Mohon tunggu...
Geyonk
Geyonk Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga 62

Photomood, Saya dan kopi hitam .:: IG::.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Tutorial Foto, Anoman Obong

22 Oktober 2015   04:16 Diperbarui: 22 Oktober 2015   04:43 2769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam lakon Ramayana, putera semata wayang Dewi Anjani ini adalah salah satu tokoh utama, dia penyempurna tugas dari Rama dalam melenyapkan sang angkara murka, dengan jalan menimpakan gunung Ungrungan kepada Rahwana.
Ini Kali kedua saya melihat Sendratari Ramayana pada pelataran terbuka kompleks candi Prambanan, kebetulan juga yang pertama saya melihat sendratari ini dengan gaya Yogya, dan yang terakhir ini saya melihat dengan gaya Solo.

Bagi yang sudah pernah melihat tentu tahu dimana klimaks adegan dalam sendratari ini, saat Hanoman ditangkap di taman dimana sang Dewi Sinta ditawan kemudian dihukum dengan cara dibakar hidup-hidup.

Karena jarak yang jauh, temaramnya lampu(efek dramatis), serta kondisi dimana ingin memasukkan background Prambanan membuat saya tidak punya banyak pilihan, sehingga susah mendapatkan gambar yang bagus. Kemudian muncul ide kenapa tidak membuat sendiri lakon Anoman Obong ini.

Begitu sampai dirumah, ide membuat foto itu makin membuncah. Ada beberapa tehnik yang muncul dikepala ini namun pilihan akhirnya menggunakan tehnik draging the shutter.

Drag Shutter

Tehnik ini menggunakan flash/strobe, kenyataannya adalah flash kill the ambient/atmosfer, sedangkan saya membutuhkan cahaya ambient(dalam hal ini api yang berkobar-kobar) maka memperlambat shutter adalah hal yang memungkinkan kamera menerima cahaya sekitar selain flash(ambient).

Bingung ya? Mari saya berikan gambaran

Untuk memudahkan kemudian saya mencoba membuat dummy, idealnya membuat story board/sketsa, karena saya kurang bisa menggambar maka lebih baik saya menggunakan dummy.

Setelah itu maka hal lain yang membuat pusing adalah mencari minyak tanah, susah benar mendapatkan minyak tanah disekitar rumah saya.

Anoman Obong versi saya

Keesokan hari setelah semua properti siap, kostum dan penarinya, maka tinggal menunggu gelap.

test pertama,

saya coba dengan semua kemungkinan, termasuk ala "jatilan"

Hari sudah mulai gelap, saatnya uji coba pertama kali. Para pendukung menggunakan pakaian gelap yang senada dengan background kain hitam untuk memudahkan saya dalam mengeditnya nanti.

Sambil mengayakan gaya sang penari, ujicoba terus dilakukan. Bahkan tanpa sengaja membuat api menyerupai bentuk hati.

Setelah berpuluh-puluh jepretan, dan sang penari sudah tampak lelah, maka saya memutuskan untuk final shot.

 

Selesai sudah, foto ini tinggal masuk 'dapur' dan 'digoreng'.

Selesai, hasil memang masih jauh dari sempurna. Namun setidaknya saya bisa memuaskan keinginan saya untuk membuat sesuatu yang lebih menarik versi saya. Fotografi itu menyenangkan, bila kita tekun dan jujur akan proses yang ada.

Catatan akhir: obor ini berbahaya, susah padamnya, jika ingin membuat karya seperti ini, perhatikan cara untuk mematikannya. Dengan menggunakan karung goni basah.

Salam Jepret

NB: semua foto milik pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun