Mohon tunggu...
Ghabara Muslim
Ghabara Muslim Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Agribisnis UMM 2017

Agribisnis UMM 2017

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Potensi Agribisnis Ayam Kampung Desa Dlanggu Mojokerto

25 Juni 2021   20:54 Diperbarui: 25 Juni 2021   20:55 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

            Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) merupakan ayam kampung asli hasil inovasi dari Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian. Ayam KUB memiliki keunggulan yaitu mampu bertelur lebih banyak mencapai 160-180 butir/ekor/tahun, memiliki bobot badan umur 20 minggu (5 bulan) berkisar antara 1.200-1.600 gram, umur awal bertelur lebih awal sekitar 20-22 minggu dengan bobot telur 35-45 gram. Masa mengeram ayam yang berkurang hingga tinggal 10% sehingga ayam cepat bertelur kembali serta lebih tahan terhadap penyakit.

            Ayam KUB menjadi komoditas utama yang diusahakan oleh pak Junaedi di dusun Kademangan desa Dlanggu. Beliau memanfaatkan hasil ternak berupa telur, daging, dan bibit. Menurut pak Junaedi, menjual bibit memiliki keuntungan terbesar, sedangkan permintaan terbanyak adalah telur kemudian daging. Pasar yang kurang baik menjadi kendala bagi beliau. Kondisi tersebut menurut beliau disebabkan karena penggunaan ayam merah sebagai pengganti ayam kampung. Adanya peternak seperti pak junaedi sebenarnya sangat berpotensi dalam meningkatkan kualitas pangan masyarakat, mengingat kualitas daging dan telur ayam kampung tidak bisa disamakan dengan ayam merah.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
            Kami mengamati bahwa peternakan ayam kampung tersebut sangat baik dalam hal operasional. Lokasi peternakan mendukung secara lingkungan dan akses jalan raya. Keilmuan beliau cukup baik dan lengkap dalam hal budidaya ayam kampung. Beliau memiliki semangat yang tinggi dalam beternak, dibuktikan dengan usahanya dalam memperbaiki kualitas ayam KUB dengan cara menyilangkan ayam tersebut dengan ayam Indio Gigante asal Brazil. Harapannya supaya menghasilkan bibit ayam kampung dengan sifat ukuran raksasa seperti Indio Gigante. Kendala harga pakan yang sering dihadapi peternak pada umumnya dapat diatasi oleh beliau. Beliau membudidayakan tanaman Pak Chong sebagai pakan alternative tambahan. Rumput pakchong merupakan jenis rumput hibrid yang pertama kali ditanam oleh Prof. Dr. Krailas di daerah Pak Chong, Thailand. Rumput jenis ini memiliki kandungan nutrisi yang banyak, sehingga banyak dicari oleh peternak di manapun. Keunggulan rumput ini adalah kandungan protein paling tinggi dibanding jenis rumput lainnya, produktivitas tinggi, kemudian cita rasa umami yang disukai hewan ternak. Rumput Pak Chong sangat berpotensi dalam mengatasi permasalahan pakan. Berbeda dengan sapi dan kambing, ayam tidak dapat memakan secara langsung rumput ini, oleh karena itu pak junaedi perlu mengolah rumput tersebut dengan mencacahnya kemudian dilunakkan dengan cara direbus dengan tambahan pakan lainnya. Dalam proses pencacahan, pak junaedi memanfaatkan teknologi mesin pencacah bertenaga listrik untuk memutar pisau pencacah. Mesin tersebut juga dijual oleh pak junaedi secara umum.

            

3-60d5d6a6bb4486649679d952.jpg
3-60d5d6a6bb4486649679d952.jpg
Kotoran adalah masalah umum bagi peternakan. Sifatnya yang memiliki bau tidak enak membuat kotoran menjadi masalah. Pak Junaedi membuat masalah tersebut menjadi berkah. Kotoran ayam yang mengandung nutrisi bagi tanaman mendasari upaya beliau untuk menjadikannya berkah. Beliau memanfaatkan maggot sebagai organisme pengurai. Dampaknya adalah bau dari kotoran ayam telah berkurang dan menjadi tidak mengganggu masyarakat sekitar. Hasil dari penguraian oleh maggot tersebuk bisa langsung dimanfaatkan untuk pupuk organic.

            Berdasarkan uraian diatas, kami memperoleh sebuah gagasan untuk perkembangan potensi desa. Pertama, sosialisasi bibit ayam KUB perlu dilakukan untuk meningkatkan produktifitas telur dan daging ayam kampung, mengingat masih banyak masyarakat desa khususnya dlanggu yang memelihara ayam kampung. Tentunya kegiatan pemeliharaan yang telah dilakukan masyarakat dapat lebih berarti secara ekonomis. Kedua, sosialisasi tanaman rumput pak chong perlu dilakukan untuk memperbaiki kualitas pakan ternak seperti sapi dan kambing yang banyak dipelihara masyarakat dlanggu. Ketiga, sosialisasi maggot sebagai organisme pengurai kotoran perlu dilakukan untuk meminimalisir dampak negative dari kotoran ternak sekaligus membuat kotoran menjadi nilai guna bagi tanaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun