Mohon tunggu...
Geyonk
Geyonk Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga 62

Photomood, Saya dan kopi hitam .:: IG::.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Pentingnya Konten Visual

28 Agustus 2016   22:41 Diperbarui: 29 Agustus 2016   10:06 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi saya, yang paling utama dalam mencari sesuatu dalam jagad world wide web adalah mengetikkan keyword pada kolom search bar di browser. Kemudian jika sudah muncul laman pada mesin pencari Google, hal selanjutnya yang saya kerjakan adalah mengeklik tab image, setelah menemukan konten visual yang saya rasa tepat barulah klik view page. Jadi, yang utama adalah image dulu baru konten tulisannya.

Begitu juga jika saya menuliskan sesuatu di sini, jarang sekali tanpa konten visual, baik itu ilustrasi ataupun visual penguat dan pendukung tulisan. Dalam pemahaman sederhana saya, konten visual adalah ruh dari konten tulisan, dia akan merepresentasikan isi tulisan itu sendiri.

Manusia adalah makhluk visual. Wajar saja ketika kita dihadapkan pada suatu artikel, pada akhirnya mata ini mencoba mencari sesuatu yang berbeda di antara barisan teks. Visual bisa sebagai oase bagi mata di antara padang pasir tulisan.

Ternyata ada penelitiannya
Ternyata ada penelitiannya
Kenapa visual itu menyenangkan? Karena memang otak kita lebih cepat memproses visual dari pada sederetan teks, menurut penelitian hingga 60.000 kali lebih cepat. Kemudian visual akan lebih diingat, presentasenya ialah 10% suara, 20% buat teks, dan sisanya adalah visual.

Seperti yang telah kita ketahui, visual bisa berupa foto, gambar atau grafik dan audio visual. foto dan audio visual tentu kita sudah tahu persisnya, dan tulisan kali ini ingin menyinggung sedikit tentang grafis sebagai penguat konten tulisan.

Sebagai sesuatu yang dirancang untuk diciptakan, grafis sebagai karya tentu memiliki unsur/elemen, susunan dua atau lebih unsur/elemen ini yang akhirnya memiliki bentuk, arti dan makna.

Fotografi sebenarnya juga ikut menggunakan elemen saudara tuanya ini.
Fotografi sebenarnya juga ikut menggunakan elemen saudara tuanya ini.
Sebagai orang yang awam tentang seluk-beluk grafis hanya menyenangi, dan tidak pernah mendapatkan teori yang mendalam tentang grafis, seperti teman-teman di jurusan desain grafis (dulu), sekarang mungkin namanya desain komunikasi visual, saya melihat ada sebuah tren terutama dalam konteks digital. Tren yang dulu pernah ada di sekitar tahun enam puluhan, yaitu flat design. Desain grafis yang sangat sederhana, tidak ada shadow, bevel, ataupun gradasi, sekilas mirip vector dari pada gambar raster. Tren ini diawali Windows 8 dengan metro design-nya (yang kemudian diberi nama modern design, istilah pada windows 10), walaupun sebenarnya berbeda kemiripan ini yang membuat flat design tahun jadul itu kembali bersemi, CLBKmungkin yah.

Sampel metro design, dan color palette-nya
Sampel metro design, dan color palette-nya
contoh flat design, dan color palette-nya
contoh flat design, dan color palette-nya
Hari ini, Google juga tidak ingin ketinggalan membuat sebuah gaya sendiri, namanya material design. Pembedanya dengan flat design adalah kembali aktifnya sumbu z, setelah pada flat design hanya sumbu x, dan sumbu y. Berarti ada ruang, setelah hanya bidang, ada kedalaman tentu saja kembalinya bayangan (shadow) dan bevel.

Mterial design dan color palette-nya
Mterial design dan color palette-nya

Sebenarnya ada satu tren sebelum tiga desain ini booming, yaitu skeuomorphic. Tren desain ini amat terasa pada ios 6, di mana desain ini mengikuti atau dibuat berdasarkan bentuk-bentuk pada dunia nyata, namun fungsi bentuk aslinya tidak mengikuti.

Contoh skeuomorphic
Contoh skeuomorphic
Fungsi aslinya yang tidak mengikuti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun