Malam ini, seperti malam-malam sebelumnya, aku menatap hamparan langit yang bertaburan bintang. Setiap titik cahaya seolah berbisik, mengingatkanku pada senyummu yang dulu selalu menerangi hari-hariku. Diana, di manakah engkau kini?
Tujuh bulan telah berlalu sejak kau memilih untuk pergi. Tujuh bulan yang terasa seperti selamanya, namun juga hanya sekejap mata. Kenangan tentangmu masih segar, seperti cat yang baru digoreskan di atas kanvas.
Aku masih ingat jelas hari pertama kita bertemu, meski hanya melalui layar laptop. Saat itu, dunia sedang bergulat dengan pandemi, dan perkuliahan dilakukan secara daring. Aku, mahasiswa hukum angkatan 2020, baru saja menyelesaikan zoom meeting program kerja bersama Dandy, sahabatku.
"Oke, guys. Thanks ya udah ikut rapat proker ini," ucap Dandy, hendak mengakhiri panggilan.
Tiba-tiba, sebuah bayangan melintas di belakang Danang. Sosok itu berhenti sejenak, menyadari ada panggilan video yang masih berlangsung.
"Eh, sorry. Kirain udah selesai," ujar suara lembut itu.
Dandy menoleh, lalu tersenyum. "Oh iya, belum. Eh, sekalian aja deh. Guys, kenalin nih adik gue."
Lalu, muncullah kau di layar. Rambut hitammu yang panjang tergerai, matamu yang berbinar memancarkan kehangatan. Tanpa kacamata, wajahmu terlihat lebih jelas, membuatku terpana. Kau tersenyum kikuk, "Hai semuanya. Aku Diana."
Duniaku seketika berhenti berputar. Di tengah kejenuhan kuliah online, kau hadir bagai secercah cahaya yang menyegarkan.
"Diana ini juga anak hukum lho, angkatan 2021," tambah Dandy.