Tidak membahayakan laptop, hanya membahayan dompet. Tidak semua U-disk ataupun memory card yang bisa dijadikan memory oleh system(sepeti gambar diatas), jika tidak bisa mau tidak mau harus mempunyai yang bisa digunakan sebagai readyboost. Cara ini bisa menjadi alternatif langkah beresiko pertama meningkatkan performa.
Kedua, adalah Restore Point. Mengembalikan system yang sudah lemot, saya sebut beresiko karena bisa mengakibatkan file hilang. Walupun tidak selalu.
Langkah ketiga, adalah reset. Langkah ini jelas beresiko, bukan hanya kehilangan data(jika tidak diback-up) namun juga laptop menjadi gagal booting (sebuah pengalaman) namun jika sukses ini membuat laptop kita menjadi baru kembali.Â
Langkah selanjutnya, jika sudah fresh tentukan performa akan kembali. Dan untuk menjaga selalu fresh kita butuh perangkat lunak untuk bisa menjaga laptop dalam kondisi  prima, Software seperi Deep Freeze besutan Faronics. Beresiko karena tidak gratis dan jika kita alpha bisa-bisa data hilang saat kita me-restart laptop.
Adalah software alternatif yang bisa disamakan dengan deep freeze ini, namanya Sandboxie, atau VMWare. Beresiko jika kita tidak tahu cara memakainya, file yang sudah susah-susah kita buat lenyap seketika saat restart.
Langkah beresiko terakhir, jika semuanya tidak bisa mengembalikan performa, maka mau tidak mau kita harus fresh install ataupun upgrade perangkat keras. Maka yang beresiko adalah dompet pada langkah terakhir ini. Mengganti HDD menjadi SSD, atau mengganti/ menambah RAM memang sudah pasti cara jitu.
Ram dari 2GB menjadi 8GB atau HDD menjadi SSD sudah pasti bisa mendongkrak performa hingga 50 persen lebih. Walaupun ada yang dikorbankan.