ini untuk mengambil limbah dari pabrik tersebut. Sebagaimana limbah yang dimaksud bagi pabrik merupakan sumber makanan bagi sapi peliharaan warga. Keadaan tersebut tentunya baik karena tidak membahayakan bagi hewan ternak. Oleh karena itu potensi yang dimiliki desa Dlanggu adalah system social yang saling mendukung. Berbeda dengan kondisi di perkotaan yang lebih individual dan materialism. Tentunya lingkungan di desa seperti Dlanggu ini terasa lebih nyaman bagi kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H