Mohon tunggu...
Gatot   "Jendral" Subroto
Gatot "Jendral" Subroto Mohon Tunggu... lainnya -

Asisten Sutradara 1, Penulis, Penggemar Foto, Aktor (Coboy Junior The Movie 1 dan 2, Slank Ga Ada Matinya, Tak Kemal Maka Tak Sayang, 7 Misi Rahasia Sophie, 3 DARA, SKAKMAT, BEST FRIEND FOREVER - tayang 2016, PETAK UMPET MINAKO - tayang 2016) yang terus belajar untuk menulis dan berkarya untuk sesama.\r\n\r\nFB : dream_catcher2015@yahoo.com\r\nBlog : http://takketik.blogspot.com/\r\nTwitter : @gatot_winner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Detik yang Abadi di Desaku

12 April 2012   09:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:42 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski jalanan sepi, saya tidak takut, karena jalanan itu terbuka lebar, di kanan-kiri terbentang hamparan luas sawah. Jejeran pepohonan yang cukup tinggi di tepian jalan, membuat saya merasa teduh. Tapi ingat, jalanan ini bukan jalan aspal, masih berbatu-batu yang tercampur tanah, sehingga bila hujan, bisa dipastikan lengket dan kotornya sandal saya bila berlarian di atasnya.

Saat sendirian, saya menatap ke depan dan ke belakang, nampak terasa lenggang, tapi anehnya, saya tak pernah merasa sendiri. Alam seolah berbicara !! Sebagai anak kecil, saya tidak memahaminya, tapi ini yang terjadi.

Saya tidak merasa sendiri, sepertinya tiap pohon dan tanaman, semilir angin, kumbang dan kupu-kupu, ikan-ikan yang berenang dan bunyi gemericik pertemuan air di waduk-waduk kecil dekat sawah-sawah itu, seolah menjadi teman "bicara". Dan bila ini sudah terjadi, saya hanya memejamkan mata, duduk di tepian parit dan.. wuushhhh.. "Unbelieveable Moment". Ada rasa haru yang kuat, ada sentuhan yang dekat, ada ketenangan yang membahana.. dan ini membuat saya gemar melakukan perjalanan ini.

Hingga akhirnya saya bertemu desa lain di ujung jalan, saya kemudian bisa melanjutkan kembali perjalanan saya menuju desa berikutnya dan kembali pulang ke rumah menyusuri jalan yang sama. SAYA BENCI BILA MELIHAT SAMPAH-SAMPAH DI TEPI SUNGAI, sering saya membawa kantong plastik untuk saya memasukkan sampah tersebut dan membuangnya ke tempat sampah. Tapi untungnya, semasa saya di desa dahulu, sampah di sungai sangatlah jarang, bahkan nyaris tidak ada.

[caption id="attachment_181515" align="aligncenter" width="645" caption="Sungai dan waduk buatan"]

1334222537587233716
1334222537587233716
[/caption] ------------------------------ 3. MENCABUTI SISA TANAMAN :

Nah, ini yang paling menyenangkan, yaitu saat panen telah selesai. Saya, saudara-saudara dan teman-teman sekolah, berebut mengais-ngais tanah, mencari sisa kacang atau ubi atau ketela, dari tanah-tanah sawah tersebut. Kami gali dan kami gali hingga kami menemukan kacang-kacangan tersebut. Bila sudah mendapatkannya, kami kumpulkan dalam rantang berukuran besar untuk kami serahkan pada Ibu. Ibupun memasaknya menjadi kacang rebus yang siap dihidangkan menemani acara belajar di malam hari.

Kadang kalo kami mau, kami bisa makan kacang /ubi itu langsung.. he3x.. (dasar anak-anak). Biasanya kegiatan mencari sisa panenan ini kami akhiri dengan main lempar "lempung"/tanah liat yang dicampur air. Semacam permainan "lempar bola salju" ala Indonesia, ha3x.

---------------------------------- 4. BERMAIN DI ATAS TUMPUKAN JERAMI : [caption id="attachment_181511" align="alignleft" width="111" caption=" Tumpukan jerami"]

1334222164245019794
1334222164245019794
[/caption] Gatal ?? Yah.. dikit.. tapi yang penting senang... ngga ada trampolin, tumpukan jeramipun jadi. Disini, kami (saya dan teman-teman) biasa bermain gulat, berlompatan, membenamkan kepala dan macam-macam. Bahkan tidur siang di atas tumpukan jerami itu sambil melihat arak-arakan awan dan kapas-kapas yang berjatuhan. Kebetulan tumpukan jerami yang berada di sebelah rumah kami, berada tepat di bawah 2 pohon kapas berukuran sangat besar. ---------------------------------- 5. MEMANJAT POHON CERI :

Ngga tahu yah kalau anda, tapi kalau saya dahulu... selagi jaman dimana belum adanya media sosial untuk chatting online, saya dan rekan-rekan biasa punya tempat nongkrong dan berchit-chat (ngobrol ngalor ngidul) yaitu POHON CERI.

Setelah memastikan aman dan tidak ada penjaganya (sebab pohon ini seringkali di tanam di perkarangan rumah orang atau dibalai desa dan puskesmas), kami memanjat dan berebut mencari buah ceri. Warna merah dan berukuran besar, itu sasaran pertama saya, semua dikumpulkan di kantung baju. Kadang kalau lagi sial, kantung baju itu tergencet dahan pohon dan akhirnya buah ceri itu "mejret" menempel di baju kami menimbulkan warna kecoklatan dan bau khas beraroma gula alami.

Setelah puas mengumpulkan, kami bersandar sambil menikmati pohon ceri. Di sela-sela itulah, kegiatan ala "Ibu-Ibu PKK" kami dimulai, mulai dari membahas mainan baru (gangsing, layangan, dll) sampai janjian belajar kelompok, pokoknya seru deh. Nah, yang paling indah adalah, saat mentari terbenam dan saya melihatnya dari atas pohon ceri itu. Byuhhhh... sinarnya yang menyapu bentangan sawah di bawah saya, hmm.. terekam di mata dan teringat di memori saya hingga kini.. "So Beautiful".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun