"Awalnya agak abstrak, tapi kalau diingat-ingat lagi, hidup saya seperti sebuah roller coaster. Secara keseluruhan saya menjalani semua aktivitas dengan fully-passionate."
Meskipun masih tertinggal 1% perasaan gengsi untuk menanyai tips kemenangan rival, saya menggantinya dengan belajar diam-diam dari Google atau Youtube.
Dengan demikian, kita akan menyadari pentingnya belajar dan mencoba. Soal keberhasilan, "If not today, maybe tomorrow?".
Sama halnya ketika potongan terakhir makanan favorit yang sengaja kita sisakan ternyata direbut oleh adik kita, bagaimana rasanya? Sebelum 24 tahun, mungkin saya akan mengomel.Â
Tapi sekarang, ya biasa saja... Saya merasa semua hal yang terjadi memang sudah semestinya terjadi. Kita bisa berusaha mencegah kemungkinan terburuk terjadi, tetapi apa jadinya jika pada akhirnya kemungkinan buruk itu benar-benar terjadi?Â
Well, bukan kewajiban kita untuk membuatnya kembali, kita hanya perlu ikhlas dan melewati waktu-waktu kedepan seperti biasanya.
Selain kegagalan, merelakan hal yang kita punya atau memberikan sebagian porsi hak kita kepada orang lain atau untuk keperluan lain yang dapat memulihkan keadaan juga menjadi sesuatu yang biasa-biasa saja.
-
Saya memikirkan banyak hal yang sepertinya patut dicoba. Saya jadi seperti anak kecil lagi yang memimpikan banyak hal. Ingin menjadi itu... ingin punya ini... ingin melakukan itu... ingin membeli ini, itu, dan ini...Â
Sampai pada satu titik, saya stuck dan malah balik bertanya kenapa melakukan ini, kenapa tidak melakukan itu, apa ini perlu dilakukan, apa itu betul mesti dilakukan... Apa yang salah dan apa yang benar menjadi betul-betul abstrak. Saya kehilangan gambaran besarnya.
Suatu hari saat sedang luang, saya membuka sebuah platform edukasi yang difasilitasi kantor. Terdapat beberapa materi video pengembangan diri di sana.