Orang-orang China sangat menghargai sifat rendah hati. Sedangkan, orang-orang Amerika cenderung menganggap sifat rendah hati dapat menjadi tanda kelemahan.
- Sifat Saling Menghargai
Orang-orang China selalu berusaha untuk saling menghargai atau menghormati satu sama lain. Sedangkan, orang-orang Amerika cenderung mementingkan citra diri sendiri dan kurang saling menghormati.
- Multikulturalisme
Orang-orang China kurang menghormati dan menerima keragaman budaya karena susunan etnis yang lebih homogen. Sedangkan, orang-orang Amerika lebih bisa menerima peleburan budaya karena keragaman etnis di negaranya.
- Ruang Pribadi
Orang-orang China terbiasa dengan ruang hidup yang sempit dan transportasi yang padat. Sedangkan, orang-orang Amerika cenderung menganggap serius ruang pribadi mereka dan tidak menikmati jika terlalu dekat secara fisik dengan orang lain.
- Menghormati Orang Tua
Di China, para anak diharapkan untuk merawat orang tua, serta dipandang rendah jika mengirim orang tua mereka ke panti jompo. Sedangkan, di Amerika Serikat, para anak cenderung hidup terpisah dari orang tua setelah mereka menjadi orang dewasa yang sah.
Persamaan Budaya China dan Amerika Serikat
- Ketepatan Waktu
Budaya China dan Amerika Serikat sangat menghargai ketepatan waktu di setiap bidang kehidupan. Mereka ingin dapat mencapai tujuan tepat waktu atau lebih awal dan tidak terlambat sedikit pun.Â
- Keputusan Berdasarkan Konsensus
Dalam budaya China dan Amerika Serikat, banyak keputusan diambil berdasarkan konsensus yang memastikan bahwa setiap orang dalam tim atau kelompok setuju dengan keputusan tersebut. Hal ini dilakukan agar proses pengambilan keputusan tidak bersifat otoritatif. Konsensus merupakan aspek kunci dari komunikasi untuk menghindari situasi konfrontatif, kesalahpahaman, dan konflik mengenai tindakan tertentu.
- Pendidikan Tinggi sebagai Pusat Mobilitas Sosial
Di China dan Amerika Serikat, pendidikan tinggi dianggap sebagai kunci mobilitas sosial. Orang yang bercita-cita untuk memperbaiki keadaan atau menciptakan kondisi kehidupan yang lebih baik akan memprioritaskan pendidikan mereka untuk mewujudkannya.
Berdasarkan perbandingan kebudayaan tersebut, masyarakat Tionghoa di Amerika Serikat melakukan komunikasi lintas budaya dengan strategi akulturasi. Melalui strategi tersebut, masyarakat Tionghoa menerima dan mengolah kebudayaan Amerika Serikat, tetapi tidak menghilangkan kebudayaan asli China yang melekat dalam diri mereka.Â
Sebagai dampak dari akulturasi, masyarakat Tionghoa tentu mempelajari dan menguasai bahasa Inggris untuk berkomunikasi sehari-hari. Namun, masyarakat Tionghoa juga mengajarkan keturunan mereka bahasa Mandarin agar bisa berbincang dengan sanak saudara dan dapat digunakan untuk berkomunikasi di tengah kemajuan ekonomi China.