Mohon tunggu...
Maria GetrudisTuti
Maria GetrudisTuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Penggunaan Masker Telah Menjadi Habitus bagi Masyarakat?

4 Juni 2022   10:07 Diperbarui: 4 Juni 2022   10:20 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Virus Covid-19 merupakan sebuah Bencana Nasional yang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada 2020 lalu dan berlangsung hingga saat ini, namun kasusnya sudah mulai menurun. Pada awal masuknya virus ini ke Indonesia, masyarakat ramai memperbincangkannya. Perbincangan ini tidak terlepas dari jumlah korban jiwa dan korban yang terinfeksi Covid-19 dari waktu ke waktu yang semakin meningkat. 

Virus ini merupakan sebuah penyakit menular yang tidak ada tandingannya. Penularan virus ini dapat melalui droplet (saat batuk, bersin, bernyanyi, berbicara, dan bernafas), udara, permukaan yang terkontaminasi, dan juga melalui limbah manusia. Virus covid-19 ini merupakan sebuah virus yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Orang yang memiliki penyakit bawahan seperti asma,

penyakit jantung, tekanan darah tinggi serta mereka yang sudah memasuki usia lanjut sangat cepat dan rentan terkena virus ini.

Indonesia sebagai salah satu negara yang terjangkit oleh wabah virus corona pun harus melakukan tindakan tegas untuk menekan angka penularan Covid-19. Hal ini dikarenakan Covid-19 membawa dampak yang begitu besar bagi semua kalangan. Covid juga berdampak secara langsung terhadap segi-segi kehidupan setiap orang, sehingga perlu adanya pencegahan terhadap virus corona

salah satunya adalah menerapkan protokol kesehatan yakni 5M. Suni (2020) juga menjelaskan bahwa dengan adanya protokol kesehatan dapat membantu menanggulangi Covid-19 yang terdiri dari fase pencegahan, fase deteksi, dan fase respon. Upaya yang dapat dilakukan pada fase pencegahan oleh setiap individu antara lain: memakai masker, memakai sarung tangan, menggunakan hand desinfektan, dan juga mencuci tangan dengan sabun.

Menggunakan masker merupakan salah satu pencegahan yang dilakukan, sebab virus ini dapat menular melalui droplet. Sehingga pemerintah sangat menghimbau dan menetapkan kebijakan agar masyarakat selalu menggunakan masker. Untuk mendapatkan perlindungan lebih, pemerintah juga menganjurkan agar masyarakat menggunakan double mask. 

Alhasil, pada waktu itu sempat terjadi kelangkaan masker, dimana masker medis sangat sulit ditemukan. Di berbagai apotik pun sangat sulit untuk mendapatkan masker, bahkan harga masker pun mulai meningkat. Adanya kelangkaan ini, membuat masyarakat berinisiatif membuat masker kain dan menjualnya.

Sebelum adanya virus covid-19 ini, hanya sedikit masyarakat yang menggunakan masker. Awalnya masker hanya digunakan oleh para tenaga medis yang bekerja di Rumah Sakit dan sebagian orang untuk menutup jerawat, menghindari debu saat mengendarai motor, dan lain sebagainya. Akan tetapi, dengan adanya covid-19 dan kebijakan yang dibuat pemerintah demi kebaikan bersama, 

maka dari situ setiap masyarakat mulai menggunakan masker saat melakukan aktivitas atau kegiatan diluar rumah. Hal ini menjadi sebuah kebiasaan baru bagi masyarakat yang mau tidak mau harus dilakukan demi menjaga kesehatan serta keselamatan diri sendiri. Sehingga penggunaan masker bisa dikategorikan ke dalam habitus.

Menurut Bourdieu, Habitus berisi mengenai struktur yang ada di masyarakat yang datang dari sebuah proses ajaran di tengah masyarakat yang berhubungan erat dengan realitas sosial yang dapat diatur dan kemudian menjadi hasil dari sikap tunduk terhadap aturan yang diberlakukan. Habitus juga dapat diartikan sebagai “struktur yang terstruktur”. Dengan begitu, habitus dihasilkan dan menghasilkan oleh dan dari kehidupan sosial seseorang atau kelompok.

Bourdieu menetapkan seseorang sebagai subjek. Subjek tersebut yang nantinya akan menentukan pilihan mereka masing-masing, karena memiliki otonomi dalam dirinya (Harker, Mahar, dan Wilkes,Eds. Terj. Pipit Maizier, 2009: xix). Maka, habitus dapat dinyatakan berasal dari sebuah bentuk ketidaksadaran yang merupakan hasil dari sebuah proses adaptasi. Habitus memiliki hubungan yang sangat erat dengan ranah yang nantinya akan menghasilkan praktek.

Pandemi yang berjalan cukup lama selama dua tahun ini, mengharuskan masyarakat untuk menggunakan masker. Hal ini berjalan selama dua tahun dan sudah menjadi kebiasaan bagi setiap masyarakat untuk selalu menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Walaupun pada, 17 Mei 2022 yang lalu, Presiden Jokowi telah mengumumkan pelonggaran penggunaan masker 

ketika masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan yang tidak padat orangnya. Akan tetapi, tanpa disadari, ini sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian besar masyarakat, bahkan sekarang ada sebagian besar orang yang merasa aneh jika bepergian tanpa menggunakan masker walaupun di area terbuka.

Penggunaan masker merupakan sebuah kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah, namun memiliki tujuan yang baik bagi mayarakatnya, dimana untuk menjaga keselamatan masyarakatnya. Berbicara mengenai pemerintah berarti kita akan berbicara ke ranah politik. Namun, adanya pandemi ini menghambat segala ranah kehidupan masyarakat, 

sehingga jika dilihat dari tujuannya pemerintah menetapkan kebijakan ini guna untuk membantu menstabilkan segala aspek ranah kehidupan yang ada di masyarakat (ranah politik, sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya). Hal ini berkaitan dengan habitus, karena ranah merupakan suatu konteks (pandemi covid-19) dimana seseorang dapat menentukan perilakunya (penggunaan masker). 

Jika dikaitkan dengan modal, kebiasaan penggunaan masker tidak hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan primer (menjaga kesehatan), melainkan juga berelasi dengan modal ekonomi seseorang. Modal ekonomi ini dapat dilihat dari jenis masker yang digunakan individu. Masker yang dijual di toko, apotik, maupun pinggiran jalan tentunya memiliki harga yang berbeda-beda. 

Dimana masker merek Sensi Convex maupun Pokana KN95 memiliki harga jual yang tergolong tinggi serta kualitasnya lebih baik dari masker lainnya. Ini tidak sebanding dengan masker duckbill lainnya yang biasa di jual dengan harga murah per dosnya.  Maka, penggunaan masker ini dapat dikatakan sebagai gaya hidup seseorang.

Sehingga, dengan adanya penetapan kebijakan penggunaan masker menjadi sebuah struktur yang terstruktur dalam kehidupan masyarakat. Kemudian, kebijakan penggunaan masker ini di konstruksi menjadi sebuah kebiasaan bagi masyarakat. Dengan demikian, adanya kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah, yakni penggunaan masker menjadi sebuah habitus baru ditengah masyarakat.

Daftar Pustaka :

Krisdinanto, N. (2014). Pierre Bourdieu, Sang Juru Damai. KANAL: Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(2), 189-206.

Suni, N. S. P. (2020). Kesiapsiagaan Indonesia Menghadapi Potensi Penyebaran Corona. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun