Rambut ini sudah mulai memanjang, tetapi masih terlalu takut pergi keluar sana walau hanya untuk sekedar memangkasnya. Maka dari itu demi keamanan maka saya memutuskan memesan sebuah clipper dengan fitur rechargeable dan waterproof.Â
Alasannya sederhana, biar aman tidak takut tersengat listrik dan tidak pake ribet membersihkan sisa-sisa potongan rambut, semua bisa dikerjakan di kamar mandi. Beberapa saat kemudian pesanan datang, dan seperti ini penampakannya.
Cipratan seperti itu sebenarnya bukan asli cipratan air (splash), melainkan gelembung udara yang terjebak pada air.Â
Kita bisa membuatnya antara lain dengan menjatuhkan benda pada aquarium misalnya, atau kita bisa memasukkan tangan ke aquarium kemudian di putar fotonya, kebetulan waktu itu sempat membuat, namun ketika saya cari ternyata tidak ketemu, mungkin ada pada HDD yang sudah tamat riwayatnya, hanya bisa menemukan pada IG saya.
Ada tombol kecil di kepala yang harus kita tekan untuk 'mereset' cara kita melihat cahaya, karena cahaya sesuatu yang umum maka kita menjadi biasa saja.
Yang harus kita lakukan adalah sama seperti Archimedes, Newton, Benjamin Franklin, bahkan seperti nenek moyang kita homo sapiens tentu tidak perlu sampai seperti mereka, namun setidaknya memberikan atensi khusus dari hanya sekedar melihat, kemudian naik menjadi memandang dan berakhir pada mengamati.
Ngelmu Titen dan teori balon
Kembali ke artificial light, Â Cahaya buatan ada 2 jenis, continues light dan strobe light. Dengan cahaya buatan akan bisa membuat kita mampu mengontrol cahaya itu sendiri, mengontrol quantity of light, mengontrol quality of light, mengontrol direction of light dan mengontrol color temperature of light.
Realitasnya, bahwa ada teori disana;  exposure Compensation(EV), guide number (GN), watt-second (WS), intensity(quantity of light) yang menggunakan prinsip inverse square law, flash duration, sync speed, second curtain(slow sync speed), High speed sync.
Logika relatifitas sumber cahaya terhadap obyek, jenis obyek; metalik, transparan dan netral, metalik dan transparan cenderung memantulkan refleksi spekular (specular reflection) dan obyek netral akan memantulkan refleksi difusi (diffused reflection).Â
Ada how to; feather light, light shaping, light modifier. Untuk itu yang pertama harus kita lakukan kemudian adalah mencari tahu agar bisa paham, untuk paham kita bisa buka mata, buka telinga,  sadari ada realitas, pelajari lalu ikuti.
Namun bila saya harus menjelaskan "ala saya" bagaimana cara mempelajari itu semua yang notabene penuh hitungan dan rumus, jawabannya satu 'niteni'. Sama seperti  Newton yang niteni apel jatuh, Archimedes yang niteni air tumpah dari 'bathup', Benjamin Franklin yang niteni petir, atau bahkan sama dengan nenek moyang kita homo sapiens niteni lingkungannya dalam usaha untuk berkembang dan bertahan hidup.Â
Tentu Lebih lambat progresnya dibanding menuntut ilmu, karena kita hanya niteni. Teori balon kita butuhkan untuk tetap terus berusaha, sama seperti balon yang ditiup jika kemudian kita pencet pada satu sisi akan menggelembung pada sisi lainnya, jadi saat kita menemukan hambatan lupakan sejenak, alihkan pada pembelajaran yang lainnya.
Ada FAQ sederhana...
Mulai dari mana? Menurut saya yang pertama adalah hadirkan dulu cahaya buatan. Beli? Yah tidak selalu yang penting ada dulu, bisa pinjem, bisa rental. Pilih yang mana? Saya rasa yang bisa menjawab anda sendiri mau kemana, akan selalu ada kelebihan dan kekurangan. Jika masih bingung bisa melihat kebelakang atau melihat kembali koleksi foto-foto lama di HDD.Â
Jika sering keluar, strobe light dengan tenaga batere ok punya, tidak sering keluar dan butuh tenaga besar, strobe light dengan asupan listrik dengan tenaga listrik bisa dipilih, atau tidak sering keluar dan tidak butuh tenaga besar, berarti continues light bisa dipilih, nah klo butuh kesemuanya tinggal cari yang hybrid, bisa mengakomodasi semua kebutuhan.
Bagusan yang mana? Jawabannya simpel, tidak ada satupun produsen yang menjual barang jelek. Sudah barang tentu suatu produk itu dijual setelah melalui berbagai tes hingga membuat layak untuk dijual.
Merek apa? Bagus jika bisa satu merek dengan kamera, karena sudah pasti 'klik'. Third party juga tidak masalah, misalnya: kamera anda di hot shoe-nya nangkring profoto A1, ganteng banget malah.
Foto lensa ini mirip dengan foto pada awal hanya saja menggunakan continues light DIY (do it yourself), bisa dilihat dari specular reflection pada titik-titik air. Caranya sepeti foto di bawah ini, menggunakan yang biasa di kenal dengan tehnik light painting.
Agar siap saat dibutuhkan di lapangan.
*nb: agak susah nulis panjang pada caption; semua dokumen pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H