Mohon tunggu...
Getha Dianari
Getha Dianari Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Swasta

Tunggu sesaat lagi, saya akan menulis lagi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Punya Banyak Keinginan Karir?

1 Mei 2019   09:18 Diperbarui: 1 Mei 2019   11:12 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: educationenfrance.com

Memiliki banyak keinginan dalam hidup, menaruh banyak minat untuk meniti lebih dari satu karir? Apakah hal seperti itu diperbolehkan dan dapat membawa seseorang pada puncak kesuksesan?

Mulanya saya meyakini paham spesialis, bahwa kesuksesan dalam karir dapat dicapai hanya jika seseorang fokus pada satu jalur bidang tertentu. Bagaimana bisa mengejar dua layang-layang putus? Bagaimana dua kelinci lepas dapat ditangkap dalam waktu bersama-sama?

Pemikiran seperti itu wajar, namun tidak salah juga jika tidak diyakini sepenuhnya seperti dalam buku bertajuk My Career Is Multi-Career karya Lestari Nurhajati & Ardiningtiyas Pitaloka. Bahwa memiliki banyak keinginan karir bukanlah sesuatu hal yang salah dan tak sedikit contoh sukses beranjak dari multi-career.

Menangkap Dua Kelinci

Kembali pada analogi kelinci. Mengapa dua kelinci harus ditangkap sekaligus? Dalam perumpamaan ini, apakah ada batas waktu tertentu sehingga kelinci harus ditangkap dua sekaligus? Batas waktu itu sama seperti usia atau waktu yang berlaku umum untuk mengidentifikasi ruang aktivitas manusia: 60 detik dalam satu menit, 60 menit dalam satu jam, 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, 30 hari dalam sebulan, 365 hari dalam setahun, atau dapat pula diartikan sebagai target usia yang ditentukan dalam meraih puncak sukses karir.

Jika demikian, bukankah kedua kelinci dapat ditangkap asalkan kita membagi waktu menjadi dua fase untuk menangkap masing-masing kelinci? Berlari sekencang mungkin menangkap kelinci pertama, kemudian melanjutkan pengejaran kelinci kedua.

Agar bisa berlari kencang, berlatihlah sebagaimana seorang pelari maraton berlatih keras dan penuh disiplin. Mereka bahkan mengatur pola makan agar mendapat asupan gizi tinggi protein dan energi. Sedangkan agar pintar mengalokasikan energi dalam batas waktu penangkapan, susunlah strategi. 

Pelari maraton tidak semata-mata lari kencang membabi buta karena ia tahu jika seperti itu kemungkinan energinya habis sebelum menyentuh garis finish. Gunakan kemampuan kita untuk mengenal batas-batas dan potensi diri, menerawang peluang, dan menentukan prioritas. Kapan harus memulai, mempercepat atau memperlambat langkah, dan berhenti sejenak untuk mengevaluasi pencapaian.

Mengalokasikan Waktu, Bukan Tidak Fokus

Banyak orang salah mengira seorang multi-career akan gagal karena tidak fokus. Saya lebih setuju jika semua orang dalam karirnya, baik multi atau single career, akan gagal jika tidak fokus. Nicholas Saputra dalam program Talks Telkomsel menyampaikan, "Yang paling penting dalam mencapai tujuan menurut saya adalah konsistensi."

Fokus, konsisten, dan komitmen adalah kunci keberhasilan karir. Seorang multi-career bukan mengerjakan banyak hal bersamaan dalam satu waktu. Jika profesi seseorang adalah akuntan/penulis/koki, mana bisa menghitung ledger sambil menulis artikel dan memasak sekaligus?

Untuk mencapai keahlian tertentu, diperlukan setidaknya tiga tahap proses: (1) belajar (mempelajari referensi dari buku atau video tutorial, workshop, training, sertifikasi), (2) berlatih (mengasah kualitas kemampuan melalui praktik-praktik percobaan), dan (3) go public (melelang kemampuan dalam dunia profesional). Seorang multi career mengalokasikan waktu lebih baik agar tiga proses itu pada setiap bidang karirnya dapat sama-sama tercapai.

Bekerja Lebih Keras

Seorang pemimpi yang memiliki banyak keinginan dalam hidup harus berusaha lebih keras dari usaha kebanyakan orang. Kita tidak bisa menuntut hasil maksimal dengan proses minimal atau tanpa melakukan apa-apa. Berikut cara-cara yang dapat dilakukan untuk mendukung usaha keras kita :

  • Menyusun skala prioritas.
  • Membuat time plan.
  • Menyiapkan energi prima melalui pola hidup sehat.
  • Belajar dan berlatih secara disiplin agar bidang dikuasai dengan cepat dan mencapai prestasi terbaik.
  • Memperluas jaringan dan mempertahankan hubungan baik (dalam banyak kesempatan, koneksi dapat membantu upaya kita mencapai tujuan di tengah keterbatasan).

Kapan Keberhasilan Datang?

Dr. Seuss adalah contoh pengalaman yang bagus. Berkarir sebagai komikus, kartunis, penulis artikel majalah dan surat kabar, bekerja di bidang periklanan, namun kariernya mencapai puncak di usia 50 tahun malah saat beliau menulis buku anak-anak. Andrea Hirata sempat berprofesi sebagai karyawan BUMN selama 12 tahun sebelum dikenal sebagai novelis populer seperti saat ini melalui karya pertamanya Laskar Pelangi.

Ayah saya sendiri mengalami hal yang sama. Menamatkan pendidikan pada jurusan teknik, berkarir dalam pemeliharaan dan pengembangan teknologi telekomunikasi mulai dari telegraf, pesawat telepon, hingga jaringan. Namun mencapai puncak malah saat beliau berkarir di bidang pemasaran dan penjualan pada usia 40 tahun.

Saya ingat kata-kata seorang penyanyi-penulis lagu legendaris Korea Selatan, Jeon In-Kwon dalam program televisi All The Butlers, "Apa kamu tahu semua orang mendapat gilirannya, waktu mereka untuk bersinar. Ingin memiliki segalanya hanya akan membuatmu lelah. Kalau kamu melakukan yang terbaik pada semua hal yang kamu lakukan, giliranmu pasti akan datang. Dan saat datang, akan terjadi dengan cara yang tidak terduga."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun