Lanjutan dari cerpen sebelumnya...
Waktu berlalu, membawa serta kenangan manis yang pernah kita rajut bersama. Hari-hari yang dulu penuh warna kini seolah memudar, menjadi sketsa hitam putih yang tak lagi memiliki makna.
Suatu pagi, jemariku bergerak tanpa sadar, membuka aplikasi Instagram. Mataku terpaku pada layar, menatap nanar pada cerita yang baru saja kau unggah. Di sana, terpampang jelas sosok lelaki yang tengah kau dekati. Senyummu begitu cerah, secerah mentari pagi yang menyinari duniaku yang kini redup.
Oh Diana, mengapa pada hari ini kau secepat itu melupakanku?
Baru kemarin rasanya kau mengisi hari-hariku dengan tawa riang,
Kini kau telah berlari, meninggalkanku dalam sunyi yang mencekam.
Hatiku berdenyut nyeri, seolah ada ribuan jarum yang menusuk tepat di pusatnya. Aku teringat akan masa-masa indah kita, ketika kau masih menjadi inspirasi terbesarku.
Kau yang pernah menjadi muse-ku,
Seolah menari, melangkah, berputar dengan indah di atas kertasku.
Penaku begitu bebas, ketika bercerita tentangmu.