Mohon tunggu...
Geyonk
Geyonk Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga 62

Photomood, Saya dan kopi hitam .:: IG::.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mengenal Ujung Tombak Sebuah Camera: Lensa

1 Juli 2016   03:46 Diperbarui: 1 Juli 2016   09:24 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ukuran Sensor
Ukuran Sensor
Untuk mencari persamaan nilai, maka yang perlu kita cari pertama adalah crop factor-nya dengan cara panjang sensor full frame di bagi panjang sensor yang ingin dicari crop factor-nya. Pertama kamera hape, 36 : 5.94 mm = 6.06 maka crop Factor-nya adalah 6. Kemudian kamera saku, 36 : 6.16 mm = 5.84, maka crop factor-nya 5.9. Terakhir DSLR, 36 : 22.2 mm = 1.62, maka crop Factor-nya adalah 1.6.

Sekarang kita coba samakan, bila kamera hp tertera 4 mm dengan f/1.8, maka equivalent dengan full frame adalah 24 mm dan f/ 11 berdasarkan nilai ini, pada kamera saku harus memuat nilai; 4.06 mm dan f/ 2 dan kamera DSLR agar mendekati sama adalah, 15 mm dan f/ 7. Untuk lebih jelasnya kita bisa liat pada dua foto dibawah ini

Perbandingan kamera Hp dan DSLR
Perbandingan kamera Hp dan DSLR
Pada contoh digambar atas, bila kita sama-sama menggunakan f/ 1.8, pada DSLR jelas DOF nya sempit, sedangkan pada kamera hape (kiri) DOF nya cukup membuat objek fokus dari depan ke belakang.

Sebelum momen itu tiba tidak ada salahnya kita mengecek apakah lensa yang kita punyai tidak mempunyai masalah, dan siap untuk 'bertempur'.

Test Chart Lensa
Test Chart Lensa
Test Chart ini bisa di-print sendiri ataupun di print pada kedai-kedai digital (di kota saya, cukup mengeluarkan Rp 5.000,- untuk bisa mendapatkan print sebesar kertas ukuran A3). Tempel di dinding dimana cahaya cukup terang untuk bisa menjepret dengan bukaan yang beragam. Posisikan kamera sejajar, gunakan tripod, bila tidak ada bisa kita gunakan meja kecil atau bangku, untuk chartnya bisa kita sesuaikan agar sejajar. Ambil beberapa foto dengan masing-masing bukaan (aperture) dari yang terbesar (angka kecil) hingga terkecil (angka besar), jangan lupa untuk panjang fokal (FL) diambil dari terlebar (wide) hingga yang tersempit (long)  . Bila menggunakan kamera saku yang tidak mempunyai setting unutk mengubah aperture kita butuh sedikit trik, yaitu menghambat sumber cahaya untuk memaksa kamera mengubah aperture(bukaan)nya, dan sayangnya untuk kamera Hp tidak bisa kita akali lagi, berarti hanya bisa satu bukaan saja, tapi itu sudah cukup untuk mengetahui kemampuan lensa. Diagram yang lebih besar bisa diambil pada google drive saya disini.

Permasalahan

Sebagai produk buatan manusia tentu jauh dari sempurna, ada kalanya lensa mengalami beberapa permasalahan;

1. Focus Hunting: Kondisi dimana kamera tidak bisa menemukan titik focus, dan terus mencari kondisi tertajam. Karena kebanyakan kamera menggunakan sistem focus trap, bila fokus terjadi maka kunci shutter button akan dibuka, maka bila gagal fokus maka kamera akan mengunci shutter button tersebut. Ada beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan kondisi ini terjadi, pertama adalah MFD (Minimum Focusing Distance) atau jarak terdekat dari lensa untuk bisa fokus tidak terpenuhi, untuk mengatasinya tentu kita bisa memundurkan jarak antara kamera dan objek. Kedua, lensa kotor adalah penyebabnya, cara mengatasinya tentu kita harus segera membersihkan permukaan lensa. Ketika, tidak cukup cahaya pada ambient sehingga kamera gagal fokus. Tentu saja mengatasi kondisi ini adalah dengan menambahkan cahaya/menerangi objek dengan cahaya agar kamera bisa fokus. Keempat, pada kamera HP terjadi konflik memori, kondisi ini akan bertahan walaupun kita sudah close and release application, cara mengatasinya bisa dengan restart, soft reset. Bila masih berlanjut periksa aplikasi yang memakai fungsi dari kamera, hapus satu persatu jika masih berlanjut kita bisa hard reset namun bila masih terjadi berarti ada masalah dengan modul kamera hp kita. Pemasalahan pada kamera saku dan DSLR karena kerusakan dari sensor phase dan contrast detect yang berfungsi menyatakan kamera fokus, bila ini yang terjadi mau tidak mau kita harus memeriksakannya pada service center.

2. Fokus yang meleset: Kondisi dimana fokus bisa tercapai akan tetapi bergeser dari titik dimana seharusnya fokus itu terjadi, misalnya kita hendak menjatuhkan fokus pada mata, yang terjadi kemudian fokus jatuh pada hidung, atau fokus bergeser pada kuping. Fokus pada mata yang kemudian bergeser ke hidung dalam fotografi dikenal dalam istilah front focus, dan bila fokus jatuh ke belakang pada area kuping, kita kenal dengan fenomena back focus. Untuk mengatasinya kita bisa melakukan kalibrasi ulang, hanya saja kemampuan untuk melakukan kalibrasi sendiri ini hanya dimiliki oleh DSLR/Mirrorless yang semi pro keatas, selebihnya kita hanya bisa pasrah pada service center untuk dapat melakukan kalibrasi ulang.

Test Back-Front focus
Test Back-Front focus

Cara mengetahuinya cukup mudah, letakkan beberapa objek yang berdeketan; contoh: gambar diatas, tandai objek yang akan kita tentukan fokusnya. Kemudian ambil foto dan liat hasilnya, bila titik tertajam tepat pada objek yang kita tandai berarti lensa kita masih normal, namun bila fokus telah bergeser kedepan atau kebelakang itu yang wajib kita waspadai.

3. AF mati: Permasalahan ini hanya terjadi pada lensa tukar lepas (interchange lens). AF mati adalah permasalahan yang timbul akibat rusaknya jalur atau terputusnya kabel fleksibel yang berada dalam lensa, sehingga lensa tidak lagi bisa menerima perintah untuk menggerakan motor AF. Kabel fleksibel ini sebenarnya cukup kuat hanya karena pemakaian yang sedikit sembrono, seperti terlalu sering memindah ring zoom yang ekstrem kayak setrikaan, maju mundur cantik terus menerus menyebabkan kabel ini mencapai masa purna tugas lebih cepat dari jadwal.

4. Lens stuck/macet: Biasa terjadi pada kamera saku, lensa tiba-tiba berhenti di tempat, tidak mau maju atau mundur. Bahkan ketika kamera dimatikan lensa tidak mau kembali. Permasalahan ini muncul karena ada sesuatu entah itu butiran debu/minyak/atau cairan yang mengandung gula berada pada sela-sela lensa hingga menyebabkan lensa macet. Bisa juga terjadi akibat kamera terjatuh atau terbentur, sehingga jalur lensa rusak. Cara mengatasinya tentu kita bawa ke service center, namun bila enggan atau tidak sempat, kita bisa mencari pada mesin pencari kesayangan, disana banyak cara alternatif untuk dapat membetulkannya.

Permasalahan yang timbul akibat pemakaian dan usia pakai.

5. Coating habis: Coating adalah lapisan tipis berwarna pada permukaan lensa, memiliki fungsi untuk mengurangi glare/flare. Tentu sedikit banyak akan mempengaruhi hasil foto bila coating/pelapis ini sudah hilang/habis.

6. Scratch: Tergoresnya optik lensa. Tingkat kedalaman goresan ini bisa kita rasakan dengan menyapukan kuku pada permukaan lensa, bisa kerasa perbedaan permukaan kemungkinan tingkat kedalamannya sudah parah, tentu akan berpengaruh pada hasil foto kita. Bila kita ingin membeli lensa bekas perhatikan satu hal ini, jangan pernah membeli lensa bila lensa belakang yang tergores, pada lensa bagian depan bila tergores masih belum dalam tidak akan berpengaruh ke foto.

7. Debu dan jamur: Karena debu ada dimana-mana tentu tidak bisa dihindarkan bisa ada sebagian mampu menyusup ke dalam lensa, dalam jumlah sedikit tidak akan berpengaruh pada hasil foto. Jamur, adalah kondisi lensa yang berada pada ruangan dengan tingkat kelembaban yang tinggi dalam waktu yang lama. Jamur ini menyerupai serat-serat seperti akar pada lensa, dalam jumlah yang sedikit tidak akan mempengaruhi hasil foto. Cara mengatahuinya, bukalah lensa dan arahkan pada cahaya, bisa lampu atau senter. Jika ingin mengetes pada hasil foto, set kamera dengan menggunakan bukaan kecil, arahkan pada langit/monitor komputer saat backgroundnya didominasi putih, set manual fokus cari kondisi blur, ambil foto. Debu akan berbentuk titik-titik berwarna gelap, dan jamur akan berwarna putih memanjang. Bila sudah tampak, berarti bisa kita anggap menggangu.

Jamur pada Lensa
Jamur pada Lensa

8. Fog: Kondisi dimana lensa diliputi seperi kabut putih. Ini kondisi yang sudah sangat menggangu. Tidak ada yang bisa dilakukan kecuali melakukan slab/menggosok habis permukaan lensa. Karena digosok habis maka sudah pasti coating akan hilang, dan resiko lensa akan pecah atau 'gempil'.

Permasalahan yang timbul akibat sejak lahir, bad copy dan 'melawan hukum fisika'. 

9. Chromatic Aberration: Penyimpangan akibat gagalnya warna jatuh tepat pada titik api yang sama pada bidang sensor. Setiap warna memiliki panjang gelombang yang berbeda, dan ketidak mampuan lensa membelokan cahaya tepat menyebabkan CA ini dapat terjadi. 

CA pada Hood Lens
CA pada Hood Lens
Gambar diatas muncul CA pada hood lensa, muncul warna cyan dan purple, dan CA jenis ini biasa juga disebut LOCA (longitudinal chromatic aberration) atau bokeh fringing, penyimpangan yang terjadi hanya pada bagian yang 'blur'. Pada dasarnya semua lensa memiliki CA, kualitas material lensalah yang mampu meredam CA hingga pada titik tidak menggangu hasil foto. 

Ada 2 cara untuk menghindari CA dengan hasil yang menggangu, pada D day ataupun pada post production. D day, pertama, stopping down aperture atau menurunkan bukaan 1-2 stop, contoh: Jika CA parah pada bukaan f/1.8, kita bisa turunkan menjadi f/3.2. Kedua, hindari kontras yang tinggi antara objek dan latar belakang. Ketiga, bila memakai lensa zoom, sebaiknya hindari pada panjang fokal terlebar maupun tersempit, contoh: lensa 70-300 mm, hindari pada 70 mm, dan 300 mm, gunakan 80 mm hingga 270 mm misalnya. Keempat, ini saran yang agak mahil, gantilah dengan lensa-lensa luxury entah itu gelang merah jika C ataupun gelang emas jika N, he he he.

Pada post production, kita bisa menggunakan software manipulasi gambar seperti Photoshop unutk menggenyahkan CA ini.

Bersih seketika
Bersih seketika
10. Barrel Distortion dan Pincushion Distortion: Gangguan pada lensa yang mengakibatkan hasil foto tampak mengembung pada bagian tengah (Barrel Distortion), dan distorsi yang mengakibatkan hasil foto kebalikan dari BD menjorok kedalam (Pin Cushion). Kesalahan yang terjadi sejak lensa kita boyong kerumah. Cara mengatasinya adalah, mengganti lensa atau membetulkannya pada post pro. 

Barrel Distortion
Barrel Distortion
Pincushion Distortion
Pincushion Distortion

Menggunakan Lens Correction
Menggunakan Lens Correction

Bila kita ingin membetulkannya pada photoshop, bisa diakses melalui tab Filter--> Lens Correction (Shift + CTRL + R)

11. Vignette: atau vignetting, salah satu yang umum terjadi. Kesalahan pada lensa yaitu terjadinya hasil yang lebih gelap pada sudut-sudut frame. Hasilnya bisa beragam, ada yang samar dan ada yang terlihat jelas. Walaupun ini adalah jenis penyimpangan pada lensa, akan tetapi banyak yang memanfaatkannya, bahkan menambah, tempelkan bentuk yang menyerupai vignette agar menambah kesan dramatis pada foto.

Vignette pada sudut-sudut foto
Vignette pada sudut-sudut foto

Ada tiga jenis kesalahan yang bisa mengakibatkan timbulnya vignette, pertama adalah optic, pixel pada sensor dan yang terakhir muncul akibat penggunaan aksesoris yang berbeda dari pabrikan lensa, seperti menumpuk filter ataupun hood lensa yang tidak sesuai.

12. Diffraction Limited Aperture; Jika selama sering kita mendengar semakin kecil aperture akan semakin tajam. Bagi yang mendalami ilmu pasti terutama fisika tentu tidak asing dengan hal ini. Bagi kita yang dulu duduk dalam kelas sosial seperti saya mungkin agak bingung. Saya coba berikan penjelasan sederhana, saat aperture ditutup, maka yang terjadi adalah pembiasan, sehingga penyimpangan ini terjadi. Kesimpulannya pada f kecil belum tentu lebih tajam, contoh: f/ 22 belum tentu lebih tajam dari f/ 8. Kita bisa menggunakan chart test  diatas untuk melihat hal ini. Atupun mencari sweet spot lensa kita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun