Putih kulit mu, tergores tinta warna sekujur membentang
rambut teruarai penuh warna sebagai hiasan
sedikit kusam elok dipandang menghapus kenang
siapakah dikau gerangan (benak ku dalam-dalam)
Malu memang sikap yang ku tanam
berbuah ragu mungkin hasil yang tak ku harapkan
ragu menyapa mu adalah sesal ku terdalam
saat tatap mata mu menghujam dalam
oh dikau siapa gerangan....
Kini sejak sapa kenal diri mu
hanyut terbawa aku oleh sikap mu
sampai ku sadar berbeda aku dengan mu
kau pecinta senja aku pengagum fajar
sama sinar berbeda rasa
ku beri kehangatan kala dingin menyapa
kau beri aku kecup sinar penghanyut lelah terasa
tapi semua semu belaka
saat mata terbuka dari tidur yang lama
astaga ...
kenapa harus dimimpi rasa mesra yang ada
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H