Mohon tunggu...
Getha Dianari
Getha Dianari Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Swasta

Tunggu sesaat lagi, saya akan menulis lagi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Salah Telanjur Tinggalkan Jakarta dalam Situasi Bahaya Covid-19

26 Maret 2020   15:53 Diperbarui: 26 Maret 2020   22:10 11273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya jadi mengerti rasanya mengkhawatirkan kesehatan orang lain di atas kesehatan diri saya sendiri. Saya jadi mengerti rasanya bersalah telah menimbulkan risiko yang seharusnya tidak perlu terjadi karena keegoisan diri sendiri.

Karena hal ini, saya belajar untuk mulai berpikir panjang dalam mengambil keputusan-keputusan yang bahkan terlihat sederhana.

Mencegah tetap yang terbaik
Siapa sangka saya menjadi begitu disiplin mengonsumsi vitamin, susu, jamu, dan jahe? Saya yakin ribuan orang di luar sana juga melakukan hal yang sama. Memang ada biaya yang harus dibayar untuk membelinya, apalagi mengumpulkan niat untuk mengonsumsinya secara rutin.

Namun harga yang dibayar sepadan dibandingkan jika kita jatuh sakit. Toh pekerjaan kita, waktu kita, tabungan kita, kesempatan kita untuk menikmati hidup dengan hobi kita atau berkumpul dengan teman-teman kita, semuanya tidak akan berarti lagi jika kita jatuh sakit.

Menyetop pola hidup boros
Karena social distancing, perekonomian memburuk, negara terancam krisis. Pasalnya perekonomian Indonesia ditopang dari konsumsi, namun bisa kita saksikan sendiri bahwa kegiatan konsumsi masyarakat sudah sangat minim. Mall sepi, jalan raya sepi, apa artinya?

Masyarakat sudah tidak berbelanja, tidak naik transportasi umum, tidak melakukan traveling baik dalam maupun luar negeri. Banyak bisnis yang kehilangan pelanggan. Tetapi di satu sisi, ini seperti terapi untuk menetralisasi pola hidup kita yang boros.

Sejak social distancing, mungkin manusia belajar untuk mengedepankan waktu pada urusan esensial seperti bercengkerama dengan keluarga, makan dan tidur teratur, membaca buku, olahraga, berdonasi online untuk pihak-pihak yang mata pencahariannya harus terhenti sementara, update berita, dan kegiatan sederhana lain yang bisa dilakukan di rumah.

Manusia dibuat menjadi lebih sadar terhadap kesehatan jiwa, jasmani, dan finansial, serta lebih peka terhadap isu sosial.

Semua bisa dimulai dari rumah
Banyak orang berpikir, termasuk saya, bahwa olahraga adalah sesuatu yang menyebalkan. Saya berpikir bahwa olahraga itu ribet karena harus datang ke gym atau stadion dengan baju atau perlengkapan khusus. Sampai akhirnya saya menyadari bahwa olahraga bisa dilakukan di rumah, bahkan dengan baju piama segera setelah kita bangun tidur.

Selain berolahraga, bekerja pun malah lebih menyenangkan bila dilakukan di rumah karena kita menjadi lebih fokus. Belajar bagi siswa juga tetap bisa dilakukan efektif jika dilakukan dari rumah. Kita terdorong untuk menjadi kreatif, memaksimalkan teknologi yang ada untuk terhubung dengan pendidikan dan pekerjaan. Ini luar biasa!

Kembali ke nol
Kapan terakhir kali Anda benar-benar beristirahat di rumah? Kecuali Anda mengambil cuti, namun cuti itu sendiri terasa sayang jika dilewatkan tanpa traveling ke luar kota atau ke luar negeri, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun