Dalam fotografi ada empat kategori menurut hemat saya yang akan kita tuju esok. Pertama, hanya untuk konsumsi sendiri (pribadi). Kedua, untuk orang lain yang memerlukan keahlian kita (events). Ketiga, untuk pengejawatahan ide-ide liar yang ada di kepala ini (kreatif). Keempat, telling story untuk khalayak ramai (editorial).
Jika kemarin sudah habis membaca buku panduan/manual, dan sudah paham fungsi-fungsi kamera kita, lalu kenapa belum hunting?Â
    "Ga pede, kameranya masih standar. Lagian ga ada temennya."
Lho, kadang geli jikalau ada orang di grup yang bilang seperti itu. Saya tidak mengerti yang mereka sebut kamera masih standar itu yang kayak apa. Kamera sakukah, DSLR yang entry level, kamera handphone, atau apa? Sendiri juga seharusnya bukan halangan untuk kita bisa hunting.
Gayanya kayak pake DSLR aja
Masalah kamera 'standar', atau apapun itu mungkin hanya akibat dari ketidakpedean kita saja mungkin. Bertahun-tahun lamanya kamera saya juga cuma
pocket camera kategori
power zoom seperti foto diatas, keluaran Kodak saat coba beralih dari SLR. Mau bungkus DSLR duitnya kurang, yah jadinya
power zoom dulu aja, saya pilih yang ada
viewfinder-nya, agar merasakan gimana rasanya 'ngintip' di belakang jendela bidik pada kamera digital.
Apapun kamera yang kita miliki harusnya kita tetap bisa membuat karya, karena kamera kita itu adalah senjata terbaik yang kita miliki. Daripada meratapi, mending bikin stabil aja, beberapa foto yang beredar disini kadang terlihat goyang.
Kalo kemaren cara pegang DSLR, sekarang cara pegang kamera poket/handphone agar bisa stabil, pertama posisi tangan yang menahan/tidak menekan tombol/ikon shutter adalah seperti ini.
Posisi tangan untuk menyangga.
Begitu juga dengan smartphone.
Begini mengambil gambarnya.
Mungkin sedikit terlihat aneh, tapi lebih stabil jadinya.
Meramu
Sama seperti aliran seni yang lainnya fotografi juga memerlukan bahan-bahan untuk bisa menghasilkan sebuah karya, bahan-bahan itu kita sebut elemen. Menjadi sedikit berbeda dengan seni lukis dimana frame/kanvas dimulai dari kosong lalu satu demi satu elemen ditambahkan, pada fotografi elemen-elemen itu sudah tersedia tinggal kita yang menentukan apakan menggunakannya, mencampurnya, atau menyingkirkannya. Elemen-elemen itu berupa; garis, bentuk dan bidang, tekstur, pola, warna dan kontras gelap terang cahaya, terakhir ruang.
Garis, adalah elemen yang sangat kuat, mudah menarik mata, dan kita bisa mudah menemukannya dalam apapun. Elemen garis bisa berupa garis nyata ataupun imajiner baik satu kesatuan ataupun dalam kondisi terputus-putus. Dalam
frame garis akan terbagi atas, horisontal, vertikal, lengkung, atau yang tidak beraturan.
Horinsontal atau diagonal? (dokpri)
Garis kaki langit, ini garis imajiner (dokpri)
Garis imajiner yang nyata, bener ga? (dokpri)
Garis tidak beraturan. (dokpri)
Bidang dan bentuk; Sebagian besar dari foto yang telah kita abadikan akan didominasi oleh dua elemen pembentuk gambar ini.
Siluet adalah bidang yang menyenangkan. (dokpri)
form apa shape? m.kompasiana.com
kotak dan lingkaran (dokpri)
Tekstur, adalah nilai pada unsur rupa yang menunjukan sesuatu rasa  pada permukaan bidang atau bentuk. Hanya dengan melihat kita dapat merasakannya.
Handuk dan Tegel permukaan Kolam (dokpri)
Pattern, atau pola berulang, bisa berupa pengulangan dari bentuk, ataupun garis.
chiclet keyboard (dokpri)
Pelindung speaker pada tape
Pola pada pager di BG dan rambut patung Sang Budha (dokpri)
Sebenarnya masih ada elemen penting lainnya yaitu,
color dan value, serta
space. Tapi saya ingin pisah pada lain bahasan.
Contoh foto yang bisa kita bikin yang memuat elemen garis, bentuk, bidang, tekstur, pola, warna,
value, dan
space.Â
Peletakan semua elemen atau penyusunannya akan kita kenal kemudian dengan istilah komposisi, yang akan membedakan hasil akhir foto kita pop up atau datar-datar saja.
Salam Jepret
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya