Meskipun pengurangan biaya menjadi hal yang diperlukan, manajemen KFC Indonesia harus segera mengimbangi keputusan ini dengan strategi pemulihan yang lebih proaktif. Fokus pada pengembangan layanan digital, penyesuaian produk dengan prefesensi lokal, serta komunikasi terbuka kepada konsumen adalah langkah yang harus diambil untuk memulihkan kepercayaan pelanggan dan mendukung keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang. Keputusan ini seharusnya bukan hanya soal bertahan, tetapi juga merencakanan pemulihan yang berkelanjutan.
Pengelolaan Biaya dan Strategi Akuntansi Manajemen
Dalam menghadapi kerugiannya, pengelolaan biaya menjadi kunci utama bagi KFC Indonesia. Dalam konteks akuntansi manajemen, perusahaan harus mampu mengidentifikasi biaya tetap dan variabel dengan cermat. Oleh karena itu, analisis Cost-Volume-Profit (CVP) perlu dilakukan untuk menentukan titik impas dan strategi untuk menurunkan beban biaya yang tidak produktif.
Selain itu, KFC Indonesia harus mempertimbangkan penggunaan metode Activity-Based Costing (ABC) untuk menganalisis dengan lebih tepat biaya yang dikeluarkan untuk setiap aktivitas yang dilakukan perusahaan. Pengurangan biaya yang tidak terkait langsung dengan pelayanan kepada pelanggan, seperti biaya pemasaran yang tidak efektif, bisa menjadi langkah strategi untuk meningkatkan efisiensi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H