Jika tidak berbakat tapi berkarya, nilainya juga nol. Sedikit pengecualian untuk kasus ini. Seseorang yang tidak punya bakat tapi mencoba mempelajari sebuah kompetensi, karyanya barangkali tidak seistimewa karya seorang berbakat dari bidang kompetensi tersebut. Ini masalah insting kreativitas alamiah untuk membuat karya gemilang, maksud saya ide out of the box. Karena seorang pembelajar tanpa bakat, biasanya text book dan step by step sesuai ajaran guru, canggung keluar dari pagar merah. Tapi bisa saja karena jam terbangnya, seorang pembelajar tanpa bakat akan menjadi segemilang pembelajar berbakat.
Asumsi terakhir, jika sudahlah tidak punya bakat dan tidak pula berkarya, hasilnya minus dua.
Berapa Nilai Kompetensimu?
Tanyakan diri sendiri empat hal ini:
(1) Apakah saya menyadari bakat yang saya miliki?
(2) Sejauh mana saya mengelola bakat tersebut?
(3) Adakah karya yang sudah dihasilkan dari bakat tersebut?
(4) Bagaimana karya tersebut memberikan saya arti lebih?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, bisa sambil membuat peta seperti (contoh) ini.