Setelah sampai rumah dan membuka pesanan, saya tersadar semua minuman tadi tertinggal. Akhirnya saya menghubungi call center, kemudian pihak toko menelepon kembali dan berjanji mengantarkan pesanan minuman yang tertinggal ke rumah.Â
Janji itu saja sudah membuat saya senang atas komitmen pelayanan yang diberikan. Terlebih lagi, setelah pesanan diantar, driver memberikan sebuah hidangan best seller gratis sebagai permohonan maaf atas kelalaian pelayanannya.
Pernah dengar ungkapan jika seorang customer service harus pintar bicara? Saya setuju. Namun berdasarkan contoh-contoh di atas, pelayanan bukan hanya soal kata-kata, pelayanan sejati adalah pelayanan yang dapat dijamin dengan tindakan. Ini sudah masuk pada prinsip integritas, spirit terpenting yang harus diterapkan manusia dalam setiap aktivitas kehidupannya.
Coba bayangkan, jika seorang customer service berkata seperti ini kepada Anda,
"Bapak/Ibu mohon menunggu, permasalahan Anda akan kami selesaikan 1x24 jam."
Sejauh ini, baik bukan? Namun jika lewat 1x24 jam permasalahan belum terselesaikan, Anda merasa dikhianati dan ingin memaki-maki sang customer service. Beda cerita jika tak sampai 1x24 jam permasalahan sudah disolusikan, tidak ada sedikit keraguanpun untuk memuji pelayanan sang customer service, bahkan mempromosikan produk kepada kerabat karena di mata Anda perusahaan tersebut dapat menunjukkan integritasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H