Mohon tunggu...
Gevania Salma
Gevania Salma Mohon Tunggu... Mahasiswa - International Relations Graduate

Graduated from UPN "Veteran" Yogyakarta with a Bachelor's Degree of Social Science majoring in International Relations.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Respons Negara-Negara Asia Tenggara terhadap AUKUS

26 Mei 2022   18:23 Diperbarui: 26 Mei 2022   19:07 1547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: orfonline.org

Thailand

Thailand merespons pembentukan AUKUS dengan hati-hati dan tidak ingin mengambil posisi terkait AUKUS yang berisiko menyinggung Amerika Serikat atau China. Sepuluh hari setelah pembentukan AUKUS diumumkan, Perdana Menteri Thailand, Prayut Chan-o-Cha, menyampaikan pidato yang direkam sebelumnya di Perserikatan Bangsa-Bangsa di mana ia menjanjikan dukungan Thailand untuk Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir dan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT). Dengan mengacu pada dua perjanjian tersebut, muncul anggapan bahwa Thailand memiliki keraguan terhadap AUKUS.

Negara-negara Asia Tenggara yang belum memberikan respons secara resmi terhadap AUKUS yaitu Brunei Darussalam, Myanmar, dan Laos. Brunei Darussalam belum membicarakan atau mengadakan konsultasi informal terkait AUKUS. Sedangkan, Myanmar dan Laos telah abstain untuk mengomentari pembentukan AUKUS.

Berbagai respons yang diberikan negara-negara Asia Tenggara terhadap AUKUS membuat ASEAN menghadapi keraguan dari masyarakat global karena dianggap tercerai-berai dan tidak mampu mengambil tindakan nyata dalam memberikan respons yang mewakili semua anggotanya. Guna menjaga sentralitasnya, tindakan nyata ASEAN dalam menyikapi AUKUS dan menjaga soliditas dapat dimulai dengan mengambil sikap melalui pernyataan bersama ASEAN yang dilakukan secara kolektif. Sebagai organisasi regional di Asia Tenggara, ASEAN harus mampu menginisiasi terbentuknya rasa saling percaya antara negara anggota ASEAN, AUKUS, dan China melalui meja perundingan multilateral. Dengan menempuh jalur diplomatik, ASEAN diharapkan dapat mengurangi ketegangan di kawasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun