Mohon tunggu...
Gusty Fahik
Gusty Fahik Mohon Tunggu... Administrasi - Ayah dan pekerja. Menulis untuk tetap melangkah.

I'm not who I am I'm who I am not (Sartre)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gadis yang Menangisi Payung-payung

14 Januari 2019   07:22 Diperbarui: 14 Januari 2019   07:24 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1/
Tidak selalu tapi pernah beberapa kali ia menangis
melihat dari balik jendela rumahnya
orang-orang berlindung di bawah payung
melintas di tengah lebat hujan

2/
Ia menangisi payung-payung malang
yang punggungnya kukuh menahan
cambuk hujan dan terpa angin
ia teringat ibunya

3/
wanita tegar yang sehari-hari
membiarkan punggungnya memar
dilecut ikat pinggang lelaki yang ia sebut
ayah

4/
Hujan mengingatkannya untuk menjauhi jendela
dan ingatan tentang punggung
 payung-payung malang

punggung ibunya

2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun